Pepsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Basrizal Abdullah (bicara | kontrib)
k Pepsi adalah minuman ringan berkarbonasi asal Amerika Serikat.
Basrizal Abdullah (bicara | kontrib)
k Pepsi adalah minuman ringan berkarbonasi asal Amerika Serikat.
Baris 62:
Walter [[Walter Mack|Mack]] ditunjuk sebagai presiden baru [[Pepsi-Cola]] dan membimbing perusahaan tersebut hingga tahun [[1940]]-an. [[Walter Mack|Mack]], yang mendukung tujuan progresif, memperhatikan bahwa strategi perusahaan dalam menggunakan iklan untuk khalayak umum mengabaikan orang [[Afrika]]-[[Amerika (benua)|Amerika]] atau menggunakan stereotip etnis dalam menggambarkan orang kulit hitam. Hingga tahun [[1940]]-an, potensi pendapatan penuh dari apa yang disebut "[[pasar Negro]]" sebagian besar diabaikan oleh produsen kulit putih di AS.
 
Mack menyadari bahwa orang kulit hitam merupakan ceruk pasar yang belum dimanfaatkan dan Pepsi berdiri untuk mendapatkan pangsa pasar dengan menargetkan iklannya langsung kepada mereka.[32] Untuk mencapai tujuan ini, ia mempekerjakan [[Hennan Smith]], seorang eksekutif periklanan "dari bidang [[Koran|surat kabar]] [[Negro]]" untuk memimpin tim penjualan yang semuanya berkulit hitam, yang harus diberhentikan karena permulaan [[Perang Dunia II|Perang Dunia]] II.
 
Di tahun [[1947]], [[Walter Mack]] melanjutkan usahanya, mempekerjakan [[Edward F. Boyd]] untuk memimpin tim beranggotakan dua belas orang. Mereka datang dengan iklan yang menggambarkan orang kulit hitam [[Amerika (benua)|Amerika]] dalam sudut pandang yang positif, seperti iklan dengan seorang ibu yang tersenyum memegang enam bungkus Pepsi sementara putranya ( [[Ron Brown]] muda, yang tumbuh menjadi [[Menteri Perdagangan]] ) mengulurkan tangan untuk satu. Kampanye iklan lainnya, berjudul "[[Pemimpin di Bidangnya]]", menampilkan dua puluh orang [[Afrika]]-[[Amerika (benua)|Amerika]] terkemuka seperti pemenang Hadiah [[Penghargaan Nobel Perdamaian|Nobel Perdamaian]] [[Ralph Johnson Bunche|Ralph Bunche]] dan [[fotografer]] Gordon Parks.
 
Boyd juga memimpin tim penjualan yang seluruhnya terdiri dari orang kulit hitam di seluruh negeri untuk mempromosikan Pepsi. Segregasi rasial dan undang-undang [[Hukum Jim Crow|Jim Crow]] masih berlaku di sebagian besar wilayah [[Amerika Serikat|AS]] ; Akibatnya, tim [[Edward F. Boyd|Boyd]] menghadapi banyak diskriminasi, mulai dari penghinaan yang dilakukan oleh rekan kerja Pepsi hingga ancaman dari [[Ku Klux Klan]]. Di sisi lain, mereka bisa menggunakan sikap anti-rasismenya sebagai nilai jual, menyerang keengganan Coke untuk mempekerjakan orang kulit hitam dan dukungan dari ketua [[The Coca-Cola Company]] untuk gubernur segregasi [[Georgia]] [[Herman Talmadge]]. Akibatnya, pangsa pasar Pepsi dibandingkan dengan [[Coca-Cola]] melonjak drastis di tahun [[1950]]<nowiki/>an dengan konsumen minuman ringan [[Afrika]]-[[Amerika (benua)|Amerika]] tiga kali lebih mungkin membeli Pepsi dibandingkan [[Coca-Cola|Coke]]. Setelah tim penjualan mengunjungi [[Chicago]], pangsa Pepsi di kota tersebut melampaui pangsa [[Coca-Cola|Coke]] untuk pertama kalinya.
 
Jurnalis [[Stephanie Capparell]] mewawancarai enam orang yang tergabung dalam tim di akhir tahun [[1940]]-an. Anggota tim memiliki jadwal yang sangat melelahkan, bekerja tujuh hari seminggu, [[pagi]] dan [[malam]], selama berminggu-minggu. Mereka mengunjungi botol, [[gereja]], kelompok wanita, [[sekolah]], [[perguruan tinggi]], [[Young Men's Christian Association|YMCA]], pusat [[komunitas]], konvensi [[asuransi]], konferensi [[guru]] dan [[dokter]], dan berbagai organisasi kemasyarakatan. Mereka mengajak musisi [[Musik jaz|jazz]] ternama seperti [[Duke Ellington]] dan [[Lionel Hampton]] untuk mempromosikan Pepsi dari atas panggung. Tidak ada kelompok yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk menjadi sasaran promosi.
 
Iklan Pepsi menghindari gambaran stereotip yang umum di [[Media massa|media]] besar yang menggambarkan [[Bibi Jemimas]] dan [[Paman Bens]], yang berperan untuk menarik senyuman pelanggan kulit putih. Sebaliknya, film tersebut menggambarkan pelanggan kulit hitam sebagai warga kelas menengah yang percaya diri dan menunjukkan selera yang sangat baik terhadap [[minuman ringan]] mereka. Botol-botol tersebut juga ekonomis karena ukuran botol Pepsi dua kali lebih besar.
 
Fokus pada pasar orang kulit hitam ini menyebabkan kekhawatiran didalam perusahaan dan afiliasinya. Mereka tidak ingin terlihat fokus pada pelanggan kulit hitam karena takut pelanggan kulit putih akan disingkirkan. Dalam sebuah pertemuan nasional, [[Walter Mack|Mack]] mencoba menenangkan 500 pembotolan yang hadir dengan menjadi kaki tangan mereka, dengan mengatakan, "Kami tidak ingin minuman ini dikenal sebagai minuman nigger." Setelah [[Walter Mack|Mack]] meninggalkan perusahaan di tahun [[1950]], dukungan untuk tim penjualan hitam memudar dan dipotong.
 
Boyd digantikan di tahun [[1952]] oleh [[Harvey C. Russell Jr.]], yang terkenal karena kampanye pemasarannya terhadap pemuda kulit hitam di [[New Orleans]]. Kampanye-kampanye ini, yang diadakan di tempat-tempat yang sebagian besar dihadiri oleh anak-anak berkulit hitam, akan mendorong anak-anak untuk mengumpulkan tutup botol Pepsi, yang kemudian bisa mereka tukarkan dengan hadiah. Salah satu contohnya adalah acara "[[Pepsi Day at the Beach]]" yang diadakan Pepsi di tahun [[1954]], dimana anak-anak [[New Orleans]] bisa berkendara di [[taman hiburan]] dengan imbalan tutup botol Pepsi. Hingga akhir acara, 125.000 tutup botol telah terkumpul. Menurut [[The Pepsi Cola World]], kampanye [[New Orleans]] jaya ; ketika persediaan tutup botol masyarakat habis, satu-satunya cara mereka bisa mendapatkan lebih banyak adalah dengan membeli lebih banyak Pepsi.
 
'''Persaingan dengan Coca-Cola'''
 
''Artikel utama : [[Perang Kola|Perang Cola]]''
 
Menurut [[Consumer Reports]], di tahun [[1970]]-an, persaingan terus memanaskan pasar. Pepsi melakukan tes rasa buta di toko-toko, yang disebut "[[Pepsi Challenge]]". Pengujian ini menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai rasa Pepsi dibandingkan [[Coca-Cola]]. Penjualan Pepsi mulai meningkat, dan Pepsi memulai "[[Tantangan]]" di seluruh negeri. Hal ini kemudian dikenal sebagai "[[Perang Kola|perang]] cola".
 
Di tahun [[1985]], [[The Coca-Cola Company]], di tengah banyaknya [[publisitas]], mengubah formulanya. Teori telah dikemukakan bahwa [[Coke II|New Coke]], sebutan untuk minuman yang diformulasi ulang, diciptakan secara khusus sebagai tanggapan terhadap [[Tantangan]] Pepsi. Namun, reaksi konsumen menyebabkan [[Coca-Cola]] dengan cepat memperkenalkan kembali formula aslinya sebagai "[[Coca-Cola Classic|Coca-Cola]] Classic".
 
Di tahun [[1989]], [[Billy Joel]] menyinggung persaingan kedua perusahaan dalam lagu "[[We Didn't Start the Fire]]". Kalimat "[[Rock & Roller Cola Wars]]" mengacu pada penggunaan berbagai musisi oleh Pepsi dan [[Coca-Cola|Coke]] dalam kampanye periklanan. [[Coca-Cola|Coke]] digunakan oleh [[Paula Abdul]], sedangkan Pepsi digunakan oleh [[Michael Jackson]]. Kedua perusahaan kemudian bersaing untuk mendapatkan musisi lain untuk mengiklankan minuman mereka.
 
Menurut laporan [[Beverage Digest]] tahun [[2008]] tentang minuman ringan berkarbonasi, pangsa pasar [[PepsiCo]] di [[Amerika Serikat|AS]] adalah 30,8 persen, sedangkan [[The Coca-Cola Company]] adalah 42,7 persen. Penjualan [[Coca-Cola]] melebihi Pepsi di sebagian besar [[Amerika Serikat|AS]], kecuali di [[Appalachia]] tengah, [[Montana]], [[Dakota Utara]], dan [[Utah]]. Di kota [[Buffalo, New York|Buffalo]], [[New York (negara bagian)|New York]], penjualan Pepsi melebihi [[Coca-Cola]] dengan margin dua banding satu. Di tahun 2024, Pepsi tertinggal dari Coca-Cola dan Dr. Pepper sebagai minuman ringan terpopuler ketiga di Amerika Serikat, kehilangan posisi kedua setelah Dr. Pepper, posisi yang dipegangnya sejak tahun 1985.
 
Minuman ini kemudian sukses dipasarkan sehingga Bradham memutuskan mematenkan formulanya di tahun 1902 dan di tahun 1903 mendirikan Pepsi-Cola Company sebagai produsen minuman Pepsi-Cola.<ref name="long">{{Cite web|title=Pepsi Cola's Long, Winding History|url=https://www.thoughtco.com/history-of-pepsi-cola-1991656|website=ThoughtCo|language=en|access-date=May 16, 2019|first5=Video Game Content|last6=inventors}}</ref> Produksinya pun dipindahkan dari toko obat Bradham ke sebuah gudang sewaan. Namun, pasca-[[Perang Dunia I]] di AS menyebabkan Pepsi-Cola Company hampir bangkrut akibat tindakan Bradham yang berusaha menjadi spekulan gula namun justru harganya jatuh. Merek dan formula Pepsi-Cola pun dijual kepada Roy C. Megargel, yang kurang berhasil mengembangkannya sehingga kemudian menjualnya lagi kepada Charles Guth dan Craven Holding. Guth yang merupakan pimpinan perusahaan produsen [[permen]] Loft, Inc. dan memiliki banyak toko permen, berusaha memanfaatkan Pepsi untuk dijual di toko-toko tersebut. Saat itu sebenarnya ia sudah bekerjasama dengan [[Coca-Cola]], namun Guth kecewa ketika Coca-Cola tidak memenuhi permintaannya untuk menurunkan harga produknya kepadanya. Dalam periode ini Guth juga merekrut ahli kimia yang memformulasikan ulang resep Pepsi-Cola.<ref>{{Cite web|url=https://h2o.law.harvard.edu/collages/42028#p21|title=Guth v. Loft (Del. 1939) [Pepsi]|website=h2o.law.harvard.edu|access-date=June 21, 2019|archive-date=May 7, 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210507072817/https://h2o.law.harvard.edu/collages/42028#p21|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://h2o.law.harvard.edu/collages/42028#p21|title=Guth v. Loft (Del. 1939) [Pepsi]|website=h2o.law.harvard.edu|access-date=May 16, 2019}}</ref> Sempat Coca-Cola ditawarkan tiga kali untuk meng[[akuisisi]] merek Pepsi, namun tidak mendapat respon yang positif.<ref>{{cite book|author=Mark Pendergrast|author-link=Mark Pendergrast|title=For God, Country and Coca-Cola|url=https://archive.org/details/forgodcountrycoc00pend_0|publisher=Basic Books|year=2000|pages=[https://archive.org/details/forgodcountrycoc00pend_0/page/192 192]–193|isbn=0-465-05468-4}}</ref>