Sjofjan Rassat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Majalah ''Pewarta'' mencatat, kepergiannya dilepas lewat acara perpisahan dan dihadiahi oleh meja tamu seharga f 75 dari S.M. Latif. Kepala Negeri Kayutanam menyebut Sjofjan Rassat berjasa dalam meningkatkan keyakinan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit, terutama bersalin.<ref name=":0" />
 
Saat di Kayutanam, SjofjanRassatSjofjan Rassat tercatat membantu [[INS Kayutanam]] memperoleh tanah seluas 20 ha untuk praktik siswa. Tanah ini dimanfaatkan untuk kebun serta pemeliharaan ternak lembu dan kerbau dengan pemerahan susu.<ref>{{Cite book|last=Kamajaya|date=1966|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_nasional_Pantjasila/Zp-gAAAAMAAJ|title=Pendidikan nasional Pantjasila: perdjuangan pendidikan nasional Indonesia dan hasil-hasilnja, dengan amanat P.J.M. Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Dr. Ir. Sukarno, oleh Kamadjaja|publisher=Indonesia|language=id}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|first=AJISMAN|date=2012|url=https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=1252&bid=8917|title=Bunga Rampai Sejarah Sumatera Barat: "Sumatera Barat dari Zaman Jepang Hingga Era Reformasi"|location=Padang|publisher=BPSNT Padang Press|isbn=9786028742542|pages=1-68|chapter=Dinamika Perkembangan INS Kayutanam 1926-1998|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Translations|first=East-West Center Research Publications and|last2=Translations|first2=East-West Center Research|date=1967|url=https://www.google.co.id/books/edition/Translation_Series/63AXAQAAMAAJ|title=Translation Series|language=en}}</ref> Ia juga secara sukarela mengadakan kursus kesehatan bagi guru sekolah dan agama, salah seorang muridnya yakni [[Rahmah El Yunusiyah]].
 
Pada 1933, Sjofjan Rassat meminta fatwa kepada beberapa [[ulama Minangkabau]] di Padang Panjang dan Padang (yakni [[Abdul Karim Amrullah]], [[Daud Rasyidi]], [[Ibrahim Musa]], dan [[Abdullah Ahmad]]) terkait kontrvoersi tusukan limpa (''miltpunctie''). Hasilnya, para ulama menyatakan miltpuoctie tidak dilarang karena mencegah penyakit berpindah ke orang lain.<ref>''[[Sinar Deli]]''. 25 Mei 1933.</ref>