Pengepungan Bagdad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan terjemahan
Latar belakang: Perbaikan terjemahan
Baris 33:
Setelah saudaranya, [[Möngke Khan]], naik tahta di Mongol pada tahun 1251, Hulegu, seorang cucu dari [[Jenghis Khan]], diutus ke arah barat menuju Persia untuk mengamankan wilayah tersebut. Pasukan Hulegu yang terdiri dari 138.000 orang pun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai wilayah tersebut, tetapi kemudian dengan cepat [[kampanye Mongol melawan Nizari|menyerang dan mengalahkan]] [[negara Nizari Ismaili|Hashashins Nizari Ismaili]] pada tahun 1256. Mongol berharap al-Musta'sim dapat memperkuat pasukan mereka, tetapi al-Musta'sim gagal melakukan hal tersebut. Dikombinasikan dengan arogansi al-Musta'sim dalam bernegosiasi, akhirnya Hulegu yakin untuk menggulingkan al-Musta'sim pada akhir tahun 1257. Menginvasi [[Mesopotamia]] dari semua sisi, pasukan Mongol lalu menyerbu Bagdad, mengadakan sebuah [[sortie]] pada tanggal 17 Januari 1258 dengan membanjiri kamp mereka. Pasukan Mongol kemudian mengepung Bagdad, yang pasukannya tinggal 30.000 orang.
 
Serangan pun dimulai pada akhir bulan Januari. [[mesin kepung|Mesin-mesin kepung]] Mongol lalu berhasil menembus bentengpertahanan Bagdad hanya dalam waktu beberapa hari, dan [[Militer Kekaisaran Mongol|pasukan Hulegu yang sangat terlatih]] pun berhasil menguasai tembok timur pada tanggal 4 Februari. Al-Musta'sim yang makin putus asa kemudian berupaya untuk bernegosiasi, tetapi Hulegu tetap bertekad untuk meraih kemenangan penuh, dan bahkan membunuh pasukan al-Musta'sim yang berniat untuk menyerahkan diri. Al-Musta'sim akhirnya menyerahkan kota tersebut pada tanggal 10 Februari, dan Mongol mulai menjarah kota tersebut tiga hari kemudian. Jumlah orang yang tewas tidak diketahui, karena jumlahnya kemungkinan bertambah akibat [[epidemi]] yang kemudian melanda kota tersebut. Hulegu lalu memperkirakan bahwa jumlah orang yang tewas adalah sekitar 200.000. Setelah menyerukan [[amnesti]] atas penjarahan pada tanggal 20 Februari, Hulegu mengeksekusi mati al-Musta'sim. Berbeda dengan pernyataan berlebihan dari para sejarawan Muslim di kemudian hari, Bagdad justru makin makmur di bawah [[Ilkhanat]] pimpinan Hulegu, meskipun memang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan ibu kota baru, [[Tabriz]].
 
==Latar belakang==
[[File:Talisman Gate, Sarre, Friedrich Paul Theodor, 1911.jpg|thumb|alt=Foto hitam-putih dari menara benteng besar|[[Gerbang Talisman]], yang dibangun pada tahun 1220–1221 oleh [[al-Nasir]], melindungi tembok timur Bagdad pada saat pengepungan.]]
[[Bagdad]] dibangundidirikan pada tahun 762 Masehi oleh [[al-Mansur]], [[khalifah]] kedua dari[[dinasti Abbasiyah]] kedua, yang menggulingkan [[Kekhalifahan Umayyah]]. Al-Mansur percaya bahwa [[Kekhalifahan Abbasiyah]] baru membutuhkan [[ibukota|ibu kota]] baru, yang terletak jauh dari potensi ancaman potensial dan dekat dengan basis kekuatan dinasti Abbasiyah di [[Persia]]. MeningkatkanSangat kekayaankaya lewatberkat [[rute dagang]] dan pengendalian pajak yang mereka kendalikan, Bagdad pun dengan cepat menjadi [[kota dunia]] dan episentrumpusat dari [[Zaman Keemasan Islam]]., Parakarena penyair, penulis, ilmuwan, filsuf, musisi, dan cendekiawan dari segala bidang timbultumbuh di kota tersebut. BerisiMemiliki pusat-pusat pembelajaran seperti [[Baitul Hikmah]] dan [[Astronomi Islam abad pertengahan#Observatorium|observatorium-observatorium astronomi]], yang memanfaatkan [[Sejarah kertas|teknologi kertas yang baru didatangkanterbaru]] dan pengumpulan [[teknologi kuno|ajaran-ajaran kuno]] dari seluruh belahanseantero Eurasia, Bagdad pun menjadi "ibukotaibu kota cendekiawan dunia", ujarmenurut sejarawan [[Justin Marozzi]].{{sfn|Marozzi|2014|loc=chapters 1, 3}}
 
Pada abad kesepuluh, Abbasiyah secara bertahap mengalami penurunan kekuatan. Ini berpuncak pada penaklukan Bagdad, mula-mula oleh [[dinasti Buwaihi|Buwaihi]] pada 945 dan kemudian [[Kekaisaran Seljuk|Seljuk]] pada 1055, yang pada masa itu khalifah menjadi satu-satunya otoritas lokal. Mereka memfokuskan perhatian mereka ke Bagdad sendiri, yang mempertahankan pendiriannya sebagai salah satu kota menonjol di dunia—yang hanya sebanding dengan [[Kaifeng]] dan [[Hangzhou]] dalam hal memiliki [[daftar kota terbesar sepanjang sejarah|lebih dari satu juta penduduk antara 1000 dan 1200]].{{sfnm|Marozzi|2014|1loc=bab 4|Modelski|2007}} Kekhalifahan menghimpun kembali kekuatan signifikan di bawah naungan [[al-Nasir]] ({{reign|1180|1225}}), yang menyoroti ancaman dari [[dinasti Seljuk|penguasa Seljuk terakhir]] dan penerus mereka, [[Kekaisaran Khwarazmia|Khwarazmia]]. Invasi Abbasiyah tahun 1217 yang dilakukan oleh [[Muhammad II dari Khwarazm]] mengalami kegagalan, dan kerajaannya kemudian diinvasi oleh pasukan [[Genghis Khan]], penguasa pertama [[Kekaisaran Mongol]].{{sfnm|Boyle|1968|1pp=200–202|Atwood|2004|2p=1}}