Udāna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ' {{PaliCanon|sutta}}Kitab '''Udāna''' adalah kitab suci Buddhisme, bagian dari Tripitaka Pali milik Buddhisme Theravāda. Kitab ini merupakan bagian dari Khuddaka Nikāya dalam Sutta Piṭaka. Judulnya dapat diterjemahkan sebagai "seruan luhur". Kitab ini mencakup 80 seruan-seruan luhur, terutama dalam bentuk syair, yang masing-masing didahului oleh narasi yang memberikan konteks tempat Sang Buddha mengucapkannya. Cerita "Orang-orang buta...' |
|||
Baris 24:
Hinüber mengidentifikasi jenis diskursus dalam Udāna (meskipun tidak harus sebagaimana koleksi kitabnya dikenali saat ini) sebagai bagian dari ''navaṅga'' pra-kanonik ([[Bahasa Pali|Pali]] untuk "sembilan kali lipat") yang mengklasifikasikan diskursus menurut bentuk dan gayanya, seperti ''geyya'' (campuran prosa dan syair), ''gāthā'' (bait empat baris), ''udāna'' (ucapan atau seruan), dan ''jātaka'' (kisah kelahiran).<ref>von Hinüber (2000), pp. 7 (§10), 46 (§91); and, Rhys Davids & Stede (1921–1925), p. 348, entry for "Nava" at [https://archive.today/20120730094403/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.1:1:2826.pali] (retrieved 2007-10-12). In particular, von Hinüber (2000, p. 46, §91) states: "The Udāna ... belongs to those old texts mentioned already as one of the ''{{IAST|navaṅga}}''.... [I]t does not seem to be impossible that there once was an Ud having only verses such as those in the [[Udanavarga|Udānavarga]]...."</ref>
== Ketuhanan Yang Maha Esa ==
Untuk memenuhi sila pertama [[Pancasila|Pancasila Indonesia]], maka pengikut aliran Buddhisme [[Saṅgha Theravāda Indonesia|Theravāda di Indonesia]] menggunakan penjelasan [[Nirwana]] sebagaimana dijelaskan dalam Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta atau Tatiyanibbāna Sutta, Udāna 8.3, sebagai interpretasi untuk Ketuhanan Yang Maha Esa.<ref name=":1">{{Cite book|last=Wowor|first=Cornelis|date=1984|url=https://samaggi-phala.or.id/download/lain/ketuhanan.pdf|title=Ketuhanan Yang Mahaesa Dalam Agama Buddha|location=Jakarta|publisher=Akademi Buddhis Nalanda|url-status=live}}</ref> Nirwana dijelaskan sebagai "''ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ''" dengan makna:<ref name=":0">{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=Ud 8.3: Tatiyanibbānapaṭisaṁyuttasutta|url=https://suttacentral.net/ud8.3/id/anggara|website=SuttaCentral|access-date=2022-09-18}}</ref>
# Yang Tidak Dilahirkan (''ajāta'')
# Yang Tidak Menjelma (''abhūta'')
# Yang Tidak Tercipta (''akata'')
# Yang Tidak Terkondisi (''asaṅkhata'')
Dalam Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta Sutta, Udāna 9.3:<ref name=":0" />{{Verse translation|... Atthi, bhikkhave, ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ. No cetaṁ, bhikkhave, abhavissa ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ, nayidha jātassa bhūtassa katassa saṅkhatassa nissaraṇaṁ paññāyetha. Yasmā ca kho, bhikkhave, atthi ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ, tasmā jātassa bhūtassa katassa saṅkhatassa nissaraṇaṁ paññāyatī”ti. ...|... Ada, para bhikkhu, yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi. Jika, para bhikkhu, tidak ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi, maka kalian tidak mungkin mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan, yang menjelma, yang diciptakan, dan yang terkondisi. Tetapi, karena ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi, maka kalian dapat mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan, yang menjelma, yang diciptakan, dan yang terkondisi. ...|attr1=Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta Sutta, Udāna 8.3}}
== Hubungan dengan kitab suci lain ==
|