Kerajaan Inderapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhamri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Muhamri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 83:
Tak lama kemudian, beberapa utusan raja Inggris datang ke Aceh dan mendapatkan hak istimewa dan mereka satu-satunya bangsa eropa yang boleh berdagang di pantai barat. Hal ini dikarenakan Inggris dapat membantu kebutuhan rakyat Aceh terutama bahan pakaian dari India. Namun, segera VOC mengusulkan pada pimpinan di Amsterdam untuk mengaktifkan kantor-kantor di India dan memperbanyak pembelian tekstil mereka dan kemudian juga mendapatkan simpati dari raja Aceh yang membuat Inggris harus meninggalkan kantornya Aceh. Pada tahun 1618 Belanda berhasil menggantikan Inggris sebagai pemegang monopoli dagang di pantai barat selama 2 tahun.
 
Dalam tahun 1619, VOC dan EIC ([[East India Company]]) mendapat tekanan dari negara masing-masing untuk melakukan kerja sama di Sumatera dengan maksud membikin front bersama terhadap Aceh, dengan harapan harga lada dapat ditekan dan kalau bisa, secara bersama mendapatkan konsesi dagang yang menguntungkan dan segala bentuk persaingan antara Belanda dan Inggris selama 20 tahun.
 
Pada tahun yang sama seorang pimpinan kompeni dibunuh di Aceh, dan ini dianggap sebagai kesempatan bagi Belanda dan Inggris untuk menekan Aceh memberikan izin berdagang di pantai barat Sumatera diperpanjang. Akan tetapi Aceh yang pada waktu itu berada di puncak kejayaan setelah mendapatkan kemenangan atas [[Pahang]] dan [[Malaka]] <ref>{{Cite news|last=Lestari Ningsih|first=Widya|date=2021-09-22|title=Mengapa Aceh Menyerang Portugis di Malaka?|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/10/170000069/perlawanan-aceh-terhadap-bangsa-barat|work=Kompas.com|access-date=2024-09-10}}</ref> serta [[Kedah]], [[Patani]] dan Perak berhasil diduduki oleh armada laut Aceh dan kekuasaan dipantai timur Sumatera semakin kuat. Hal ini membuat Belanda dan Inggris pada tahun 1621 terpaksa memuat kapalnya di Aceh dengan harga yang ditentukan oleh Pemerintahan Kerajaan Aceh.
 
Kerja sama Belanda dan Inggris pun usai pada tahun 1623 setelah terjadinya pembantaian bangsa Inggris di Ambon seperti yang dijelaskan sebelumnya terjadi. Pada tahun 1641 Belanda berhasil merebut Malaka dari tangan Postugis, tak salamlama setelah Sultan Iskandar Muda wafat, dan hal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh VOC tapi hal ini tidak didukung pula oleh pemerintahan Belanda di Eropa karena perkembangan politik di sana. Pada saat VOC berhasil di Sumatera terjadi kekacauan politik di Eropa yang menyudutkan Belanda sebagai akibat dari Pembantaian Bangsa Inggris di Ambon yang membuat pers Eropa tak henti-henti menyerang Belanda dan parlemen Inggris ribut. Terjadi beberapa kali serangan terhadap Belanda atas peristiwa yang terjadi di Ambon, beberapa serangan terhadap Belanda terjadi di tahun 1652 dan tahun 1665 yang dilatar belakangi oleh dendam orang Inggris.
 
Sewaktu pertikaian mulai dilupakan terjadi pula pertikaian dengan Prancis, dimana Raja [[Louis XIV dari Prancis|Louis XIV]] menikah dengan putri [[Spanyol]] dan dengan demikian menganggap ia berhak atas daerah Nederlanden bagian selatan. Atas peristiwa tersebut, Belanda harus mencari dukungan dari negara lain di Eropa agar kedudukan negaranya tetap terjaga, dan Belanda pun mendekati Inggris dan [[Swedia]], dan karena persekutianpersekutuan inilah Belanda harus menahan pergerakannya di daerah jajahan untuk tidak berkonfrontasi langsung dengan Inggris yang membela Belanda di Eropa.<ref name=":0" />
 
Kondisi politik di Eropa ini pula dimanfaatkan oleh Inggris untuk kembali membangun kantor-kantor dagang di wilayah Sumatera yang dikuasai oleh Belanda seperti di Inderapura, Airhaji, dan di Batangkapeh. Inggris kemudian tetap merencanakan pertahanan di tempat-tempat lain di Pantai Barat tanpa menghiraukan protes VOC, namun Inggris yang sudah mendapatkan surat perjanjian dengan raja-raja kecil termasuk Inderapura yaitu Raja Adil dan Raja Ibrahim, EIC menganggap ia berhak menduduki Bengkulu, Inderapura, Manjuto, Batangkapeh dan seluruh daerah Bandar X.
Baris 111:
Tahun 1911 regen terakhir dipensiunkan dengan hormat dan tidak diganti lagi. Kemudian di akhir masa eksisnya kerajaan Inderapura, kerajaan ini menjadi bagian tak berarti dari Balai Selasa di bawah ''Controleur'' yang berkedudukan di Balai Selasa.<ref name=":0" />
 
Akhirnya riwayat kerajaan Inderapura berakhirselesai, Kerajaan ini mati terjepit antara kepentingan-kepentingan Belanda dan Inggris yang bertentangan di Sumatera, disela itu juga terjadi intrik kepentingan antara pemimpin-pemimpin sendiri yang tidak bekerja sama, dan saling menghianati. Hasil negeri satu-satunya ialah lada, kekayaan dan kejayaan didapat dari lada dan oleh lada pula lah Inderapura jatuh, hingga saat ini.<ref name=":0" />
 
== Wilayah kekuasaan ==