Kerajaan Tarumanagara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kandar (bicara | kontrib)
k menghapus pranala luar yang tdk relevan
Kandar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Kerajaan Tarumanagara''' atau '''Taruma''' adalah sebuah [[kerajaan]] yang pernah berkuasa di wilayah [[Jawa Barat(pulau)|pulau Jawa]] bagian barat pada [[abad ke-4]] hingga [[abad ke-7]] [[Masehi|M]], menjadikannyayang merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang diketahui.
 
==Sejarah==
TarumanegaraTarumanagara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun [[358]], M.yang Kerajaankemudian inidigantikan meninggalkanoleh putranya, tujuhDharmayawarman ([[prasasti382]], termasuk oleh raja terbesarnya, Purnawarman-[[395]]). BerakhirnyaJayasingawarman kerajaandipusarakan inidi tidaktepi diketahui, tetapi diduga keruntuhannya terjadi sekitar abad ke-7, mengingat berita darikali [[TiongkokGomati]] menyebutnya terakhir kali pada tahun 669 M;, sedangkan penyebabnyaputranya didugadi adalahtepi karena serangan dari Kerajaankali [[SriwijayaCandrabaga]].
 
Raja pertama Tarumanegara, Jayasingawarman, wafat pada tahun 382 dan dipusarakan di tepi Kali [[Gomati]] ([[Bekasi]]). Penggantinya adalah putranya, Dharmayawarman (382-395 M), yang setelah wafat dipusarakan di tepi Kali [[Candrabaga]].
 
Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun [[397]] yang terletak lebih dekat ke pantai. Dinamainya kota itu Sundapura--pertama kalinya nama "Sunda" digunakan. Pada tahun [[417]] ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor [[sapi]] kepada kaum [[brahmana]].
 
Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Tarumanagara adalah Suryawarman (535 - 561 M) Raja Tarumanagara ke-7. ''Pustaka Jawadwipa'', parwa I, sarga 1 (halaman 80 dan 81) memberikan keterangan bahwa dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Tarumanagara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.
 
Rakeyan Juru Pengambat yang tersurat dalam prasasti Pasir Muara mungkin sekali seorang pejabat tinggi Tarumanagara yang sebelumnya menjadi wakil raja sebagai pimpinan pemerintahan di daerah tersebut. Yang belum jelas adalah mengapa prasasti mengenai pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu terdapat di sana? Apakah daerah itu merupakan pusat Kerajaan Sunda atau hanya sebuah tempat penting yang termasuk kawasan Kerajaan Sunda?
Baris 22 ⟶ 20:
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Dalam tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.
 
Berakhirnya kerajaan ini tidak diketahui, tetapi diduga keruntuhannya terjadi sekitar abad ke-7, mengingat berita dari [[Tiongkok]] menyebutnya terakhir kali pada tahun 669 M; sedangkan penyebabnya diduga adalah karena serangan dari Kerajaan [[Sriwijaya]].
=== Raja-raja Tarumanagara ===
 
=== Raja-raja Tarumanagara ===
#[[Jayasingawarman]] [[358]]-[[382]]
#[[Dharmayawarman]] [[382]]-[[395]]