Wartabone: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Donovanpalu (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Wartabone''' adalah nama sebuah lontara yang ditulis sekitar tahun 1806, dan Wartabone juga julukan dari La Bunue atau nama lainnya La Iborahima yang arti dari Wartabone adalah "tuan kita dari Bone" atau disebut juga Berita (warta) dari Bone, yaitu pembawa berita dari Bone untuk Tojo.<ref>Sejarah Lontara Wartabone. [https://www.sapripamulu.com/2020/07/riwayat-raja-wartabone-dari-kerajaan.html?m=1].</ref> File:Buginese cyp...'
Tag: menambah URL dengan parameter pelacak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Arekgresik2022 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 16:
 
Setelah Wafatnya Raja Tojo Pilewiti karena Latondrong (Latondro) masih terlalu kecil untuk menjadi Raja di [[Kerajaan Tojo]], maka Talamoa kembali Ke [[Kerajaan Bone]] untuk mencari lagi seorang raja karena Talamoa tidak mau menjadi Raja di [[Kerajaan Tojo]], dan menurut Cerita Rakyat (Laolita, Laolitani) Bare'e yang beredar bahwa sambil menunggu Raja yang dipilih oleh Kerajaan Bone yaitu La Bunue, maka Raja Tojo yang dipilih Talamoa adalah Payulemba yang merupakan putra terbaik dari [[Suku Bare'e]] saat itu, Payulemba yang merupakan Suku Bare'e terpandang yang memiliki semua darah keturunan dari empat wilayah Bare'e<ref>SUKU BARE'E (BARE'E-STAMMEN), De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 119. [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> yaitu [[To Lage]], [[To Tora'u]]), To Lalaeyo Onda'e (Nde'e), dan [[To Ampana]]-[[To Wana|Bongka]] adalah Raja yang diangkat hanya untuk mengisi kekosongan pemerintahan di Tojo sambil menunggu Raja yang dipilih oleh Kerajaan Bone yaitu La Bunue yang berjuluk Wartabone, karena Latondrong anak dari Pilewiti masih terlalu kecil untuk menjadi Raja di [[Kerajaan Tojo]].
Payulemba memerintah di Kerajaan Tojo sampai tahun 1794, Payulemba yang keturunannya kemudian akan melahirkan Raja Tojo Kolomboy ayah dari Tandjumbulu, dan setelah Payulemba maka kemudian Anak dari Pilewiti yaitu Latondrong (Latondro) menjadi Raja Tojo dari tahun 1795 sampai tahun 1815.<ref>Sejarah Kerajaan Tojo : hubungan kerajaan bone dan kerajaan tojo. [https://www.sapripamulu.com/2020/06/menguak-misteri-ibunda-raja-bone-ke-22.html?m=1].</ref>
 
Raja Bone ke-23 La Tenri Tappu To Appaliweng (1775-1812) merekam kedatangan La bunue atau La Iborahima yang kemudian dikenal bergelar Wartabone. Penguasa Suwawa ([[Gorontalo]]) ini berlayar menuju tanah leluhurnya di Bone ([[Sulawesi Selatan]]). Hal ini tercatat dalam lontaraq/sureq bilang puatta tahun 1871 yg tersimpan di perpustakaan Inggris dengan kode ADD-12354/12356. Setelah bermukim sekian lama di Kerajaan Bone, La Bunue lalu kembali ke Sulawesi Tengah dengan bekal surat legitimasi dari Raja Bone, tetapi karena di [[Kerajaan Tojo]] sudah memiliki Raja yaitu Remelino yaitu keturunan dari Latondrong anak dari Raja pertama [[Kerajaan Tojo]] maka akhirnya Wartabone lebih memilih menetap dan menjadi penguasa Suwawa, di [[Gorontalo]].
Baris 22:
Di Bone kemudian La Bunue populer dengan nama gelaran yaitu Wartabone yang artinya “tuan kita dari Bone” atau disebut juga Berita = Warta, dari Bone, yaitu pembawa berita dari [[Kerajaan Bone]] untuk [[Kerajaan Tojo]].
 
Sejarah La bunue atau La iborahima ke [[Kerajaan Tojo]] diceritakan yaitu Wartabone tersebut berkunjung ke keluarganya di Kerajaan Tojo yaitu Remelino, la iborahima tidak mendapati Remelino di [[Kerajaan Tojo]] dan di Taliboi, Tojo saat itu sedang terjadi Banjir besar, dan ketika di tanya keberadaan Remelino, orang bare'e disana mengatakan bahwa Remelino sedang berada di [[Una-Una, Tojo Una-Una|Pulau Unauna]] sehingga berangkatlah la bunue atau la iborahima ke [[Una-Una, Tojo Una-Una|Pulau Unauna]], tetapi diperjalanan melewati [[Pantai Tanjung Kolomboy|batibati (patipati)]] yang letaknya sebelum bekas Kerajaan Tompotika (Suku Loinang) dekat balantak ataudan [[Pantai Tanjung Kolomboy|batibati]] wilayah [[To Ampana]] dan [[To Wana]] tersebut disebut juga bokang (bongka), la iborahima mendapati juga ada juga orang yang mengaku raja tojo laki-laki yang bergelar JOU dan memiliki pertalian darah dengan Kerajaan Ternate yang juga keluarga dari Raja dan Bangsawan [[Kerajaan Tojo]],
Lalu sampailah La iborahima ke Pulau unauna dan bertemu dengan Raja Tojo yang sah di Unauna yang merupakan Cucu dari raja Tojo pertama yang berjuluk Pilewiti yaitu Remelino, ketika la iborahima menanyakan kenapa sampai Remelino berada di unauna, Remelino menjawab di Tojo sedang terjadi banjir besar sehingga Pusat Kerajaan Tojo untuk sementara pindah ke [[Una-Una, Tojo Una-Una|Pulau Unauna]], di Pulau Unauna inilah banyak terjadi pernikahan antara [[Suku Bare'e]] dan Suku Bajo, dan setelah dari [[Kerajaan Tojo]], La iborahima pergi berkunjung kerajaan Banggai melalui Salakan, dan juga ke Teluk Palu, untuk kemudian kembali ke [[Kerajaan Bone]] untuk melaporkan bahwa di [[Kerajaan Tojo]] sudah memiliki seorang Raja Perempuan (pangkat;Mokole Wea) yang wilayahnya Kerajaan Tojo meliputi Sausu, Tojo, [[Pantai Tanjung Kolomboy|batibati]], dan [[Una-Una, Tojo Una-Una|Pulau Unauna]]. Dan kemudian dari [[Kerajaan Bone]] La Bunue memilih untuk menetap di Suwawa,[[Gorontalo]] dan menjadi penguasa [[Gorontalo]].
 
Karena membawa Lontara dari Kerajaan Bone maka La Bunue atau disebut juga La iboerahima dan  populer dengan nama gelaran yaitu Wartabone yang artinya “pembawa surat dari Bone”. Surat Raja Bone tersebut yang terdiri dari 10 baris yang ditulis pada hari Jum’at 6 Zulqaidah tahun 1220 Hijriah atau setara 1806 Masehi.
 
 
==Isi Lontara==