RNA duta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
== Aplikasi ==
Pemberian urutan mRNA yang dimodifikasi memungkinkan sel untuk menghasilkan protein, yang dapat secara langsung mengobati penyakit, berfungsi sebagai [[vaksin]], atau memandu [[sel punca]] untuk berdiferensiasi dengan cara yang diinginkan.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Hajj|first=Khalid A.|last2=Whitehead|first2=Kathryn A.|date=2017-09-12|title=Tools for translation: non-viral materials for therapeutic mRNA delivery|url=https://www.nature.com/articles/natrevmats201756|journal=Nature Reviews Materials|language=en|volume=2|issue=10|doi=10.1038/natrevmats.2017.56|issn=2058-8437}}</ref> Namun, tantangan utama dalam terapi RNA melibatkan pengiriman RNA ke sel target.<ref>{{Cite journal|last=Kaczmarek|first=James C.|last2=Kowalski|first2=Piotr S.|last3=Anderson|first3=Daniel G.|date=2017-06-27|title=Advances in the delivery of RNA therapeutics: from concept to clinical reality|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28655327|journal=Genome Medicine|volume=9|issue=1|pages=60|doi=10.1186/s13073-017-0450-0|issn=1756-994X|pmc=5485616|pmid=28655327}}</ref> Tantangan ini termasuk kecenderungan RNA untuk terdegradasi dengan cepat, memicu respons imun, dan ketidakmampuannya untuk dengan mudah melewati membran sel. Begitu berada di dalam sel, RNA harus mencapai sitoplasma, di mana ribosom dapat menggunakannya untuk memproduksi protein.<ref name=":1" />
 
Konsep mRNA sebagai terapi pertama kali diperkenalkan pada 1989 setelah teknik transfeksi dikembangkan.<ref>{{Cite journal|last=Schlake|first=Thomas|last2=Thess|first2=Andreas|last3=Fotin-Mleczek|first3=Mariola|last4=Kallen|first4=Karl-Josef|date=2012-11|title=Developing mRNA-vaccine technologies|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23064118|journal=RNA biology|volume=9|issue=11|pages=1319–1330|doi=10.4161/rna.22269|issn=1555-8584|pmc=3597572|pmid=23064118}}</ref> Pada 1990-an, vaksin mRNA untuk pengobatan kanker yang dipersonalisasi dibuat dengan menggunakan mRNA yang tidak dimodifikasi. Sejak saat itu, terapi mRNA telah dieksplorasi untuk mengobati kanker, penyakit autoimun, gangguan metabolisme, dan peradangan pernapasan. Alat pengedit gen seperti CRISPR juga dapat menggunakan mRNA untuk menghasilkan protein yang diperlukan.
 
Sejak 2010-an, vaksin dan terapi berbasis RNA telah muncul sebagai kelas obat baru yang menjanjikan. Vaksin mRNA mendapatkan perhatian global selama pandemi COVID-19, dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna memproduksi vaksin pertama yang disetujui. Pada 2023, [[Katalin Karikó]] dan [[Drew Weissman]] menerima Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran atas karya mereka dalam mengembangkan vaksin mRNA untuk melawan COVID-19.
 
== Sejarah ==