Ki Ages Dwiharso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah/memperbaiki referensi Perbaikan kesalahan gaya/tata letak
Baris 13:
'''Agustinus Esthi Sugeng Dwiharso,''' yang lebih dikenal sebagai '''Ki Ages,''' adalah seorang seniman, budayawan sekaligus pendidik yang lahir pada 7 Mei 1970 di Dusun Ngenthak, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, di perbukitan Menoreh, Yogyakarta. Nama "Esthi Sugeng Dwiharso" memiliki makna unik, yaitu "mencari keselamatan" dan "anak kedua." Keluarganya tengah membangun rumah ketika ia lahir, yang mengilhami arti dari nama belakangnya, "Dwiharso," yang berarti "dua kehendak."
 
Ki Ages lahir dari pasangan Stephanus Suradjiyanto, seorang guru Sekolah Dasar, dan Maria Goretti Supariyah, seorang mantan guru Taman Kanak-Kanak yang kemudian memilih menjadi ibu rumah tangga. Meski tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Islam, keluarga Ki Ages menganut agama Katolik.<ref>[{{Cite web|last=Sunda|first=Ujang|date=2019-05-06|title=Mas Ages Sosok Dibalik Sukses Rekor Muri Konser Indonesia Raya|url=https://rm.id/baca-berita/government-action/8549/mas-ages-sosok-di-balik-sukses-rekor-muri-konser-indonesia-raya]|website=RM.id|access-date=2024-09-16}}</ref>
 
== Masa Kecil dan Pendidikan ==
Baris 25:
Setelah lulus dari SMP, ia berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, tetapi akhirnya terpaksa masuk ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) karena kekhawatiran ayahnya terhadap lingkungan yang kurang kondusif di Yogyakarta saat itu. Meskipun awalnya enggan, Ki Ages menemukan ketertarikan pada pendidikan musik melalui pelajaran gamelan dan teater yang diterimanya di SPG.
 
Setelah lulus, Ki Ages sempat mengajar di beberapa sekolah, termasuk di Jambi dan Cilacap, tetapi selalu kembali ke kampung halamannya dengan perasaan gelisah. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta, di mana ia bisa menekuni dunia musik dengan lebih serius. Di Jakarta, ia bergabung dengan berbagai grup musik keroncong, bahkan menjadi pemain biola setelah berlatih secara otodidak.<ref>[{{Cite web|title=Komunitas Taman Suropati Chamber: Bermusik Tanpa Batas|url=https://www.mldspot.com/trending/komunitas-taman-suropati-chamber-bermusik-tanpa-batas]|website=Komunitas Taman Suropati Chamber: Bermusik Tanpa Batas|language=en|access-date=2024-09-16}}</ref>
 
== Kehidupan di Dunia Musik ==
Karir musik Ki Ages mulai menanjak ketika ia bergabung dengan Keroncong Tugu, salah satu grup keroncong tertua di Indonesia. Bersama grup ini, ia tampil di berbagai panggung, baik di dalam maupun luar negeri, termasuk di Belanda. Ia juga pernah menjadi music director di Teater Populer yang dipimpin oleh Slamet Rahardjo Djarot.
 
Pada tahun 2005, Ki Ages melanjutkan pendidikannya di bawah bimbingan Profesor Pono Banoe, seorang tokoh musik yang terkenal. Ia meraih gelar Bachelor of Music Education (B.Mus.Ed), setara dengan Sarjana Pendidikan Musik (S.Pd. Mus). Sejak saat itu, ia aktif mengajar musik di berbagai institusi dan mendirikan komunitas Taman Suropati Chamber (TSC) yang didedikasikan untuk anak-anak jalanan agar mereka bisa belajar musik.<ref>[{{Cite web|title=Batavia Mood Dekatkan Musik Keroncong ke Milenial Melalui Aransemen Lebih Modern|url=https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/28/batavia-mood-perkenalkan-musik-kroncong-ke-milenial-melalui-aransemen-lebih-modern?page=all]|website=Wartakotalive.com|language=id-ID|access-date=2024-09-16}}</ref>
 
== Kehidupan Pribadi ==
Baris 36:
 
== Aktivitas dan Kontribusi di Taman Suropati Chamber (TSC) ==
Pada 7 Mei 2007, Ki Ages mendirikan Taman Suropati Chamber (TSC), sebuah komunitas musik yang berfokus pada pelestarian budaya Indonesia, khususnya dalam seni musik. Komunitas ini unik karena beroperasi di Taman Suropati, menghilangkan stigma bahwa musik orkestra hanya untuk kalangan atas, dan mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak, pedagang, pegawai, pelajar, bahkan anak jalanan, untuk bergabung dan bermusik bersama. Atas inovasi ini, TSC mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Komunitas Musik Taman Pertama di Indonesia, bahkan di dunia.<ref>[{{Cite web|title=Belajar Alat Musik Biola di Taman Suropati|url=https://m.beritajakarta.id/read/70047/belajar-alat-musik-biola-di-taman-suropati/]|website=beritajakarta.id|language=id|access-date=2024-09-16}}</ref><ref>[{{Cite web|title=Mengenal Komunitas Musik Taman Suropati Chambers|url=https://www.kompas.tv/nasional/34778/mengenal-komunitas-musik-taman-suropati-chambers/]|website=KOMPAS.tv|language=id|access-date=2024-09-16}}</ref>
 
== Pengembangan Keroncong dengan Batavia Mood ==
Baris 42:
 
== Pengakuan dan Partisipasi Internasional ==
Sebagai seorang seniman yang bercita-cita membawa lagu-lagu daerah dan nasional ke kancah internasional, Ki Ages mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program "International Visitor Leadership" di Amerika Serikat pada Mei 2010. Program ini membahas manajemen dan pengembangan organisasi seni nirlaba. Selain itu, Ki Ages telah berkontribusiaktif dalam berbagai workshop dan seminar, termasuk di Belanda, di mana ia menjadi pembicara dalam seminar tentang musik keroncong. <ref>[{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2019-05-06|title=Taman Suropati Chamber Pecahkan Rekor MURI dan Dunia|url=https://www.liputan6.com/news/read/3958356/taman-suropati-chamber-pecahkan-rekor-muri-dan-dunia/]|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-09-16}}</ref><ref>[https://muri.org/Website/Rekor_detail/memainkanlagukebangsaanindonesiarayadenganorkestraditamanolehpemusikterbanyak/]</ref>
 
== Pendidikan dan Pengajaran ==