Kelenteng Hok An Kiong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Roravie (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Kelenteng Hok An Kiong''' sering juga disebut dengan Kelenteng Muntilan karena terletak pada Jl. Pemuda No.100, Balerejo, Muntilan,  Kab. Magelang. Nama Hok An Kiong merupakan gabungan dari dari kata ''hok'' yang artinya rezeki, ''an'' artinya selamat, dan ''kiong'' berarti istana. Sehingga Klenteng Hok An Kiong memiliki arti istana yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Didirikan pertama kali pada tahun 1878 bersebelahan dengan Pasar Muntilan. Teta...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Roravie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Kelenteng Hok An Kiong (3).jpg|jmpl|Kelenteng Hok An Kiong]]
'''Kelenteng Hok An Kiong''' sering juga disebut dengan Kelenteng Muntilan karena terletak pada Jl. Pemuda No.100, Balerejo, Muntilan,  Kab. Magelang. Nama Hok An Kiong merupakan gabungan dari dari kata ''hok'' yang artinya rezeki, ''an'' artinya selamat, dan ''kiong'' berarti istana. Sehingga Klenteng Hok An Kiong memiliki arti istana yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.
 
Didirikan pertama kali pada tahun 1878 bersebelahan dengan Pasar Muntilan. Tetapi, pada tahun 1906 kelenteng dipindahkan ke utara Jalan Pemuda atau tepatnya lokasi kelenteng saat ini. Kelenteng ini memiliki luas 3.120m120 m². Bangunan utamanya digunakan sebagai tempat ibadah. Pada bangunan utama terdapat ruang utama untuk melakukan ritual atau upacara, terdapat pula balai / teras, dan juga pagar utama untuk masuk ke dalam bangunan utama.
 
== Keadaan Bangunan ==
{{Sedang ditulis}}
Luas bangunan utama 299, 25 m² dengan panjang 28,5 m, lebar 10,5 m. Dinding bangunan utama adalah tembok dan kerangka kayu. Atap pada bangunan utama berbentuk pelana ujung melengkung ke atas membentuk parabola. Penutup atap dari genting berglasir warna coklat
 
Pada ruang utama terdapat 3 hiasan berupa manusia penggambaran dewa. Sedangkan di balai ditempatkan bedug dan lonceng yang berfungsi sebagai sarana penanda mulainya sembahyang. Pada tiang pagar pada pintu masuk halaman sisi dalam terdapat prasasti bertuliskan ”ANNO 11 – 5 – 1929”. Prasasti ini diduga merupakan penanda telah selesainya penyempurnaan klenteng Hok An Kiong. Pada bagian sisi timur pagar terdapat sebuah pagoda kecil yang berfungsi sebagai tempat untuk membakar ''toa kim'' yang digunakan setelah bersembahyang. ''Toa kim'' yaitu uang emas atau kertas sembahyang yang merupakan salah satu sarana dalam peribadatan.{{Sedang ditulis}}