Masjid Noor Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k Dari musala menjadi masjid: Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 27:
Awalnya, masjid ini berupa [[musala]] yang dibangun sekitar tahun 1940 hingga 1950-an. Saat itu, beragam etnis bermukim di kawasan sekitar musala yang berada di Kampung Penatu (kini dikenal dengan Gang Penatu) yang menghubungkan antara Jalan Hasanuddin HM dan Jalan Pangeran Samudera. Etnis [[Orang Tionghoa|Tionghoa]] misalnya, yang pernah membangun Gedung Tjung Hua Tjung di kawasan tersebut dan kini menjadi tempat parkir. Ada juga orang [[Orang Jepang|Jepang]] (seperti dr Shogenji yang merupakan dokter gigi) dan orang [[Orang Belanda|Belanda]] (seperti Van Loen yang merupakan polisi [[Hindia Belanda]]) yang tinggal di kawasan ini.<ref name=":0">{{Cite web|date=2019-06-09|title=Berawal dari Langgar Berdiri Masjid Noor, Masjidnya Para Pedagang|url=https://jejakrekam.com/2019/06/09/berawal-dari-langgar-berdiri-masjid-noor-masjidnya-para-pedagang/|website=jejakrekam.com|language=id|access-date=2024-07-23}}</ref>
[[Berkas:Masjid Noor Banjarmasin.jpg|kiri|jmpl|Masjid Noor Banjarmasin pada tahun 2011]]
Karena munculnya pusat-pusat perdagangan di kawasan [[Pasar Baru Banjarmasin|Pasar Baru]], [[Pasar Sudimampir]], [[Pasar Malabar Banjarmasin|Pasar Malabar]], dan lain-lain, [[Hasan bin Abdurrahman Al Kaff|Habib Hasan Al Kaff]], salah satu tokoh kampung dari [[Orang Arab|etnis Arab]], menghadiahkan lahan untuk pembangunan langgar pada tahun 1950-an. Lambat laun, langgar ini menjadi masjid karena usulan dari Tuan Guru HajiK.H. Ahmad Zainal Aqli atau Tuan Guru Haji Ahmad Jagau. Semula, ada yang menyanggah usulan Guru Ahmad Jagau karena sudah memiliki masjid yang jarak yang berdekatan seperti [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]] dan [[Masjid Agung Miftahul Ihsan]]. Namun, dia memiliki alasan bahwa penduduk kota Banjarmasin semakin banyak sehingga tidak ada salahnya untuk membangun masjid baru.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite web|last=Rifad|first=Ahmad|title=Masjid Noor (2), Dindingnya Sempat Jebol Disebabkan Qari Tampan Ini|url=https://bakabar.com/post/masjid-noor-2-dindingnya-sempat-jebol-disebabkan-qari-tampan-ini-l7a6avpp|website=Bakabar.com|language=id-ID|access-date=2024-07-24}}</ref>
 
Awalnya, Masjid Noor berbentuk mirip dengan [[Masjid Jami Banjarmasin|Masjid Jami Sungai Jingah]], dimana memiliki bentuk atap limas berlantai dua dengan kubah kecil di puncaknya. Selain itu, di kawasan masjid juga pernah dikelilingi perkuburan muslimin. Seiring berjalannya waktu, dimana mulai berdiri banyak pasar seperti [[Pasar Niaga Banjarmasin|Pasar Niaga]] dan [[Pasar Cempaka Banjarmasin|Pasar Cempaka]] yang membuat jamaah semakin banyak hingga banyak jamaah [[salat Id]] di jalan, maka pada tahun 1990-an, bentuk awal diubah menjadi bangunan ala gedung modern seperti sekarang. Meski masjid ini mengalami pemugaran sampai 3 kali, jamaah masih tetap membludak hingga memenuhi ruas Jalan Pangeran Samudera dan sekitarnya. Kini, masjid ini sering mengadakan berbagai kegiatan seperti pengajian, tadarus Al- Qur'an, dan lain-lain.<ref name=":0" /><ref name=":2">{{Cite web|last=Rifad|first=Ahmad|title=Masjid Noor (1), Saksi Bisu Dua Peristiwa Kelam|url=https://bakabar.com/post/masjid-noor-1-saksi-bisu-dua-peristiwa-kelam-l7a6aroi|website=Bakabar.com|language=id-ID|access-date=2024-07-24}}</ref>