RRI Medan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 58:
Di masa pendudukan Jepang, radio milik Belanda di Medan dibumi-hanguskan oleh Belanda. Semenjak peristiwa itu, didirikanlah stasiun radio baru yang bernama '''Medan Hoso Kyoku''' dibawah komando tentara pendudukan Jepang, maka pada saat itu jumlah radio di Medan hanya mencapai 25 buah."<ref name="ppid"/>
=== Zaman
Saat [[Menyerahnya Jepang]] kepada sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, atas perintah [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]], Jepang segera menyerahkan pemancar radio dan mendaftarkan segala alat penting yang berada dibawah pengawasan ''Medan Hoso Kyoku'', namun para pegawai yang berkebangsaan Indonesia menolak menyerahkannya. Para pegawai akan menggunakan radio sebagai alat perjuangan membela dan mempertahankan kemerdekaan.<ref name="RRIMe">{{cite web|url=https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/17550/7/7.%20NIM.%20308121071%20Bab%20V.pdf|title=SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERANAN RADIO SIARAN RRI STASIUN MEDAN (1945-1970)|publisher=Universitas Medan (UNIMED)|access-date=28 Oktober 2024}}</ref>
Setelah berhasil mengamankan pemancar kecil maka mereka segera melakukan pembangunan radio siaran di Kampung baru lebih kurang 5 kilometer dari pusat kota Medan. Namun belum sempat mengudara, tentara Sekutu telah lebih dahulu mengetahuinya dan segera menghancurkannya, kemudian di rencanakan lagi usaha untuk mendirikan Radio
siaran RRI di Jalan Asia, lagi-lagi usaha tersebut gagal karena situasi dan kondisi kota Medan yang sangat mencekam dan mengharuskan untuk mengungsi ke [[Pematang Siantar]].<ref name="RRIMe"/>
=== RRI di Pemantang Siantar ===
|