Bani Salamah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 48:
Ada ibrah tersendiri tentang kisah pemindahan kiblat ini, yakni tentang 'ketaatan' dan 'kepatuhan' serta 'kesetiaan' dan keteguhan iman seorang [[Muslim]] dan [[Mu'min]] kepada [[Allah]] dan [[Muhammad|Rasul-Nya]].
Konsep sami'na wa atha'na ( ''Kami dengar dan kami taat'' ) sangat terkait sekali dengan kejadian Akbar ini, sekaligus menjadi ujian bagi kaum [[Muslimin]] tentang ketaatan mereka terhadap perintah [[Allah]].<ref>[https://rumaysho.com/32683-faedah-sirah-nabi-ini-kisah-pemindahan-arah-kiblat-dari-masjidil-aqsa-ke-kabah.html]"Faedah Sirah Nabi: Ini Kisah Pemindahan Arah Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Kabah"</ref>
Secara kronologis, Wahyu tentang pemindahan kiblat itu turun saat [[Muhammad|Rasul]] tengah melaksanakan Shalat Zuhur di [[Masjid Qiblatain]] di perkampungan Bani Salamah pada sekitar tahun 2 Hijriyah atau sekitar tahun 624 M. Sesuai dengan kisahnya, usai rakaat ke-2, rasul mendapatkan Wahyu itu (Q.S [[Al Baqarah]] ayat 144) dari [[Jibril]] Alaihissalam, seketika rasul pun membalikkan arah kiblatnya menuju Baitul Haram ([[Ka'bah]]).<ref>[https://pusatstudiislam.com/kisah-pemindahan-arah-kiblat/]"Kisah Pemindahan Arah Kiblat"</ref>
|