Perenjak jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wic2020 (bicara | kontrib)
k Suntingan Aji jogja (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Ciko
Wie146 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Taxobox
'''Ciblek''' (''Prinia familiaris'') adalah jenis [[burung kicau]] dengan penampilan mirip [[Prenjak]], hanya saja dengan ukuran tubuh lebih kecil dan bulu lebih kusam. Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.
| color = pink
| name = Perenjak Jawa
| status = LC
| image = Prin fami 060616 7610 cromb ed resize.jpg
| image_width = 200px
| regnum = [[Hewan|Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Burung|Aves]]
| ordo = [[Passeriformes]]
| familia = [[Cisticolidae]]
| genus = '' [[Prinia]] ''
| species = '''''P. familiaris'''''
| binomial = ''Prinia familiaris''
| binomial_authority = [[Horsfield]], 1821
}}
 
'''Perenjak jawa''' atau yang juga dikenal dengan nama '''ciblek''' adalah sejenis [[burung pengicau]] dari suku Cisticolidae (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku Sylviidae). Dalam [[bahasa Inggris]] burung ini dikenal sebagai ''bar-winged Prinia'', merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Nama ilmiahnya adalah ''Prinia familiaris''.
Burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
 
==Ciri morfologis==
Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khas: ''sayap dengan dua garis putih'', serta ekor panjang dengan ''ujung berwarna hitam dan putih''.
Hampir seluruh badan berwarna coklat kehijauan diselingi garis putih tipis. Paruh panjang pipih berwarna lebih tua daripada bulu badan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan
 
Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah agak kuning. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
== Pakan ==
 
==Kebiasaan dan Penyebaran==
Jenis Ciblek ini termasuk burung pemakan serangga / ulat daun /telur semut.
Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di [[taman]], [[pekarangan]], tepi [[sawah]], [[hutan sekunder]], hingga ke [[hutan bakau]]. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras ''cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. !'' Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.
dan biasanya para pengemar burung berkicau untuk merajinkan burung ini sering diberi makan Kroto dan ulat hongkong serta pelet (voor)
 
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
 
Perenjak jawa adalah burung endemik (menyebar terbatas) di wilayah [[Sumatra]], [[Jawa]] dan [[Bali]]. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl.
 
==Ancaman dan Konservasi==
Sebelum tahun 1990-an, burung ini boleh dibilang tidak memiliki nilai ekonomi. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak takut pada manusia menyebabkan populasi burung ini cukup tinggi pada wilayah-wilayah yang sesuai.
 
BurungSetelah tahun-tahun itu, burung ini mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan. Apalagi burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
 
Cara lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di sekitar sarangnya, atau dengan memasang getah (''pulut'') pada tempat-tempat tidurnya di waktu malam.
 
Sayang sekali burung ini mudah stres dan mati dalam pemeliharaan, terutama apabila yang ditangkap adalah burung dewasa. Belum lagi jika pemeliharanya tidak berpengalaman. Namun ini agaknya tidak menyurutkan minat para penangkap burung untuk terus memburunya. Sampai sekarang, burung ini belum berhasil dibiakkan dalam tangkaran. Dan para penggemar burung masih bergantung pada tangkapan dari alam.
 
Eksploitasi yang berlebihan ini segera terlihat akibatnya. Di wilayah-wilayah tertentu seperti di pinggiran [[Jakarta]] dan [[Bogor]], di mana burung ini melimpah sebelum tahun ‘90an, kini ‘kehabisan stok’. Perenjak jawa semakin jarang terlihat di taman-taman, dan hadir terbatas di tempat-tempat tertentu yang masih dekat hutan.
 
Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa [[kroto]] (tempayak dan anak [[semut ngangrang]]), [[ulat hongkong]], serta pelet (voer).
 
==Seksing==
Jantan dibedakan dari betina dengan ukuran tubuhnya yang lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.
 
 
[[Kategori:Burung]]
==Bahan Bacaan==
*MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP
 
 
==Pranala Luar==
{{en}} [http://www.itis.usda.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=562437 ITIS Database, diakses 28/07/2006]
 
 
[[Kategori:Hewan]]
[[Kategori:Burung]]
[[Kategori:Burung Pengicau]]