Suku Bugis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
Baris 80:
Tanah leluhur suku Bugis terletak di sekitar [[Danau Tempe]] dan [[Danau Sidenreng]] di Depresi [[Walanae, Tanete Riattang, Bone|Walannae]] di semenanjung barat daya Sulawesi. Di sinilah nenek moyang suku Bugis saat ini menetap, kemungkinan pada pertengahan hingga akhir milenium kedua SM. Wilayah ini kaya akan [[ikan]] dan [[satwa liar]], dan fluktuasi tahunan Danau Tempe (yang merupakan danau penampung untuk sungai Bila dan Walannae) memungkinkan penanaman [[padi]] secara spekulatif, sementara perbukitan dapat digunakan untuk bercocok tanam dengan sistem ladang, penanaman padi sawah, serta berburu dan mengumpulkan hasil hutan.
Sekitar tahun 1200 M, ketersediaan barang-barang impor bergengsi, termasuk keramik Cina dan Asia Tenggara serta tekstil blok cetak dari Gujarat, ditambah dengan penemuan sumber bijih besi baru di [[Luwu]], memicu [[Reformasi agraria|revolusi agraria]]. Revolusi ini meluas dari kawasan danau besar ke dataran rendah di timur, selatan, dan barat Depresi Walannae. Proses ini mendorong perkembangan kerajaan-kerajaan utama di Sulawesi Selatan dan transformasi masyarakat adat menjadi proto-kerajaan yang bersifat hierarkis dalam kurun waktu empat ratus tahun berikutnya.<ref>{{cite journal|last=Caldwell|first=Ian|year=1995|title=Power, state and society among the pre-Islamic Bugis|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume=151|issue=3|pages=394–421|doi=10.1163/22134379-90003038 |doi-access=free}}</ref><ref>{{cite book|last1=Bulbeck|first1= David|first2=Ian|last2=Caldwell 2000|title=Land of iron; The historical archaeology of Luwu and the Cenrana valley|publisher=Hull: Centre for South-East Asian Studies, University of Hull}}</ref>
== Sejarah ==
|