Samsara (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Karakteristik: -". +." |
|||
Baris 7:
== Karakteristik ==
Dalam Buddhisme, ''saṃsāra'' adalah "siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang terus menerus dan sarat [[Penderitaan (Buddhisme)|penderitaan]], tanpa awal dan akhir".{{sfn|Wilson|2010}}{{sfn|Laumakis|2008|p=97}} Dalam beberapa ''sutta'', khususnya [[Saṁyutta Nikāya]] 15, disebutkan, "Dari suatu awal yang tidak dapat diketahui, muncullah kelahiran kembali. Titik awalnya tidak dapat diketahui, meskipun makhluk-makhluk yang terhalang oleh [[Ketidaktahuan (Buddhisme)|ketidaktahuan]] dan terbelenggu oleh [[nafsu keinginan]] terlahir kembali dan mengembara
* Damien Keown: "Although Buddhist doctrine holds that neither the beginning of the process of cyclic rebirth nor its end can ever be known with certainty, it is clear that the number of times a person may be reborn is almost infinite. This process of repeated rebirth is known as saṃsāra or 'endless wandering', a term suggesting continuous movement like the flow of a river. All living creatures are part of this cyclic movement and will continue to be reborn until they attain nirvana."{{sfn|Keown|2000|loc=Kindle locations 702-706}}
* Ajahn Sucitto: "This continued movement is [...] what is meant by samsāra, the wandering on. According to the Buddha, this process doesn't even stop with death—it's like the habit transfers almost genetically to a new consciousness and body."{{sfn|Ajahn Sucitto|2010|pp=37-38}}|group=note|name="realms"}} Samsara dicirikan oleh ''[[dukkha]]'' ("tidak memuaskan," "menyakitkan"). Samsara berhubungan dengan [[Empat Kebenaran Mulia]], karena ''dukkha'' ("tidak memuaskan," "menyakitkan") adalah inti dari samsara.<ref>{{Cite book|last=Keown|first=Damien|year=2003|title=Oxford Dictionary of Buddhism|publisher=Oxford University Press, Incorporated|isbn=9780198605607|pages=248}}</ref><ref>{{Cite book|last=Keown|first=Damien|year=2003|title=Oxford Dictionary of Buddhism|publisher=Oxford University Press Incorporated|isbn=9780198605607|pages=248|quote="Although not mentioned by name, samsara is the situation that is characterized as suffering (*duhkha) in the first of the *Four Noble Truths (aryasatya)."}}</ref> Setiap kelahiran kembali bersifat sementara dan tidak kekal. Dalam setiap kelahiran kembali, seseorang dilahirkan dan mati, untuk dilahirkan kembali di tempat lain sesuai dengan [[Karma dalam Buddhisme|karmanya]] masing-masing.{{sfn|Williams|2002|pp=74-75}} Samsara dilanggengkan oleh ''avijjā'' ("[[Ketidaktahuan (Buddhisme)|ketidaktahuan]]") seseorang, khususnya tentang ''anicca'' ("[[Ketidakkekalan (Buddhisme)|ketidakkekalan]]") dan ''anatta'' ("[[Tanpa atma|tanpa-atma]]"){{sfn|Keown|2004|pp=81, 281}}{{sfn|Fowler|1999|p=39–42}} dan dari ''taṇhā'' ([[nafsu keinginan]]).{{refn|Ketidaktahuan dan nafsu keinginan:
|