Borobudur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengayaan metadata sumber, doi:10.1016/j.annals.2004.10.010.
Baris 149:
Terletak sekitar {{convert|40|km|mi}} barat laut dari [[Kota Yogyakarta]], Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; [[Gunung Sundoro|Gunung Sindoro]]-[[Gunung Sumbing|Sumbing]] di sebelah barat laut dan [[Gunung Merbabu|Merbabu]]-[[Gunung Merapi|Merapi]] di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat Bukit [[Tidar]], lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan [[Menoreh]], serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu [[Sungai Progo]] dan [[Sungai Elo]] di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai [[Dataran Kedu]] adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai 'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.<ref name="p1">Soekmono (1976), halaman 1.</ref>
 
=== Tiga candi serangkaiserangkaii ===
Selain Borobudur, terdapat beberapa candi Buddha dan Hindu di kawasan ini. Pada masa penemuan dan pemugaran di awal abad ke-20 ditemukan candi Buddha lainnya yaitu [[Candi Mendut]] dan [[Candi Pawon]] yang terbujur membentang dalam satu garis lurus.<ref name="krom">{{cite book|author=N. J. Krom|title=Borobudur, Archaeological Description|year=1927|publisher=Nijhoff|location=The Hague|url=http://www.borobudur.tv/mendut_borobudur.htm|accessdate=17 August 2008|archive-date=2008-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20080817055309/http://borobudur.tv/mendut_borobudur.htm|dead-url=yes}}</ref> Awalnya diduga hanya suatu kebetulan, akan tetapi berdasarkan dongeng penduduk setempat, dulu terdapat jalan berlapis batu yang dipagari pagar langkan di kedua sisinya yang menghubungkan ketiga candi ini. Tidak ditemukan bukti fisik adanya jalan raya beralas batu dan berpagar dan mungkin ini hanya dongeng belaka, akan tetapi para pakar menduga memang ada kesatuan perlambang dari ketiga candi ini. Ketiga candi ini (Borobudur-Pawon-Mendut) memiliki kemiripan langgam arsitektur dan ragam hiasnya dan memang berasal dari periode yang sama yang memperkuat dugaan adanya keterkaitan ritual antar ketiga candi ini. Keterkaitan suci pasti ada, akan tetapi bagaimanakah proses ritual keagamaan ziarah dilakukan, belum diketahui secara pasti.<ref name="moens">{{cite journal |title=Barabudur, Mendut en Pawon en hun onderlinge samenhang (''Barabudur, Mendut and Pawon and their mutual relationship'') |author=J. L. Moens |year=1951 |quote=trans. by Mark Long |url=http://www.borobudur.tv/Barabudur_Mendut_Pawon.pdf |journal=Tijdschrift voor de Indische Taai-, Land- en Volkenkunde |publisher=Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen |pages=326–386 |format=PDF |access-date=2011-11-01 |archive-date=2007-08-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070810210020/http://www.borobudur.tv/Barabudur_Mendut_Pawon.pdf |dead-url=yes }}</ref>