Sudwikatmono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Indonesia menjadi Wirausahawan Indonesia |
|||
Baris 49:
* [[Martina Sudwikatmono]], mengelola [[waralaba]] sejumlah [[restoran]] seperti [[Planet Hollywood]], Fabrice World Music Bar's, [[Lawry's]] dan [[Tomy Roma's]]. Selain itu, ia juga mengelola tempat pe[[lelang]]an, sejumlah perusahaan keuangan dan PT J&M Incorporation International Investments.<ref name=salimgroup/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Et7sAAAAMAAJ&q=sudwikatmono+planet+hollywood&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwickebx3fbuAhVz8HMBHQfhC-gQ6AEwA3oECAYQAg Para superkaya Indonesia: sebuah dokumentasi gaya hidup]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=KGlvAAAAMAAJ&dq=sudwikatmono+planet+hollywood&focus=searchwithinvolume&q=fabrice Harta Habibie]</ref> Bisnis ini dibantu awalnya secara permodalan oleh Dwi ketika didirikan di tahun 1990-an, dan kemudian dua anaknya yang lain, Miana dan Tri Hanurita juga bergabung dalam bisnis saudarinya.
* [[Agus Lasmono Sudwikatmono]], dianggap sebagai "penerus" bisnis ayahnya sesungguhnya karena ialah yang paling sukses, menjadi komisaris [[GTV (Indonesia)|GTV]]. Dengan wadah [[Indika Group]], Agus awalnya merintis bisnis di bidang hiburan, seperti [[rumah produksi]] [[sinetron]] dan film dengan nama [[Indika Pictures]] dan [[Indika Entertainment]], radio dengan nama [[Indika FM]] dan beberapa perusahaan lainnya sejak 1996. Pada 2004, perusahaan ini masuk ke industri batubara dengan mengakuisisi PT [[Kideco Jaya Agung]] dengan harga senilai US$ 150 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=MrQVAQAAMAAJ&q=kideco+indika+2004&dq=kideco+indika+2004&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiYkoyx7vbuAhUPX30KHR7nCgkQ6AEwAXoECAEQAw Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 387-394]</ref> Selain itu, Indika sempat terjun ke bisnis [[petrokimia]] dengan membeli [[Lotte Chemical Titan|Petrokimia Nusantara Interindo]], tetapi dijual kembali setelah dimiliki secara singkat. Lalu, bisnis Indika diperkuat dengan restrukturisasi bisnis Dwi (dan saudari-saudarinya) yang diserahkan sebagai anak usaha Indika, menjadikannya induk baru dari kerajaan bisnis Dwi.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZYMWAQAAMAAJ&q=sudwikatmono+sctv&dq=sudwikatmono+sctv&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwikms2k2_buAhVL7HMBHbnsBF4Q6AEwCHoECAUQAg Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 20,Masalah 17-21]</ref> Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2005 ke keluarga Sariaatmadja, saham Dwi di induk SCTV, PT [[Surya Citra Media]] Tbk sudah berada di tangan [[anak perusahaan]] Indika bernama PT Indika Multimedia.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/news/20190310084713-4-59701/eddy-sariaatmadja-obama-dan-harta-rp-182-t Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T]</ref> Indika terus berkembang misalnya dengan mengakuisisi [[Petrosea]] pada 2009,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=b38QAQAAMAAJ&q=indika+petrosea&dq=indika+petrosea&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjQuI6Z7fbuAhU5lEsFHaQHAf4Q6AEwAHoECAUQAw Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 36,Masalah 1-6]</ref> dan dengan bisnis batubara dan pertambangannya, perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang cukup besar di Indonesia.
== Referensi ==
|