Sjofjan Rassat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 11:
Saat di Kayutanam, Sjofjan Rassat tercatat membantu [[INS Kayutanam]] memperoleh tanah seluas 20 ha untuk praktik siswa. Tanah ini dimanfaatkan untuk kebun serta pemeliharaan ternak lembu dan kerbau dengan pemerahan susu.<ref>{{Cite book|last=Kamajaya|date=1966|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_nasional_Pantjasila/Zp-gAAAAMAAJ|title=Pendidikan nasional Pantjasila: perdjuangan pendidikan nasional Indonesia dan hasil-hasilnja, dengan amanat P.J.M. Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Dr. Ir. Sukarno, oleh Kamadjaja|publisher=Indonesia|language=id}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|first=AJISMAN|date=2012|url=https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=fstream&fid=1252&bid=8917|title=Bunga Rampai Sejarah Sumatera Barat: "Sumatera Barat dari Zaman Jepang Hingga Era Reformasi"|location=Padang|publisher=BPSNT Padang Press|isbn=9786028742542|pages=1-68|chapter=Dinamika Perkembangan INS Kayutanam 1926-1998|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Translations|first=East-West Center Research Publications and|last2=Translations|first2=East-West Center Research|date=1967|url=https://www.google.co.id/books/edition/Translation_Series/63AXAQAAMAAJ|title=Translation Series|language=en}}</ref> Ia juga secara sukarela mengadakan kursus kesehatan bagi guru sekolah dan agama, salah seorang muridnya yakni [[Rahmah El Yunusiyah]].
 
Pada 1933, Sjofjan Rassat meminta fatwa kepada beberapa [[ulama Minangkabau]] di Padang Panjang dan Padang (yakni [[Abdul Karim Amrullah]], [[Daud Rasyidi]], [[Ibrahim Musa]], dan [[Abdullah Ahmad]]) terkait kontrvoersikontroversi tusukan limpa (''miltpunctie''). Hasilnya, para ulama menyatakan miltpuoctiemiltpunctie tidak dilarang karena mencegah penyakit berpindah ke orang lain.<ref>''[[Sinar Deli]]''. 25 Mei 1933.</ref>
 
Sejak 1934 sampai 1939, ia mengepalai rumah sakit ingatan dan bersalin di Tarandam, Padang (cikal bakal [[Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang]]).<ref>https://rsjhbsaanin.sumbarprov.go.id/images/2022/11/file/Buku_Profil_2022_Fix-dikompresi.pdf</ref> Seperti di Kayutanam, ia giat memperkenalkan penggunaan kakus di tengah masyarakat. Ia juga mengampanyekan persalinan di rumah sakit.<ref>{{Cite book|last=Sitti Djanewar Bustami Aman|first=|date=2001|url=https://www.google.co.id/books/edition/Nostalgia_Liau_Andeh/bTydAAAAMAAJ|title=Nostalgia Liau Andeh|publisher=Balai Pustaka|isbn=978-979-666-657-7|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Di luar kesibukannya, ia menjadi pengurus Het Nederlands-Indische Rode Kruis (NIRK, Palang Merah) Padang dan Stichting Centraal Vereneging Tuberculosa Besttriding (SCVT) Sumatera Barat. Namanya muncul sebagai kandidat Dewan Kota (''Gemeenteraad'') Padang dalam pemilihan tahun 1934. Namun, sebelum pemungutan suara, ia mengundurkan diri karena "terlalu banyak pekerjaan" sehingga "tidak dapat memberi tenaga sepenuhnya untuk menjalankan kewadjibankewajiban sebagai anggota Gemeenteraad".<ref>''Pewarta''. 29 Juni 1934.</ref> Ia juga tercatat sebagai anggota komite sekolah tinggi milik [[Muhammadiyah]] di Kandang, Padang, tapi belakangan juga mengundurkan diri karena kesibukan.<ref>''Perantaraan Kita''. 4 Juni 1938.</ref>
 
Usai tugas di Padang, Sjofjan Rassat pindah ke [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] sebagai dokter pembasmian malaria sampai tahun 1942. Pada masa awal pendudukan Jepang, ia diangkat menjadi Wakil Kepala Balai Pembasmi Malaria untuk Jawa di bawah Kantor Pusat Urusan Kesehatan (''Naimubu Eiseikjokoe'').<ref>''[[Asia Raja]]''. 5 Januari 1943.</ref> Sekitar tahun 1948, ia membuka praktik di [[Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat|Jembatan Lima]].<ref>''[[Keng Po]]''. 10 September 1948.</ref>