Perang Inggris–Skotlandia (1650–1652): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 94:
[[File:East Port, Cowgate Dundee.jpg|thumb|{{center|Gapura Timur, Dundee}}]]
Menjelang akhir bulan Agustus, Monck sudah merebut Stirling, Alyth, dan St Andrews. Dundee dan Aberdeen adalah kota-kota utama terakhir yang belum dikuasai Inggris. Kuatnya perbentengan Dundee membuat banyak orang Skotlandia menyimpan uang dan barang berharga mereka di kota itu, supaya aman dari incaran Inggris. George Monck menurunkan seluruh pasukannya untuk mengepung Dundee pada tanggal 26 Agustus, lantas menuntut kota itu untuk menyerah. Lantaran yakin bahwa tembok kota dan laskar setempat cukup kuat untuk menahan gempuran Inggris, gubernur menolak menyerah. <!-- Infuriated at having to risk his men's lives with an assault when the war was all but over, Monck gave permission for the town to be [[looting|sacked]] once it was captured. Sesudah mem[[bombardir]] selama tiga hari, pasukan Inggris menyerbu Gapura Barat dan Gapura Timur pada tanggal 1 September.{{sfn|Woolrych|2002|pp=494–497}} They broke into the town and thoroughly sacked it; beberapa ratus rakyat sipil tewas terbunuh, termasuk perempuan dan anak-anak.{{sfn|Stewart|2017|p=176}} Monck admitted to 500, but the total may have been as high as 1,000. Monck allowed the army 24 hours to pillage and a large amount of booty was seized. Subsequently, strict military discipline was
-->
|