Lena Guslina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Miramar khan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Miramar khan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
}}
[[Berkas:Detikcom2022Agt.png|al=https://www.detik.com/jabar/budaya/d-5992634/renungan-pandemi-ilhami-tarian-di-atas-kanvas-lena-guslina|jmpl]]
'''Lena Guslina,''' lahir di Bandung, 16 Agustus 1977 adalah seorang [[seniman]], [[penari]] dan [[koreografer]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Kiprahnya sebagai penari dan koreografer muda mulai dikenal luaspublik sejak tahun 2000, dengan mengikuti berbagai festival tari Nasional dan pertunjukan sejak tahun 2000. Di masa pandemi sebagai seniman tari ia terus berkarya lewat pentas daring pada beberapa event di tahun 2020 - 2021, diantaranya kolaborasi antara koreografi tari dengan puisi.<ref>{{Cite web|last=https://ppid.rri.co.id|title=RRI Gelar Malam Apresiasi Puisi Bertajuk|url=https://ppid.rri.co.id/berita/informasi-lpu/47/rri-gelar-malam-apresiasi-puisi-bertajuk-untuk-tanah-negeri-ini-10-nopember-di-medan-sumatera-utara|website=ppid.rri.co.id|access-date=2023-05-28}}</ref> Selain aktivitas rutin pada dunia tari, ia juga berbagi waktunya dengan melukis. Merayakan perjalanan 22 tahun berkarya di dunia seni, Lena Guslina menggelar pameran tunggal lukisan perdananya bertajuk "Kumau Diriku: Gerak Garis Lena Guslina".[https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2022/03/24/tarian-warna-lena-guslina] Pada tahun 2024 ia menggelar Pameran Tunggal Lukisan yang kedua berjudul "Titian Tubir" pada tanggal 26 Juni - 14 Juli di Orbital dago yang dibuka oleh Maestro Seni Rupa [https://seleb.tempo.co/read/1884922/penari-lena-guslina-pamerkan-karya-lukisan-unik-di-galeri-orbital-dago-bandung Sunaryo]. Bagi Lena Guslina, kekaryaan di seni rupa merupakan perluasan arena spasial dari profesi dan gerak ketubuhannya sebagai [https://orbitaldago.com/2024/07/15/2732/ penari]. Pada tahun 2024, ia dianugerahi penghargaan Silver Emerging Artist, 14th UOB Painting of the Year untuk karyanya yang berjudul ''Titian Sunyata''."
 
 
 
 
 
 
'''Biografi'''
 
MencintaiKecintaan duniapada tari sejak kecil, olehmendorong orang tuanya, tahununtuk 1991mendaftarkan Lena Guslina didaftarkankecil ke sanggar tari '''Raden Oni Martasuta''' pada tahun 1991, dimanadi mana ia belajarditempa tari tradisionalklasik secaradan mendalammenapak jalan panjang dalam dunia seni tari. Kemudian ia pun melanjutkan pendidikan tari ke jenjang perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (sekarang [[Institut Seni Budaya Indonesia Bandung]]) dan lulus pada tahun 2001.<ref>{{cite web |url=https://kebunsenibandung.wordpress.com/2016/02/19/lena-guslina |title=Profile : Lena Guslina
|date=19 Februari 2016}}</ref>
 
Minatnya pada tari kontemporer mulai ia rintis sejak tahun 2000 dengan memulai karya perdananya yang berjudul "SEMESTA" pada [https://m2indonesia.com/lena-guslina.htm Temu Koreografer Wanita di Teater Arena Taman Budaya Surakarta.] Satu tahun kemudian, yaitu 2001 ia menampilkan dua karyanya, "ASA" dan "KUTU BUKU" di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Bandung.[https://kebunsenibandung.wordpress.com/2016/02/] "ASA" kembali ditampilkan di Centre Culturel Française (CCF) Bandung. Pada tahun 2002, ia menciptakan empat karya "AMBIGU" yang ditampilkan di berbagai acara kesenian. Pada tahun yang sama, ia kembali menciptakan karya kontemporer "YANG TERPOJOK" yang ditampilkan pada acara Pekan Budaya Nusantara di Rumah Nusantara Bandung dan "KEPAK SERIBU SAYAP" yang ditampilkan pada acara Pekan 8 Koreografer Jawa Barat, Taman Budaya Jawa Barat Bandung, dan Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta. Karya dengan Bentuk dan Konten Representasi Dunia Dalam "Ambigu", Karya ini diciptakan oleh Lena Guslina pada tanggal 22 Maret 2002 dan dipentaskan pertama kali di CCF Bandung. Ia disebut memberikan sebuah cara pandang baru dalam menatap tradisi secara cerdas, namunjuga sekaligus merupakan otokritik bagi kebanyakan kaum muda negeri ini. Demikian Widaryanto,[https://onesearch.id/Author/Home?author=Widaryanto%2C+FX] menulis kekaryaan Lena Guslina pada jurnal Isbi. Ia tampil pada "DEMON" karya Grisha Dolgopolov. Penampilan ini merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Australia. Karyanya, "KEPAK SERIBU SAYAP"[https://www.researchgate.net/publication/320420519_Menimbang_Kembali_Formulasi_dan_Pewilahan_Tari_serta_Konsep_Ketubuhan_dalam_Masyarakat_Urban/link/59e4c49faca2724cbfe93b44/download] ditampilkan pada berbagai acara kesenian, mulai dari Festival Tari Tunggal Kontemporer Bandar Serai Riau, Solo Dance Festival, dan Teater Besar ISI Solo. Pada tahun yang sama, karya sebelumnya, "ASA" berkesempatan untuk ditampilkan di Festival Bunga Balai Kota Bandung dan Dago Festival Bandung.<ref>{{cite web |url=https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/lena-guslina.htm |title=Lena Guslina
|date=10 Oktober 2015}}</ref>