Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+
+
Baris 6:
| caption = Lukisan [[Petrus sang Pertapa]] memimpin [[Perang Salib Rakyat]] ([[Paolino Veneto|Egerton 1500]], Avignon, abad ke-14)
| alt = 14th-century miniature of Peter the Hermit leading the People's Crusade
{{efn-ua|name date =start| 15 Agustus 1096 – 12 Agustus 1099<ref group="catatan">Paus Urbanus II menetapkan [[Maria Diangkat ke Surga|Hari Kenaikan Maria]] (15 Agustus 1096) sebagai tanggal resmi dimulainya perang suci, tetapi pasukan Perang Salib Rakyat mulai bergerak beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada bulan April.{{sfn|Carey|Allfree|Cairns|2023|pp=18-22}}}}}}</ref>
| date = 15 Agustus 1096 – 12 Agustus 1099{{efn-ua|name=start}}
| place = [[Levant]] dan [[Anatolia]]
| territory = * Tentara Salib merebut [[Pengepungan Nikea|Nikea]], mengembalikan sebagian besar Anatolia barat ke kekuasaan [[Kekaisaran Bizantium]]
Baris 128:
{{Main|Pengepungan Nikea}}
[[File:Siege de Nicée (1097).jpg|thumb|Pengepungan Nikea tahun 1097. Miniatur dari {{lang|fr|[[:Commons:Category:Roman de Godefroy de Bouillon - BNF Fr22495|Roman de Godefroy de Bouillon et de Saladin]]}}]]
Bala tentara salib menyeberang ke Asia Kecil pada bulan Mei 1097 dan bergabung dengan [[Peter sang Pertapa]] beserta segelintir pasukannya yang masih tersisa. Di samping itu, Aleksius juga mengutus dua jenderalnya, [[Manuel Boutoumites]] dan [[Tatikios]], untuk membantu tentara salib. Sasaran pertama mereka adalah [[Nikea]], sebuah kota yang dulunya berada di bawah kekuasaan Bizantium, tetapi saat itu dijadikan sebagai ibu kota [[Kesultanan Rum|Kesultanan Rûm]] Seljuk di bawah pimpinan [[Kilij Arslan I|Kilij Arslan]].<ref>Savvides, Alexios G. C. (2006). "Qilij Arslān of Rûm (d. 1107)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. phlm. 998.</ref> Arslan sedang berperang melawan [[Danishmend]] di Anatolia tengah pada saat itu, dan meninggalkan harta serta keluarganya di Nikea, meremehkan kekuatan tentara salib yang baru tersebut.{{sfn|Asbridge|2004|pp=117–120|loc=The First Storm of War}}
 
Tatkala tentara salib tiba di Nikea pada tanggal 14 Mei 1097, kota tersebut dikepung, dan ketika Arslan mendengar kabar tersebut, ia bergegas kembali ke Nikea dan menyerbu tentara salib pada tanggal 16 Mei. Pasukannya berhasil dipukul mundur oleh tentara salib yang jumlahnya lebih banyak dari perkiraannya, dan kerugian besar dialami oleh kedua belah pihak dalam pertempuran tersebut. Pengepungan terus berlanjut, tetapi tentara salib gagal memblokade [[Danau İznik]], yang menjadi jalur utama untuk mencapai Nikea. Pasukan Aleksius tiba dan ia memerintahkan agar kapal-kapal milik tentara salib digulingkan di daratan agar bisa berlabuh di danau. Kapal akhirnya berhasil dilayarkan, dan pasukan Turki menyerah pada tanggal 18 Juni.{{sfn|Asbridge|2004|pp=126–130|loc=The Siege of Nicaea}}
Baris 136:
==Pertempuran Dorilaeum==
{{Main|Pertempuran Dorilaeum (1097)}}
Pada akhir Juni 1097, tentara salib melanjutkan perjalanan melewati Anatolia. Mereka diiringi oleh serombongan pasukan Bizantium di bawah pimpinan Tatikios, dan masih berharap bahwa Aleksius kelak akan mengirimkan seluruh pasukan Bizantium. Mereka juga membagi pasukan menjadi dua rombongan agar lebih mudah diatur—satu rombongan dipimpin oleh Normandia, dan rombongan lainnya oleh Prancis. Kedua rombongan tersebut berencana untuk bertemu kembali di [[Dorilaeum]], tetapi pada 1 Juli, rombongan Normandia, yang berarak jauh di depan rombongan Prancis, disergap oleh Kilij Arslan.<ref>France, John (2006). "Dorylaion, Battle of (1097)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. pphlm. 363–364.</ref> Setelah mengalami kekalahan di Nikea, Arslan mengumpulkan pasukan yang jauh lebih besar dari sebelumnya, dan mengepung rombongan Normandia dengan segerombolan [[pemanah berkuda]]. Rombongan Normandia "membentuk formasi pertahanan yang kuat", mengelilingi semua perlengkapan perang dan prajurit [[Non-kombatan|nonkombatan]] yang mengiringi mereka di sepanjang perjalanan, dan kemudian mengirim permintaan bantuan kepada rombongan lainnya. Ketika rombongan Prancis tiba, Godfrey menerobos garis pertahanan Turki dan [[legatus]] Adhemar menyergap pasukan Turki dari belakang. Pasukan Turki, yang bertekad melumpuhkan rombongan Normandia dan tidak menduga kedatangan rombongan Prancis, melarikan diri dari medan pertempuran.{{sfn|Asbridge|2004|pp=132–137|loc=The Battle of Dorylaeum}}
 
Ketika melintasi [[Anatolia]], arak-arakan tentara salib tidak menemui kendala yang berarti, tetapi perjalanan tersebut tidaklah mudah, sebab Arslan telah membakar dan menghancurkan seluruh persediaan tentara salib sebelum kabur. Saat itu bertepatan dengan pertengahan musim panas, dan tentara salib sangat kekurangan makanan dan air; banyak prajurit dan kuda yang mati. Penduduk Kristen setempat terkadang memberi mereka makanan atau uang, tetapi hal demikian jarang terjadi, sehingga tentara salib terpaksa menjarah dan merampok setiap kali ada kesempatan. Para komandan terus berdebat mengenai kepemimpinan keseluruhan pasukan, tetapi tidak ada yang cukup layak mengambil alih komando seorang diri, dan Adhemar lah yang diakui sebagai pemimpin spiritual dalam pasukan.{{sfn|Asbridge|2004|pp=138–139|loc=Across the Wasteland}}
Baris 143:
{{Further|Baldwin I dari Yerusalem}}
[[File:Baldwin of Boulogne entering Edessa in Feb 1098.JPG|thumb|230px|right|[[Baldwin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]] memasuki [[Edessa, Mesopotamia|Edessa]] pada tahun 1098 ([[lukisan sejarah]] oleh [[Joseph-Nicolas Robert-Fleury]], 1840)]]
Setelah melewati [[Gerbang Kilikia]], Baldwin dan Tancred memisahkan diri dari pasukan utama dan menuju ke negeri [[Kerajaan Armenia Kilikia|Armenia]].{{sfn|Chalandon|1925|pp=159–176|loc=Les Croisés en Asie Mineure Campagne de Baudouin et de Tancrède en Cilicie}} Baldwin berhasrat mendirikan sebuah kerajaan bagi dirinya sendiri di Tanah Suci,<ref>Asbridge, Thomas (2004). Baldwin's Cold-Blooded Ambition. In ''The First Crusade: A New History.'' pphlm. 149–152.</ref> dan di Armenia, ia bisa mengandalkan dukungan dari penduduk Kristen setempat, khususnya seorang petualang bernama [[Bagrat Pakrad|Bagrat]].{{sfn|Archer|1904|pp=61–64|loc=Baldwin at Edessa}} Baldwin dan Tancred memimpin dua rombongan terpisah, yang berangkat dari [[Ereğli, Konya|Heraclea]] pada tanggal 15 September. Tancred tiba lebih dulu di [[Tarsus, Mersin|Tarsus]]. Ia lalu membujuk garnisun Seljuk untuk mengibarkan benderanya di benteng. Baldwin tiba di Tarsus keesokan harinya, dan tanpa diduga, pasukan Turki mengizinkan Baldwin mengambil alih dua menara. Lantaran kalah jumlah, Tancred memutuskan tidak bertempur untuk merebut kota tersebut. Tidak lama berselang, rombongan kesatria Normandia tiba di Tarsus, tetapi Baldwin tidak mengizinkan mereka masuk. Pasukan Turki membantai rombongan Normandia pada malam itu, dan pasukan Baldwin menyalahkannya atas kejadian tersebut. Baldwin berlindung di sebuah menara dan meyakinkan para prajuritnya bahwa pembantaian tersebut bukanlah kesalahannya. Seorang perompak bernama [[Guynemer dari Boulogne]] berlayar mengarungi [[Sungai Berdan]] ke Tarsus dan bersumpah setia kepada Baldwin. Ia lalu menyewa anak buah Guynemer untuk menjaga kota selagi ia melanjutkan upayanya untuk menguasai Armenia.{{sfn|Runciman|1951|pp=195–212|loc=The Armenian Interlude}}
 
Sementara itu, Tancred berhasil merebut kota [[Mopsuestia|Mamistra]]. Baldwin tiba di kota tersebut kira-kira tanggal 30 September. [[Richard dari Salerno]], seorang prajurit Normandia, hendak membalas dendam atas peristiwa di Tarsus, yang menyebabkan terjadinya bentrokan antara pasukan Baldwin dan Tancred. Baldwin meninggalkan Mamistra dan bergabung dengan pasukan utama di [[Kahramanmaraş|Marash]], tetapi Bagrat membujuknya untuk melancarkan serangan ke wilayah Armenia yang padat penduduk, dan Baldwin memisahkan diri dari pasukan utama pada tanggal 17 Oktober. Penduduk Armenia menyambut kedatangan Baldwin, membantai prajurit Seljuk, dan berhasil merebut benteng Ravendel dan [[Gündoğan, Oğuzeli|Turbessel]] sebelum akhir 1097. Baldwin mengangkat Bagrat sebagai gubernur Ravendel.{{sfn|Edgington|2019}}
 
Penguasa Armenia, [[Thoros dari Edessa]], mengirim utusan kepada Baldwin pada awal 1098, meminta bantuannya dalam melawan Seljuk yang makin mendekat ke wilayahnya.<ref>Morris, Rosemary (2006). " T'oros of Edessa (d. 1098)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. pphlm. 1185–1186.</ref> Sebelum berangkat ke Edessa, Baldwin memerintahkan penangkapan Bagrat, yang dituduhnya bersekongkol dengan Seljuk. Bagrat disiksa dan dipaksa menyerahkan Ravendel. Baldwin lantas berangkat ke Edessa pada awal Februari, sempat dihadang oleh pasukan Balduk, emir [[Samsat, Turki|Samosata]], dalam perjalanannya. Setelah tiba di Edessa, ia disambut baik oleh Thoros dan penduduk Kristen setempat. Di luar dugaan, Thoros mengadopsi Baldwin sebagai anak, menjadikannya sebagai pendamping penguasa Edessa. Diperkuat oleh pasukan Edessa, Baldwin menyerbu wilayah Balduk dan memerintahkan prajuritnya untuk menempati sebuah benteng kecil di dekat Samosata.<ref>Laurent, J. (1924). [https://www.jstor.org/stable/44169349?read-now=1&refreqid=excelsior%3Ab611751299c5f14821d8740e2d498e82&seq=1#page_scan_tab_contents Des Grecs aux Croisés: Étude sur l'histoire d'Edesse entre 1071 et 1098]. ''Byzantion'', 1, 367–449.</ref>
 
Tidak lama setelah Baldwin kembali dari peperangan, sekelompok bangsawan setempat mulai berkomplot melawan Thoros, diduga atas hasutan Baldwin. Kerusuhan mulai pecah di kota, yang memaksa Thoros untuk berlindung di [[benteng]]. Baldwin berjanji menyelamatkan ayah angkatnya, tetapi ketika para pemberontak menerobos masuk ke benteng pada tanggal 9 Maret dan membunuh Thoros serta istrinya, ia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan para pemberontak. Keesokan harinya, penduduk kota mengakui Baldwin sebagai penguasa mereka. Ia lalu diberi gelar Pangeran Edessa, dan mendirikan [[Negara-negara tentara salib|negara tentara salib]] pertama.<ref>MacEvitt, Christopher (2006). "Edessa, County of". ''The Crusades – An Encyclopedia''. pphlm. 379–385.</ref>
 
Kendati Edessa dulunya adalah wilayah Bizantium yang direbut Seljuk pada tahun 1087, Aleksius tidak menuntut Baldwin untuk menyerahkan kota tersebut. Selain itu, pencaplokan Ravendel, Turbessel, dan Edessa kelak memperkuat kedudukan pasukan tentara salib di [[Antiokhia]]. Wilayah di sepanjang [[Sungai Efrat]] menyediakan banyak pasokan makanan bagi tentara salib, dan benteng-bentengnya menghalangi pergerakan pasukan Seljuk.{{sfn|Runciman|1951|pp=206–207|loc=Baldwin and Thoros}}
Baris 155:
Lantarannya pasukannya kecil, Baldwin memanfaatkan diplomasi untuk mengamankan kekuasaannya di Edessa. Ia menikahi [[Arda dari Armenia]], yang kelak menjadi permaisuri [[Kerajaan Yerusalem]], dan memerintahkan para pengikutnya untuk menikahi perempuan setempat. Perbendaharaan Edessa yang kaya memungkinkannya untuk mempekerjakan prajurit bayaran dan membeli Samosata dari Balduk. Perjanjian pemindahan kekuasaan Samosata adalah kesepakatan bersahabat pertama yang dilakukan antara seorang pemimpin tentara salib dan penguasa Muslim, yang tetap diberi wewenang untuk menjadi gubernur kota.{{sfn|Runciman|1951|p=205|loc=Expedition against Samosata}}
 
Salah seorang tokoh penting di Edessa pada abad ke-12 adalah [[Belek Ghazi]], cucu mantan gubernur Seljuk di Yerusalem, [[Artuk Bey|Artuk]]. Belek adalah emir [[Dinasti Artuqiyah|Artuqiyah]], yang menyewa Baldwin untuk memadamkan pemberontakan di [[Suruç|Saruj]].<ref>Taef El-Azhari (2006). "Balak (d. 1124)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. pphlm. 129–130.</ref> Ketika para pemimpin Muslim Saruj mendatangi Balduk untuk meminta bantuan, Balduk bergegas menuju Saruj, sayangnya pasukannya tidak mampu menahan pengepungan dan akhirnya menyerah kepada Baldwin. Baldwin hendak menyandera istri dan anak-anak Balduk, tetapi ditolak. Baldwin lantas menangkap dan mengeksekusi Balduk. Dengan dikuasainya Saruj, Baldwin berhasil menyatukan wilayah kekuasaannya dan memastikan tetap berhubungan dengan pasukan utama tentara salib.{{sfn|Archer|1904|pp=61–64|loc=Baldwin at Edessa}} Kerbogha, yang bertekad mengalahkan tentara salib, mengumpulkan pasukan besar untuk melenyapkan Baldwin. Dalam perjalanannya menuju Antiokhia, Kerbogha mengepung tembok Edessa selama tiga minggu pada bulan Mei, tetapi tidak berhasil merebutnya. Kegagalannya tersebut berperan penting dalam kemenangan tentara salib di Antiokhia.{{sfn|Runciman|1992|p=123|loc=Armenian Interlude}}
 
==Pengepungan Antiokhia==
{{Main|Pengepungan Antiokhia}}
[[File:Gustave dore crusades bohemond alone mounts the rampart of antioch.jpg|thumb|200px|''[[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]] Sendirian Memanjat Benteng Antiokhia'', karya [[Gustave Doré]] (1871)|alt=Bohemond of Taranto is illuminated in the engraving as he is shown being the only one climbing the rampart of Antioch. The soldiers on the ground, armed for battle, are stopping and watching Bohemond.]]
 
Tentara salib, tanpa Baldwin dan Tancred, terus bergerak menuju [[Antiokhia]], yang terletak di antara Konstantinopel dan Yerusalem. Sebagaimana dijelaskan oleh [[Stephen dari Blois]] dalam suratnya, Antiokhia adalah "sebuah kota yang sangat luas, diperkokoh dengan kekuatan yang luar biasa dan hampir tak tertembus". Gagasan untuk menyerang dan merebut kota tersebut mulai diragukan oleh bala tentara salib.<ref name="Munro-1992" /> Berharap bisa memaksa pemimpin kota menyerahkan diri, atau menemukan pengkhianat di dalam kota—taktik yang dahulunya menyebabkan Antiokhia jatuh ke tangan Bizantium dan kemudian Turki Seljuk—tentara salib memulai pengepungan pada tanggal 20 Oktober 1097. Antiokhia teramat besar sehingga tentara salib tidak memiliki cukup pasukan untuk mengepungnya secara penuh, alhasil kota tersebut tetap mendapatkan pasokan makanan.<ref>France, John (2006)."Sieges of Antioch (1097–1098)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 79–81.</ref> [[Pengepungan Antiokhia]] kelak disebut sebagai "pengepungan paling menarik dalam sejarah."{{sfn|Robson|1855|pp=319–356|loc=Siege of Antioch}}
 
Pada bulan Januari, pengepungan telah berlangsung selama delapan bulan, yang amat menguras tenaga dan menyebabkan ratusan, atau bahkan ribuan, tentara salib mati kelaparan. Adhemar mempercayai bahwa hal tersebut disebabkan oleh dosa-dosa yang telah mereka perbuat, maka dilakukanlah ibadat berpuasa, berdoa, bersedekah, dan kebaktian. Para perempuan diusir dari perkemahan. Banyak prajurit yang [[Desersi|melarikan diri]], termasuk Stephen dari Blois. Ketersediaan makanan lumayan menenangkan keadaan, sebab pasokan tiba secara teratur dari [[Kilikia]] dan [[Edessa]] lewat pelabuhan [[Latakia]] dan St Symeon yang baru direbut. Pada bulan Maret, armada kecil Inggris tiba membawa pasokan. Pasukan Franka memanfaatkan perpecahan di dunia Muslim dan menduga bahwa tentara salib adalah tentara bayaran Bizantium. Para sultan Seljuk, [[Shams al-Muluk Duqaq|Duqaq]] dari Damaskus dan [[Fakhr al-Mulk Ridwan|Ridwan]] dari Aleppo, mengirimkan tambahan pasukan bagi Turki pada bulan Desember dan Februari, dan gabungan pasukan tersebut kemungkinan akan berhasil memenangkan pertempuran.{{sfn|Asbridge|2012|pp=68–71|loc=A war of attrition}}
 
Setelah mengalami kegagalan, Kerbogha<ref>Taefl El-Azhari (2006). "Karbughā (d. 1102)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 704–705.</ref> membentuk koalisi pasukan yang berasal dari Suriah selatan, Irak utara, dan Anatolia dengan tekad memperluas kekuasaannya dari Suriah hingga ke Mediterania. Koalisi tersebut butuh waktu tiga minggu untuk merebut kembali Saruj. Bohemond berupaya membujuk para pemimpin lainnya bahwa jika Antiokhia berhasil direbut, ia boleh menguasainya sendirian, dan mengungkapkan bahwa seorang komandan Armenia di dalam tembok kota setuju untuk membiarkan tentara salib masuk. Stephen dari Blois telah meninggalkan pasukannya. Ia berpapasan dengan rombongan Kaisar Aleksius di [[Akşehir|Philomelium]] dan berpesan kepada kaisar bahwa para pejuang telah kalah dan meyakinkannya agar kembali ke Konstantinopel dan jangan melanjutkan perjalanan menuju Anatolia.{{sfn|Asbridge|2004|pp=228–229}}
 
[[Firouz]] dari Armenia membantu Bohemond dan serombongan kecil pasukan memasuki kota pada tanggal 2 Juni. Ia membuka sebuah gerbang, dan pada saat terompet dibunyikan, penduduk Kristen di kota tersebut membuka gerbang lainnya dan tentara salib pun masuk dengan leluasa. Tentara salib mulai menjarah kota dan membantai sebagian besar penduduk Muslim dan Kristen Yunani, Suriah, dan Armenia yang kebingungan.{{sfn|Runciman|1951|pp=233–234|loc=The Eve of the Assault}}
 
Pada tanggal 4 Juni, barisan depan pasukan Kerbogha yang berjumlah 40.000 prajurit tiba dan mengepung pasukan [[Orang Franka|Franka]]. Dari tanggal 10 sampai 14 Juni, pasukan Kerbogha menggempur tembok kota mulai dari fajar hingga senja. Bohemond dan Adhemar menutup gerbang kota untuk mempertahankan diri serta mencegah para prajuritnya melarikan diri. Kerbogha lalu mengubah taktik dengan membuat bala tentara salib kelaparan. Perilaku para prajurit di dalam kota amat tidak beradab dan peluang kekalahan makin besar. Seorang prajurit Prancis bernama [[Peter Bartholomew]] mengaku bahwa Rasul [[Santo Andreas]] mendatanginya untuk menunjukkan lokasi [[Tombak Takdir]] yang digunakan untuk menusuk Yesus Kristus di kayu salib. Pengakuan tersebut seharusnya membangkitkan semangat tentara salib, tetapi cerita tersebut tidaklah benar, sebab terjadinya dua minggu berselang sebelum pertempuran terakhir untuk merebut Antiokhia. Pada tanggal 24 Juni, prajurit Franka mengusulkan untuk menyerahkan diri, tetapi ditolak. Pada pagi hari tanggal 28 Juni 1098, prajurit Franka keluar dari kota dalam empat rombongan pasukan untuk menghadapi musuh. Kerbogha membiarkan pasukan tersebut mempersiapkan diri dan hendak menghabisi mereka di tempat terbuka. Sayangnya, kedisiplinan pasukan Muslim tidak bertahan lama dan serangan tidak karuan mulai dilancarkan. Pasukan Muslim kewalahan mengalahkan pasukan Franka yang jumlahnya dua kali lebih sedikit. Mereka membuka Gerbang Jembatan dan melarikan diri dari medan pertempuran. Dengan sedikit korban, pasukan Muslim kocar-kacir dan Antiokhia berhasil direbut.{{sfn|Asbridge|2012|pp=74–82}}
 
Stephen dari Blois tengah berada di [[İskenderun|Alexandretta]] dan belum mengetahui apa yang terjadi di Antiokhia. Ia menganggap sudah tidak ada harapan kemenangan bagi tentara salib dan bersiap meninggalkan [[Timur Tengah]]. Dalam perjalan pulang menuju Prancis, ia memperingatkan Aleksius mengenai situasi di Antiokhia.{{sfn|Madden|2005|p=28}} Para pemimpin pasukan di Antiokhia menganggap ketidakhadiran Aleksius di medan pertempuran adalah bentuk pengkhianatan, dan oleh sebab itu mereka berhak membatalkan sumpah kepadanya. Bohemond mengklaim Antiokhia sebagai miliknya, tetapi tidak semuanya setuju (terutama [[Raymond IV dari Toulouse|Raymond dari Toulouse]]), alhasil Perang Salib tertunda sampai akhir tahun selagi para bangsawan saling bertikai mengenai kepemilikan wilayah. Tatkala membahas masa-masa tersebut, para sejarawan berpendapat bahwa bangsa Franka dari Prancis utara, [[Provence|Provençal]] dari Prancis selatan,<ref group="catatan">Pada masa itu, istilah "Provençal" atau "Provence" tidak terbatas pada wilayah Provence saat ini, tetapi mencakup wilayah-wilayah di Prancis selatan yang menuturkan [[bahasa Oksitan]]. Istilah tersebut setara dengan istilah "Oksitan" atau "[[Oksitania]]" yang muncul di kemudian hari.</ref> dan [[Orang Norman|Normandia]] dari Italia selatan menganggap diri mereka sebagai bangsa yang terpisah, sehingga memicu perseteruan sebab masing-masingnya menganggap bahwa bangsa mereka lebih cakap dari yang lainnya. Sejarawan lainnya berpendapat bahwa selain disebabkan oleh perseteruan antar bangsa, ambisi pribadi di kalangan para pemimpin Tentara Salib juga bisa disalahkan sebagai penyebabnya.{{sfn|Runciman|1951|pp=232–233|loc=Before the Walls of Antioch}}
 
Sementara itu, wabah penyakit merebak, yang menewaskan banyak prajurit, termasuk [[legatus]] Adhemar, yang wafat pada tanggal 1 Agustus.<ref name="Lock23">{{harvnb|Lock|2006|p=23}}.</ref> Jumlah kuda juga jauh berkurang dari sebelumnya, dan yang lebih buruk lagi, para petani Muslim di Antiokhia menolak memberikan makanan kepada tentara salib. Pada bulan Desember setelah [[Pengepungan Ma'arra|Pengepungan Ma'arrat al-Numan]], sejumlah sejarawan mengungkapkan bahwa telah terjadi kanibalisme pertama di kalangan tentara salib,{{sfn|Asbridge|2004|p=274|loc=The Faltering Path}} meskipun informasi tersebut tidak muncul dalam satu pun catatan sejarah Muslim kontemporer.{{sfn|Peters|1998|p=84}} Pada saat bersamaan, para kesatria dan pasukan jelata semakin resah dan mengancam akan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem tanpa para pemimpin yang masih berseteru. Akhirnya, pada awal 1099, perjalanan dilanjutkan setelah Bohemond dinyatakan sebagai Pangeran Antiokhia pertama.<ref name="Asbridge-2000">{{harvnb|Asbridge|2000|pp=42–45}}.</ref><ref>Fink, Harold S. (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0027.pdf Chapter XII. The Foundations of the Latin States, 1099–1118]." In Setton, Kenneth M.; Baldwin, Marshall W. (eds.). ''A History of the Crusades: I. The First Hundred Years''. Madison: The University of Wisconsin Press. hlm. 372.</ref>
 
==Catatan==
{{Reflist|group="notecatatan"}}
{{notelist-ua|refs=
{{efn-ua|name=start|Paus Urbanus II menetapkan [[Maria Diangkat ke Surga|Hari Kenaikan Maria]] (15 Agustus 1096) sebagai tanggal resmi dimulainya perang suci, tetapi pasukan Perang Salib Rakyat mulai bergerak beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada bulan April.{{sfn|Carey|Allfree|Cairns|2023|pp=18-22}}}}}}
{{Reflist|group="note"}}
 
==Referensi==