Ketuhanan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Berdoa: link Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Berdoa: koma Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 228:
Secara umum, umat Buddha [[Theravāda]] mendefinisikan ulang terminologi berdoa sebagai aktivitas batin yang merenungi Dhamma dan menyampaikan puji-pujian kepada [[Triratna]], bukan meminta sesuatu yang diinginkan kepada makhluk apa pun. Jika berdoa didefinisikan sebagai suatu aktivitas batin yang memohon atau meminta sesuatu yang diinginkan—misalnya kebahagiaan—kepada [[Dewa (Buddhisme)|dewa]], [[Brahma (Buddhisme)|brahma]], atau makhluk apa pun yang diyakini bisa memberikannya, maka Buddhisme menolak kegiatan berdoa. Dengan pengertian tersebut, kebahagiaan dianggap hanya bisa didapatkan melalui berdoa dan merupakan hadiah dari makhluk yang diminta. Apabila makhluk tersebut tidak berkenan, maka kebahagiaan tidak bisa terwujud karena tidak ada makhluk lain yang bisa menghalangi kehendaknya; termasuk diri sendiri. Dengan demikian, kebahagiaan menjadi sesuatu yang berada di luar kuasa seseorang. Dengan batasan istilah seperti ini, maka ''[[paritta]]'' buddhis, seperti ''Ettāvatā'' dan ''Brahmavihārapharaṇa,'' tidak termasuk dalam terminologi berdoa karena keduanya melibatkan perbuatan baik yang menjadi faktor utama kemunculan kebahagiaan.<ref name=":3">{{Cite web|last=Kheminda|first=Ashin|title=Berdoa Dari Sudut Pandang Buddhisme|url=https://www.dhammavihari.or.id/blog/post/berdoa-dari-sudut-pandang-buddhisme|website=Dhammavihari Buddhist Studies|access-date=2022-09-19}}</ref>
Dengan tiadanya pencipta dunia, pandangan Buddhisme mengenai berdoa pun tidak melibatkan kehadiran pencipta dunia. Dalam Iṭṭha Sutta, [[Aṅguttara Nikāya]] 5.43,<ref>{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 5.43: Iṭṭhasutta|url=https://suttacentral.net/an5.43/id/anggara|website=SuttaCentral|access-date=2022-09-18}}</ref> Buddha menyatakan bahwa kecantikan, kebahagiaan, kemasyhuran, dan alam surga tidak dapat diperoleh melalui doa-doa atau aspirasi-aspirasi. Kecantikan, kebahagiaan, kemasyhuran, dan alam surga hanya dapat diperoleh dengan mempraktikkan jalan yang menuju padanya. Alih-alih berdoa untuk meminta kebahagiaan kepada suatu sosok, [[Buddhatta|Sammāsambuddha]] mengatakan bahwa sebab dari kebahagiaan adalah mengikuti jalan yang membawa ke kebahagiaan. Jalan yang membawa ke kebahagiaan adalah praktik-praktik [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]], seperti ''[[dāna]]'' (bederma), ''[[Sila (Buddhisme)|sīla]]'' (moralitas atau akhlak), dan lain-lain (''dānasīlādikā puññapaṭipadā'').<ref name=":3" />
==== Terbentuknya alam semesta ====
|