TVRI Jawa Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NFR1704 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 72:
[[Berkas:TVRI Jawa Timur 2023.svg|thumb|200px|Logo TVRI Jawa Timur (29 Maret 2019-sekarang)]]
[[Berkas:TVRIJatimLogo2019 OnAirScreen.svg|thumb|200px|Logo TVRI Jawa Timur saat mengudara (29 Maret 2019-sekarang)]]
Titik awal siaran televisi di Jawa Timur ialah pada waktu stasiun pemancar relay di Cemorosewu dan Surabaya diresmikan. Kedua stasiun pemancar relay ini mulai dioperasikan pada bulan Juni dan Juli 1971 dengan merelay sepenuhnya siaran dari Jakarta.
 
Pada tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabaya (nama awal dari '''TVRI Jawa Timur''') diresmikan, dan sejak itu TVRI Stasiun Surabaya memulai siaran secara resmi. Siaran pertama televisI di Indonesia berupa siaran percobaan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1962, dalam bentuk siaran langsung Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta. Siaran secara teratur baru dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV. Tanggal tersebut kemudian di tetapkan sebagai hari jadi TVRI, yang di peringati setiap tahun. Sebagai media massa elektronik audio visual, keberadaannya dikelola oleh YAYASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (disingkat '''YAYASAN TVRI''') berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 215/1963.
 
Dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Radio, Televisi, dan Film Departemen Penerangan (nama awal dari '''Kementerian Komunikasi dan Informatika''') pada tahun 1966, Pengelolaan Yayasan TVRI selanjutnya berada di lingkungan Departemen Penerangan RI yang dilaksanakan oleh DIREKTORAT TELEVISI, DIREKTORAT JENDERAL RADIO, TELEVISI, DAN FILM. Siaran yang semula hanya dapat ditangkap di wilayah Jakarta dan sekitarnya, secara bertahap ditingkatkan jangkauan penyiarannya dengan membangun stasiun pemancar dan stasiun penyiaran di berbagai daerah. Selain Stasiun Pusat yang berkedudukan di Jl. Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta Pusat, juga diresmikan penggunaan Stasiun Penyiaran Yogyakarta (1965), Medan (1970), Ujung Pandang (nama awal dari '''Makassar''', 1972), Balikpapan (1974), Palembang (1974), Surabaya (1978), Denpasar (1978), Manado (1978), Kupang (1985), Banjarmasin (1985), dan Bandung (1987). Dengan demikian diharapkan Siaran TVRI mampu menjangkau seluruh wilayah Nusantara.
 
=== Periode Hitam Putih ===
Masyarakat Jawa Timur, pertama kali menikmati siaran TVRI dengan baik baru sekitar bulan Juni 1971, itu pun masih terbatas yang berada diwilayah kabupaten Magetan, Madiun dan kabupaten Ponorogo, Sejak diresmikannya Stasiun Pemancar TVRI Cemorosewu yang berkedudukan di desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Kemudian, tanggal 1 Juli 1971, Gubernur Jawa Timur Mochamad Noer, meresmikan Stasiun Pemancar TVRI yang berkedudukan di kelurahan Dukuh Pakis, kecamatan Karang Pilangan, Kotamadya Surabaya. Dana pembangunannya selain dari Pemerintah Pusat, juga memperoleh bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur serta sumbangan masyarakat pemilik Pesawat Televisi di Jawa Timur. Sedangkan tanah yang menjadi lokasi, merupakan sumbangan pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya yang pada waktu itu Walikotamadya Surabaya adalah Soekatjo.
Selain karena tuntutan masyarakat untuk dapat menikmati siaran TVRI, potensi daerah juga menjadi pertimbangan dibangunnya TVRI Stasiun daerah. Disisi lain, Pemerintah juga berkeinginan agar informasi pembangunan lebih cepat dapat di terima oleh masyarakat di seluruh pelosok pedesaan, sehingga mereka lebih cepat tahu, mau dan akhirnya mampu berperan aktif dalam pembangunan.
 
Masyarakat Jawa Timur, pertama kali menikmati siaran TVRI dengan baik baru sekitar bulan Juni 1971, itu pun masih terbatas yang berada diwilayah kabupaten Magetan, Madiun dan kabupaten Ponorogo, Sejak diresmikannya Stasiun Pemancar TVRI Cemorosewu yang berkedudukan di desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Kemudian, tanggal 1 Juli 1971, Gubernur Jawa Timur Mochamad Noer, meresmikan Stasiun Pemancar TVRI yang berkedudukan di kelurahan Dukuh Pakis, kecamatan Karang Pilangan, Kotamadya Surabaya. Dana pembangunannya selain dari Pemerintah Pusat, juga memperoleh bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur serta sumbangan masyarakat pemilik Pesawat Televisi di Jawa Timur. Sedangkan tanah yang menjadi lokasi, merupakan sumbangan pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya yang pada waktu itu Walikotamadya Surabaya adalah Soekatjo.
 
Tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk dapat menerima siaran TVRI semakin tinggi, khususnya yang berada di luar wilayah Kotamadya Surabaya. Menyadari tuntunan dan peran televisi sebagai media masa yang mampu menggelorakan dan menggalang partisipasi aktif warga Jawa Timur dalam pembangunan, maka Pemerintah daerah Tingkat I Jawa Timur bekerja sama dengan Fakultas Teknik Elektro Institut 10 November Surabaya (ITS) mengadakan Sigi ke berbagai daerah di Jawa Timur yang tidak dapat menerima siaran TVRI. Kemudian di usulkan kepada pihak TVRI agar di daerah yang bersangkutan didirikan stasiun-stasiun pemancar. Sebagai langkah awal, pada tanggal 22 Desember 1972 daya pemancar TVRI Surabaya ditingkatkan dari 100 Watt menjadi 2000 Watt (2 kiloWatt), sehingga mampu menjangkau wilayah Gerbang Kertasusila.