Geosite Batu Basiha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{inuse}}
'''Geosite Batu Basiha''' adalah bebatuan yang berada di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba. Bebatuan ini merupakan satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (UNESCO) pada 7 Juli 2020 dan menjadi anggota UNESCO Global Geopark.<ref>https://sumut.antaranews.com/berita/371601/batu-basiha-keunikan-alam-akibat-letusan-gunung-toba</ref> Geosite Batu Basiha merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang terbentuk dari pecahan batu akibat letusan Gunung Api Toba yang terjadi pada ratusan tahun lalu.<ref>https://www.jpnn.com/news/mengenal-geosite-batu-basiha-warisan-purbakala-yang-diakui-unesco</ref>
==Legenda==
Berdasarkan cerita turun temurun, bebatuan yang bertumpuk di lokasi tersebut dahulu merupakan kayu yang tersambar petir. Konon, kayu-kayu ini tidak direstui untuk dijadikan bahan bangunan rumah.<ref>https://www.merdeka.com/sumut/dulunya-kayu-yang-tersambar-petir-intip-cerita-batu-basiha-peninggalan-nenek-moyang-toba-yang-diakui-unesco-154640-mvk.html?page=3</ref> Sebelum disambar petir, sosok seekor harimau juga sempat mengingatkan agar nenek moyang tidak membuat rumah adat di tempat tersebut, sehingga mengurungkan niat untuk membangunnya.<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210301100150-269-612049/batu-basiha-keunikan-alam-dari-letusan-gunung-toba</ref> Kisah tersebut kemudian dipercaya oleh segenap warga Aek Bolon, dan terus dilestarikan secara turun temurun kepada anak cucu masyarakat Toba.
== Referensi ==
{{reflist}}
|