Ketuhanan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faredoka (bicara | kontrib)
Hukum Niyāma: add "Kemunculan Bersebab"
Baris 102:
# '''Citta Niyāma''', hukum kepastian atau keteraturan kesadaran
# '''Dhamma Niyāma''', hukum kepastian atau keteraturan ''dhamma'' (fenomena)
Diperkenalkannya istilah "''pañca-niyāma''" dalam [[kitab komentar]] bukan untuk menggambarkan bahwa alam semesta etis secara intrinsik, namun sebagai daftar yang menunjukkan cakupan universal ''hukum [[Kemunculan Bersebab|paticcasamuppāda]] (''paticcasamuppāda''). Tujuan awalnya, menurut [[Ledi Sayadaw]], bukanlah untuk meninggikan atau merendahkan hukum [[Karma dalam Buddhisme|karma]], namun untuk menunjukkan ruang lingkup Hukum Alam sebagai alternatif terhadap klaim [[teisme]].<ref>''Manuals of Buddhism''. Bangkok: Mahamakut Press 1978. Niyama-Dipani was trans. (from Pāli) by Beni M. Barua, rev. and ed. C.A.F. Rhys Davids, n.d.</ref> Dalam sebuah ceramah, Bhante [[Sri Paññāvaro Mahāthera]] menyatakan bahwa hukum karma (''kamma-niyāma'') memenuhi pemahaman masyarakat umum terkait Tuhan, jika perlu mencari sesuatu yang berperan seperti Tuhan dalam Buddhisme.<ref>{{Citation|title=Agama Buddha Tak Punya Tuhan Personal, benarkah (Bhante Sri Paññavaro)|url=https://youtu.be/7jNjrsEMbKA?si=tME6_XLBc5JJEauV|date=2018-08-19|accessdate=2024-09-23|last=Gitaswara Tisarana}}</ref>
 
Dengan memahami bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini semata-mata hasil dari proses hukum kosmis, penganut Buddhisme meninggalkan pandangan yang salah (''micchādiṭṭhi'') tentang penciptaan bahwa dunia ini diciptakan oleh [[Tuhan personal]] sebagai [[Tuhan pencipta|pencipta]].<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=Hansen|first=Upa. Sasanasena Seng|date=September 2008|title=Ikhtisar Ajaran Buddha|location=Yogyakata|publisher=Insight Vidyasena Production|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>