Oerip Soemohardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Cyduck (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 35:
| termend = November 1948
| termstart = 5 Oktober 1945
| predecessor = [[JenderalTidak Besar]]ada, [[TNI]]jabatan [[Soedirman]]baru
| successor = [[LetjenJenderal Besar]] [[TNI]] [[T.B. SimatupangSoedirman]]
| order = Ke -1
| president = [[Soekarno]]
| primeminister = [[Sutan Syahrir]]<br>[[Amir Syarifudin]]<br>[[Mohammad Hatta]]
}}
[[Jenderal TNI]] ([[Anumerta]]) [[Raden]] ''' Oerip Soemohardjo''' (<!--{{IPA-id|uˈrɪp sumoˈhardʒo|}}; -->[[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: [[Raden]] '''Urip Sumoharjo'''; [[nama baptis]]: '''Benedict Oerip Soemohardjo''';<ref name="Matanasi 2020">{{cite news | last=Matanasi | first=Petrik | title=Tiga Pahlawan Nasional yang Beralih Jadi Pemeluk Katolik & Kristen | work=tirto.id | date=2020-12-24 | url=https://tirto.id/tiga-pahlawan-nasional-yang-beralih-jadi-pemeluk-katolik-kristen-f8mv | language=id | access-date=2023-12-06}}</ref> {{lahirmati||22|2|1893||17|11|1948}}) adalah seorang jenderal dan kepala[[Panglima stafTentara umumNasional Indonesia|Kepala Staf Umum]] pertama [[Tentara Nasional Indonesia]] pertama pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Lahir di [[Purworejo]], [[Hindia Belanda]], Oerip kecil adalah anak nakal yang sudah memperlihatkan kemampuan memimpin sejak usia dini. Orangtuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai [[bupati]], oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi ([[OSVIA]]) di [[Magelang]]. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Akademi Militer Kerajaan Belanda [[Meester Cornelis]], [[Jakarta|Batavia]] (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di ''[[Koninklijk Nederlands-Indische Leger]]'' (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda. Bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira [[pribumi]] dengan pangkat tertinggi di KNIL.
 
[[Raden]] Oerip Soemohardjo mengundurkan diri dari jabatannya sekitar tahun 1938 setelah berselisih dengan Bupati Purworejo, tempat ia ditempatkan. Oerip dan istrinya, Rohmah, kemudian pindah ke sebuah desa di dekat [[Yogyakarta]]. Di sana, mereka membangun sebuah vila dan kebun bunga yang luas. Setelah [[Jerman Nazi]] [[Pertempuran Belanda|menginvasi Belanda]] pada bulan Mei 1940, Oerip dipanggil kembali untuk bertugas. Ketika [[Kekaisaran Jepang]] [[Pendudukan Jepang di Indonesia|menduduki Hindia]] dua tahun kemudian, Oerip ditangkap dan ditahan di kamp tawanan perang selama tiga setengah bulan. Ia melalui sisa masa pendudukan Jepang di vilanya.
 
Pada tanggal 14 Oktober 1945, beberapa bulan setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya]], Oerip Soemohardjo ditetapkan sebagai kepala[[Panglima stafTentara Nasional Indonesia|Kepala Staf Umum]] dan pemimpin[[Panglima Tentara Nasional Indonesia|Panglima Angkatan Perang]] sementara angkatan[[Tentara perangNasional Indonesia|Tentara Keamanan Rakyat]] yang baru dibentuk. Oerip berupaya untuk menyatukan kekuatan kelompok-kelompok militer yang terpecah-pecah di Indonesia. Pada 12 November 1945, Jenderal [[Soedirman]] terpilih sebagai [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|panglima angkatan perang]] setelah melalui dua tahap pemungutan suara buntu. Oerip Soemohardjo tetap menjabat sebagai kepala staf umum, dan mereka berdua sama-sama mengawasi pembangunan angkatan perang pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Merasa muak atas kurangnya kepercayaan pemerintah terhadap militer dan manuver politik yang terjadi di tubuh militer, Oerip akhirnya mengundurkan diri pada awal 1948. Mengidap lemah jantung, kondisi kesehatannya memburuk dan ia wafat karena serangan jantung beberapa bulan kemudian. Berpangkat letnan jenderal pada saat kematiannya, Oerip Soemohardjo secara [[anumerta]] dipromosikan menjadi jenderal penuh. Ia menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia, termasuk gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada tahun 1964.
 
== Kehidupan awal ==