Pembicaraan:Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryan Ikhsan R (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ryan Ikhsan R (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 268:
Saya masih ingat, kira-kira pada tahun 2014 lalu, pernah melihat suatu usulan di suatu postingan halaman "Anak-Anak Minang" di fesbuk, waktu itu saya lihat bahasannya mengenai kebingungan jika disebut "suku Minangkabau" karena di dalamnya terdapat berbagai suku, namun saat itu saya belum bersikap kritis karena belum ada menemukan hal-hal yang meresahkan seperti munculnya tulisan atau konten yang tidak jelas dalam membahas seputar Minangkabau hingga akhirnya pada tahun 2017 kalau tidak salah sempat sedikit terkejut ketika melihat suatu komentar netizen dalam suatu postingan yang mengatakan istilah 'Melayu Minangkabau' yang seolah Minangkabau hanya sub-etnis Melayu seperti Melayu Deli, Melayu Riau, dll, yang padahal itu jelas salah (saat itu belum banyak pengguna medsos yang berkecimplung pada bahasan itu), dan sadar bahwa ada hubungannya dengan isu klaim rendang sejak sekitar tahun 2009 hingga jelas terlihat pertikaian antara netizen Minang dengan netizen Melayu Malaysia pada tahun 2022 yang lalu kalau tidak salah setelah adanya soal Bahasa Indonesia yang tidak dianggap oleh seorang tokoh di Malaysia.
 
Jika kembali pada bahasan Minangkabau yang kadang diistilahkan sebagai 'Melayu Minangkabau' yang kadang disebut oleh sebagian kalangan orang Melayu Malaysia dan itu tidak ada dasarnya, lagian aneh dikatakan Minangkabau ini seolah anak dari Melayu, padahal adat yang dipakai etnis Melayu adalah adat Temenggung yang sebenarnya berasal dari adat Lareh Koto Piliang yang dicetuskan Datuak Katumangguangan, satu dari dua pencetus masing-masing 'lareh' dalam adat Minangkabau. Tentu kali ini kita fokusnya menyinggung, mengkritik, menyanggah, dan meluruskan suatu pandangan yang tidak ada dasarnya ini, bukan berarti kita memusuhi kalangan yang berpandangan begitu, sebagaimana pepatah Minang yang mengatakan “musuah pantang dicari, basuo pantang diilak'an”.
 
Saya ingin merekomendasikan tambahan tulisan mengenai ilmu antropologi, arkeologi, dan etnologi secara luas hingga pada ilmu genetika yang berhubungan dengan Minangkabau, agar laman ini kaya akan referensi.
Kembali ke halaman "Orang Minangkabau".