Ibnu Khaldun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 8:
Kehidupan Ibn Khaldun didokumentasikan dengan baik, saat dia menulis sebuah otobiografi ''(''التعريف بابن خلدون ورحلته غربا وشرقا, ''at-Ta'rīf bi-ibn Khaldūn wa-Riḥlatih Gharban wa-Sharqan''<ref>{{Cite book|title=at-Taʻrīf bi-ibn Khaldūn wa-Riḥlatih Gharban wa-Sharqan|last=|first=Muḥammad ibn Tāwīt aṭ-Ṭanjī|publisher=|year=1951|isbn=|location=Cairo|pages=}}</ref>) di mana banyak dokumen mengenai hidupnya dikutip kata per kata.
Abdurahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
Dalam otobiografinya, Ibnu Khaldun menelusuri keturunannya hingga masa Nabi Muhammad melalui suku Arab dari [[Yaman]], khususnya [[Hadramaut]] yang datang ke [[Iberia|Semenanjung Iberia]] pada abad ke-8 pada awal penaklukan Islam. Dengan kata-katanya sendiri: "Dan keturunan kita berasal dari Hadramaut, dari orang-orang Arab Yaman, melalui Wa'il ibn Hujr yang juga dikenal sebagai [[Hujr bin Adi]], dari orang-orang Arab terbaik, terkenal dan dihormati." (Halaman 2429, edisi Al-Waraq). Namun, penulis biografi Mohammad Enan mempertanyakan klaim tersebut, dengan menunjukkan bahwa keluarganya adalah seorang Muladi yang berpura-pura berasal dari Arab untuk mendapatkan status sosial.<ref>{{Cite book|title=Ibn Khaldun: His Life and Works|year=1941|url=https://archive.org/details/dli.ernet.525256|last=Abdullah Enan|first=Muhammed|publisher=|isbn=|location=|pages=}}</ref> Enan juga menyebutkan tradisi masa lalu terdokumentasi dengan baik, mengenai kelompok-kelompok [[Orang Berber|Berber]] tertentu, di mana mereka secara hati-hati "menambah" diri mereka menjadi beberapa keturunan Arab. Motif semacam ini adalah demi keinginan untuk meraih kekuasaan politik dan kemasyarakatan. Beberapa pihak berspekulasi tentang keluarga Khaldun ini. Di antaranya menjelaskan bahwa Ibnu Khaldun sendiri adalah produk dari keturunan Berber yang sama dengan mayoritas penduduk asli tempat kelahirannya. Sarjana Islam Muhammad Hozien berpendapat bahwa "Identitas palsu [Berber] akan berlaku namun pada saat nenek moyang Ibnu Khaldun meninggalkan Andalusia dan pindah ke Tunisia mereka tidak mengubah klaim mereka terhadap keturunan Arab. Bahkan di saat Berber berkuasa, Pemerintahan Al-Marabats dan al-Mowahid, dan Ibnu Khaldun tidak merebut kembali warisan Berber mereka". Penelusuran Ibu Khaldun dari silsilah dan nama keluarganya sendiri dianggap sebagai indikasi paling kuat dari keturunan Arab Yaman.
|