Lubuk Benteng, Bathin III, Bungo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefcomputer (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ariefcomputer (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
 
=== Sajarah [[Dusun]] Lubuk Benteng ===
SajarahKisah [[Dusun]]Desa Lubuk Benteng dimulaibermula sejak turunnyaketika rombongan darisembilan kepala keluarga keturunan Desa [[Empelu]] sembilan kepala keluarga, H. Kuris, Ismael, H. TalibThalib, Hasan Bilal Mpul, H. Junit, H. Karem, Mat Dinai dan Petok, dipimpin oleh seorang Penghulu. bernama Haji Karamo Jayo, bergelar Rajo Pengulu. PergiIa berangkat dari desa asalnya untuk mencari tanah pilihpilihan, untuk dijadikan [[dusun]] atau negrinegeri. Tiba disuatudi suatu tempat yang bernama [[Dusun]] [[Teluk Panjang, Bathin III, Bungo|Teluk Panjang]] saatpada waktu itu dipimpin oleh seorang [[Kepala desa|Rio]] yang bernama [[Kepala desa|Rio]] Sari. KepalaKetua rombongan datang menghadapmendatangi Datuk [[Kepala desa|Rio]] Sari memintauntuk menanyakan sesuatu; yang ''"idak lapuk dek hujan idak lekang dek paneh";, tempat berdiam bertempat tinggal, tempat bercocok tanam bersawah ladang"'' (tidak menua bila hujan, tidak menua bila sudah matang, tempat tinggal, tempat bercocok tanam, sawah dan ladang). Maka Datuk [[Kepala desa|Rio]] Sari bertitahmemerintahkan untuk menunjuk sehamparanpada sebidang tanah disepanjangdi sepanjang pinggirantepi Sungai Batang Tebo dari Lebak Benteng sampai kehingga Lubuk Kapa Gedang. DisitulahDi sanalah sembilan kepala keluarga itu membuka sawah ladang sertadan mendirikanmembangun rumah tempatuntuk tinggalditinggali. Beberapa tahun berikutnya menyusuldisusul lagioleh tiga kepala keluarga lagi yaitu Tuo Yet, Mat Baro dan Kadi. Kemudian sejak tahun 1935 wilayahkawasan ini dikenal sebagaidengan [[Empelu,nama Tanah Sepenggal, Bungo|Empelu]] Baru.
 
DimasaPada masa pendudukan Jepang, sampaihingga tahun 1957, rombongankelompok tersebut mengalami krisikrisis yang berkepanjangan, kehidupan dan penghidupan morak-maritmenjadi kacau, di antaradiantara sembilan keluarga itutersebut ada yang bertahanselamat dan ada pula yang kembali ke tempat asalnya yaitu Desa [[Empelu, Tanah Sepenggal, Bungo|Empelu]]. DimasaPada kerisismasa itu pulakrisis, nama Empelu Baru berubah menjadi [[Dusun]] Teluk Panjang Baru, yang dipimpin oleh seorang kepala kampungKampung barnamabernama Rang Tuo Yet. Namun berada di bawah kekuasaan [[Kepala desa|Rio]] [[Teluk Panjang, Bathin III, Bungo|Teluk Panjang]]. SemasaKetika kepala kampungdesanya dijabat Rang Tuo Yet, makadesa berkembanglahitu berkembang menjadi Dusundusun yang kokohkuat.
 
Dengan berlakunya [http://www.bphn.go.id/data/documents/79uu005.pdf Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979], maka status kampung dibawah kekuasaan [[Kepala desa|Rio]] menjadi [[Desa]] yang langsung dibawah kekuasaan Camat [[Muara Bungo]], dengan nama [[Desa]] Baru Teluk Panjang, yang menjadi [[Kepala Desa]] pertama ialah Adnan Bin H. Karamo Jayo Rajo Pengulu. Pada tahun 2004 setelah berlaku [https://dkpp.go.id/wp-content/uploads/2018/11/uu_32_2004_pemerintahandaerah.pdf Undang-undang nomor 32 Tahun 2004], dalam rangka sosialisasi pemekaran kecamatan – kecamatan dalam [[Kabupaten Bungo]] sesuai anjuran dari narasumber sosialisasi tersebut bahwa nama – nama [[Desa]], [[Kecamatan]], [[Kabupaten]] Dan [[Kota]] harus melatar belakangi historis wilayah tersebut. Atas dasar itulah Desa Baru Teluk Panjang dirubah menjadi Desa [[Lubuk Benteng]].