Halusinasi suara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Auditory hallucination" |
add konten |
||
Baris 34:
Halusinasi pendengaran verbal yang ber-sumber dari luar daripada dari dalam merupakan factor diagnosa yang mendefinisikan schizophrenia atau bukan.{{Citation needed|date=April 2023}} Suara yang di dengar pada umumnya menyakiti dan emosional, menambahkan ke ''state'' dari ''artificial reality'' and ''disorientation'' yang terlihat pada pasien ''psychotic''. Penyebab dasar dari halusinasi telah men-eksplore level ''cellular receptor''. Hipotesis ''glutamate'', mengajukan kemungkinan penyebab schizophrenia mungkin juga punya implikasi di dalam halusinasi pendengaran, dimana menduga bahwa di picu karena ''altered glutamatergic transmission''.
== Orang terkenal yang mendengar suara ==
Walaupun halusinasi pendengaran mempunyai stigma sampai hari ini, banyak pemikir, pujangga, artis dan sarjana yang mendengar suara seperti : setan bijak Socrates, saint Joan of Arc, malaikat pada Rainer Maria Rilke yang menginspirasi Duino Elegies-nya, Carl Gustav Jung, Andy Warhol, Galileo, Pythagoras, William Blake, Winston Churchill, Robert Schumann and Gandhi dan yang lainnya.<ref>{{Cite web|last=Thraenhardt|first=Bettina|date=2006-12-01|title=Hearing Voices|url=https://www.scientificamerican.com/article/hearing-voices/|website=Scientific American|language=en|access-date=2024-08-07}}</ref><ref name=":0">[https://hearingvoicesnetworkireland.ie/wp-content/uploads/2014/12/2.pdf hearingvoicesnetworkireland]</ref>
'''Robert Schumann''', seorang composer music yang terkenal, menghabiskan akhir hidupnya dengan halusinasi pendengaran. Suatu malam dia menyatakan telah di kunjungi hantu dari Schubert dan menulis music yang dia dengar. Setelahnya, dia mulai menyatakan bahwa dia dapat mendengar angelic choir bernyanyi kepadanya. Dengan kondisi semakin memburuk, suara malaikat berganti dengan suara demon atau setan.
'''Brian Wilson''',, penulis lagu dan co-founder the Beach Boys mengalami schizoaffective disorder yang berbentuk suara tanpa bentuk. Mereka membuat komponen utama dari sebuah biographical film yang ber judul Bill Pohlad's ''Love & Mercy'' (2014), dimana menjelaskan halusinasi dari Wilson adalah sumber inspirasi music. Mengkonstruksi lagu yang Sebagian di desain untuk konversasi dengan mereka. Wilson barkata pada suara-suara tersebut : : "Mostly [they're] derogatory. Some of its cheerful. Most of it isn't.” (kebanyakan menghina. Beberapa ceria). Untuk melawan mereka, psychiatrist menyarankan untuk “bicara humoris ke mereka”, dan dia menjawab bahwa hal tersebut membantu sedikit.
'''Anthony Hopkins''' seorang aktor mengatakan pada interview News of the World “I’ve always had a little voice in my head, particularly when I was younger and less assured” (aku selalu mempunyai suara di kepalaku, terutama saat aku masih muda dan kurang percaya diri), dia mengatakan juga:
“While onstage, during classical theatre the voice would suddenly say, “Oh, you think you can do Shakespeare, do you?” (saat di panggung, saat teater klasik tiba-tiba suara mengatakan, “oh, kamu pikir kamu bisa Shakespeare kan ?”)
'''Doris Stokes''' medium The renowned English mendengar suara yang dia anggap sebagai pemandu spiritual (Ramonov, a Tibetan monk). Pada awalnya dia tidak tahu darimana sampai saat dia melihat film travel di BBC television, dia mengatakan
“It was all about the Table people. Ramonov said “That’s where I come from. Tibet.” (itu semua tentang orang Table. Ramonov mengatakan “dari sana aku berasal. Tibet”)
Dia pertama mendengar suara saat meninggalnya ayah-nya saat berumur 13 tahun dan dia selalu tahu bahwa pengalamannya adalah hal spiritual.
'''Mahatma Gandhi Gandhi''', orang yang hampir meraih kemerdekaan india sendirian dari Inggris, mengandalkan “inner voice” atau suara di dalam kepala untuk pemandu. Gandhi menjelaskan bahwa pengalaman dan percaya bahwa suara tersebut :
“It may be a product of my heated imagination. If it is so, I prize that imagination as it has served me for a chequered life extending over a period of now nearly over fifty-five years, because I learned to rely consciously upon God before I was fifteen years old”.
(itu mungkin produk dari imajinasiku yang panas. Jika demikian, aku menghadiahi imajinasi tersebut karena telah melayaniku untuk menjalani kehidupan sulit selama 50 tahun lebih, karena aku belajar untuk mengandalkan secara sadar kepada Tuhan sebelum aku berumur 15 tahun).
'''Sigmund Freud''' : “During the days when I was living alone in a foreign city … I quite often heard my name suddenly called by an unmistakeable and beloved voice” (selama aku hidup sendiri di kota yang asing… aku sangat sering tiba-tiba mendengar namaku di panggil oleh suara yang tidak salah lagi dan yang tercinta).<ref name=":0" />
== Referensi ==
|