Prasasti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27:
Pada zaman [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan Islam]], prasasti menggunakan aksara dan [[bahasa Arab]] ataupun [[aksara Arab]] namun [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]] [[aksara Pegon]]. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga bersurat, makam, masjid, hiasan dinding, baik di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dll. Pada masa yang lebih muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa [[Inggris]], [[Portugis]], dan [[Belanda]]. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, [[meriam]], mata uang, cap, dan [[makam]]. Prasasti beraksara dan berbahasa [[Tionghoa]] juga dikenal di [[Indonesia]] yang tersebar antara [[masa Klasik]] sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang biasanya terbuat dari batuan pualam.
 
Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa [[batu]] atau lempengan [[logam]], daun, dan kertas. Selain andesit, [[batu]] yang digunakan adalah [[batu]] kapur, pualam, dan basalt. Dalam [[arkeologi]], prasasti [[batu]] disebut ''upala prasasti''. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari [[tembaga]] dan [[perunggu]], biasa disebut ''tamra prasasti''. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran [[perak]] dan [[emas]]. Adapula yang disebut''ripta prasasti'', yakni prasasti yang ditulis di atas [[lontar]] atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diisi dengan mantra-mantra agama [[indonesiaBhuda]].
 
== Lihat pula ==