Preman Pensiun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rei Fell (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Rei Fell (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 259:
Menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, Muslihat ikut merayakan dengan memasang bendera merah putih di rumahnya, seperti warga lainnya. Tapi ada yang beda dengan hari kemerdekaan kali ini. Muslihat sudah merdeka dari bisnis lamanya alias pensiun sebagai bos preman. Sekarang Muslihat mau memulai bisnis baru, yaitu berjualan kicimpring. Niat Muslihat sudah bulat, sampai-sampai ia berguru ke Mang Karta yang sudah lama berkecimpung di usaha kicimpring.
 
Esih mendukung niat baik Muslihat, sekarang mereka mulai hidup hemat dan mengurangi pengeluaran untuk modal usaha. Sayangnya Ceu Edoh harus berhenti kerja di rumah Muslihat, karena Muslihat tidak mampu bayarmembayar jasanya lagi. Ceu Edoh galau, ia juga perlumembutuhkan kerjaanpekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Esih menjadi tidak tega melihat kondisi Ceu Edoh.
 
Kabar pensiunnya Muslihat sampai ke telinga Bobby dan Baba. Bobby mengajak Baba kembali menodong untuk mencari pemasukan. Sekarang tidak ada Muslihat yang bakal mengganggu ‘bisnis jahat’ mereka lagi. Di lain kisah, Bohim datang ke terminal untuk bertemu teman lamanya dan Bohim rindu dengan suasana terminal. Bohim tidak betah kerja di tempat sablon dan ingin balik lagi di terminal.
 
Lain halnya dengan Iwan, yang konsisten dengan cita-citanya sebagai petinju profesional. Kali ini Iwan ikut pertandingan tinju untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) nanti. Iwan ingin mengundang Yuyun untuk hadir ke pertandingannya. SayangSayangnya, Ayahnya Yuyun tidak suka Iwan berhubungan dengan Yuyun. Iwan pun menjadi patah hati dan hilang semangat selama latihan tinju. Untungnya ada Ujang, Jupri, dan Joni yang selalu mendukung dan membantu Iwan selama persiapan. Ujang bahkan meminta tolong Muslihat untuk mengajak seluruh anak buahnya datang ke pertandingan Iwan.
 
Semangat yang sama juga ditularkan Muslihat pada generasi muda penerus sepak bola. Kang Mus mampir ke Stadion Persib untuk bertemu [[Djajang Nurjaman]], pelatih [[Persib Bandung]]. Di sana DjajajngDjajang bercerita banyak ke Muslihat seputar pemain sepak bola Indonesia yang saat ini kualitasnya semakin menurun. Karena itu, Muslihat mengajak Djajang untuk melatih anak-anak di tempat Muslihat. Kedatangan Djajang semakin ‘membakar’ semangat para anak-anak yang latihan untuk menjadi juara sepak bola.
 
Lain lagi dengan Saep, sang juara copet. Kini dia punya anak buah baru bernama Voni yang sedang dilatih untuk jadimenjadi pencopet yang handal. Lokasi ''training'' kali ini adalah Pasar Palasari, beberapa pembeli jadi korban Voni. Ditambah lagi keamanan pasar yang lengah, makin membuat Voni leluasa menggasak dompet para pembeli. Nasib pasar dan bisnis lama Muslihat, yang sudah lama tidak terurus semenjak Muslihat pensiun.
 
Cerita ini semakin seru dengan bumbu-bumbu asmara antara Ubed, Dewi dan Diza. Ditambah lagi bisnis kicimpring milik Muslihat yang siap masuk pasar dengan nama merk “''Kicimpring Kang Mus, Juaranya kicimpring''”.