Dampak lingkungan mata uang kripto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZoelKFL (bicara | kontrib)
menambahkan pranala
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 5:
Tercatat hingga tahun 2022, ''Cambridge Centre for Alternative Finance'' (CCAF) memperkirakan bahwa Bitcoin sudah mengkonsumsi listrik hingga 131 TWh setiap tahunnya, atau sekitar 0,29% dari produksi energi dunia dan 0,59% dari total produksi listrik dunia, dengan aktivitas penambangan bitcoin setara dengan konsumsi energi negara Ukraina atau Mesir<ref>{{Cite web|title=What's the Environmental Impact of Cryptocurrency?|url=https://www.investopedia.com/tech/whats-environmental-impact-cryptocurrency/|website=Investopedia|language=en|access-date=2024-10-31}}</ref>.
 
Hasil penelitian dari [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|United Nations]] University menemukan jika penambangan mata uang kripto menimbulkan dampak buruk bagi iklim, air dan tanah. Mereka mengevaluasi dampak lingkungan dari penambangan Bitcoin sebagai [[mata uang digital]] terbesar di 76 negara selama tahun 2020-2021. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam ''Jurnal Earth's Future'', menemukan jika penambangan Bitcoin mengonsumsi 173,42 Terawatt listrik perjam. Jika diibatkan sebuah negara, maka konsumsi listrik Bitcoin berada pada peringkat ke-27 negara dengan konsumsi litrik terbesar<ref>{{Cite web|date=2024-11-19|title=UN Study Reveals the Hidden Environmental Impacts of Bitcoin: Carbon is Not the Only Harmful By-product|url=https://unu.edu/press-release/un-study-reveals-hidden-environmental-impacts-bitcoin-carbon-not-only-harmful-product|website=United Nations University|language=en|access-date=2024-10-31}}</ref>.
 
Untuk mengimbangi [[jejak karbon]] yang besar ini, setidaknya dibutuhkan penanaman pohon sebanyak 3,9 milyar yang membutuhkan area yang luasnya setara dengan [[Belanda]], [[Swiss]] atau Denmark atau 7% dari [[hutan hujan Amazon]].
 
== Referensi ==