Manuskrip Timbuktu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (other) |
||
Baris 1:
'''Manuskrip Timbuktu''' adalah [[Naskah kuno|naskah-naskah kuno]] yang ditulis baik dengan [[bahasa Arab]], maupun [[bahasa Ajam]] (bahasa Afrika yang ditulis dengan [[Abjad Arab|huruf Arab]]),<ref name=":4">{{Cite journal|last=Ngom|first=Fallou|date=June 2017|title=West African Manuscripts in Arabic and African Languages and Digital Preservation|url=https://www.bu.edu/pardeeschool/files/2017/10/Oxford-Research-Encyclopedia-article.pdf|journal=Oxford Research Encyclopedia of African History|doi=10.1093/acrefore/9780190277734.013.123}}</ref> berisi tentang kehidupan makmur di Afrika, termasuk adanya perkembangan [[sastra]], ilmu pengetahuan, [[sejarah]], [[arsitektur]], [[ekonomi]], [[geografi]], [[matematika
== Sejarah ==
Kota [[Timbuktu]] pernah melampaui kota [[Djenné|Djenne]] dan Walata sebagai pusat pengetahuan Islam dan simbol tradisi intelektual Islam di [[Afrika Barat]]. Kontribusi tradisi menulis di Timbuktu terhadap kumpulan pengetahuan intelektual Islam merupakan bagian dari warisan yang dapat disebut besar, meskipun jauh lebih muda dibandingkan pusat-pusat pengetahuan yang ada di [[Irak]], [[Mesir]], [[Maroko]], dan [[Andalusia]].<ref name=":1">{{Cite web|title=From Timbuktu to here: Timbuktu's manuscript heritage|url=https://apo.org.au/sites/default/files/resource-files/2012-11/apo-nid57143.pdf|website=Analysis & Policy Observatory|access-date=2020-11-21}}</ref>
[[Buku]] selalu menjadi bagian penting dari budaya lokal. Di bawah perlindungan [[kekaisaran Songhai]] (1468-1591), aktivitas intelektual lokal berkembang pesat dan para cendekiawan Timbuktu mulai menulis buku-buku mereka sendiri tentang berbagai subjek, baik keagamaan, sekuler, maupun komentar-komentar tentang karya-karya klasik.<ref>{{Cite web|title=Timbuktu's History {{!}} University of Cape Town|url=https://tombouctoumanuscripts.uct.ac.za/overview/timbuktus-history|website=Tombouctou Manuscripts Project|language=en|access-date=2024-11-21}}</ref> Naskah-naskah tersebut menunjukkan bahwa para cendekiawan Timbuktu menguasai banyak disiplin ilmu pengetahuan muslim seperti [[hukum]], [[teologi]], [[Linguistik|ilmu bahasa]], [[hadis]], [[politik]], [[tafsir]], [[astronomi]], [[kedokteran]], musik, sejarah, sastra, [[mistisme]], dan [[filsafat]].<ref name=":1" /> Sejauh ini, naskah yang berasal dari tahun 1204 adalah naskah tertua yang telah ditemukan.<ref name=":0" />
Jumlah manuskrip yang ditemukan di Timbuktu, baik di daerah [[kota]] maupun [[gurun]] diperkirakan sebanyak 100.000 manuskrip. Lembaga Kajian dan Penelitian Islam Tinggi Ahmad Baba (IHERI-AB) yang juga dikenal sebagai [[Institut Ahmad Baba]], menyimpan sekitar 31.000 manuskrip. Selain itu, manuskrip-manuskrip ini tersebar di sejumlah perustakaan pribadi masyarakat Timbuktu.<ref name=":1" />
== Upaya penghancuran dan evakuasi ==
Pada saat terjadi penyerangan oleh kelompok militan Islamis, [[Ansar Dine]], di [[Mali]], para jihadis bukan saja melakukan penyerangan dan penghancuran terhadap [[mausoleum]] kuno maupun [[masjid]] bersejarah, tapi juga [[perpustakaan]] yang menyimpan ribuan manuskrip Timbuktu.<ref>{{Cite web|date=2013-01-30|title=Militan Mali Bakar Perpustakaan di Timbuktu yang Sarat Naskah Kuno|url=https://www.voaindonesia.com/a/militan-mali-bakar-perpustakaan-bersejarah-di-timbuktu/1593053.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-11-21}}</ref> Senin, 28 Januari 2013, kaum militan Ansar Dine membakar Pusat Dokumentasi dan Riset Ahmed Baba, Timbuktu, Mali.<ref>{{Cite web|date=2013-01-29|title=Manuskrip dan Masjid Bersejarah di Timbuktu|url=https://www.voaindonesia.com/a/manuskrip-dan-masjid-bersejarah-di-timbuktu/1593429.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-11-21}}</ref>
Sesaat sebelum proses pembakaran perpustakaan terjadi, sebagian naskah-naskah berhasil diselundupkan keluar dari Timbuktu dengan cara disimpan dalam kotak-kotak besi. Kotak-kotak besi ini disembunyikan di bawah [[Sayur|sayuran]] dan [[Buah|buah-buahan]] untuk menghindari kecurigaan, lalu diangkut dengan kendaraan pengangkut baik jalur darat maupun sungai menuju [[Bamako]], ibu kota Mali.<ref name=":2">{{Cite web|date=2015-01-28|title=Terancam dibakar, manuskrip kuno akan dilestarikan|url=https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/01/150128_seni_manuskrip|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-11-21}}</ref><ref name=":3">{{Cite web|date=2013-06-05|title=Upaya penyelamatan naskah kuno Timbuktu|url=https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/06/130605_penyelamatan_manuskrip_timbuktu|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-11-21}}</ref> Upaya penyelundupan dan penyelamatan naskah ini dilakukan oleh [[Abdel Kader Haidara|Dr. Abdel Kader Haidara]], pemilik salah satu perpustakaan pribadi terbesar Timbuktu, bersama pejabat Ahmad Baba Institute dan sejumlah keluarga pemilik buku lainnya.<ref name=":3" />
Baris 15:
Proses evakuasi menuju Bamako dengan jalur darat dilakukan menggunakan mobil dan gerobak melalui [[Mopti]], kota terakhir yang dikontrol pemerintah saat pemberontak islamis menguasai kawasan utara. Adapun proses evakuasi jalur sungai menggunakan [[kano]] melalui [[sungai Niger]], melalui Djenne.<ref name=":3" /> Sayangnya, naskah yang ditulis sejak abad ke-13 dan dibendel kulit unta itu banyak mengalami kerusakan selama proses evakuasi ini. Selain itu, kerusakan naskah-naskah ini juga diperparah dengan kondisi kota Bamako yang lebih lembab dibanding kota Timbuktu.<ref name=":2" />
Pada tahun 2015, [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNESCO]] mengadakan konferensi bersama para ahli koservasi dan ilmuwan di Mali untuk membicarakan cara-cara melestarikan ribuan manuskrip yang selamat dari kerusakan dengan mempertimbangkan membuat salinan dalam bentuk [[digital]]. Konferensi ini juga memertimbangkan kemungkinan pengadaan pelatihan staf lebih banyak lagi untuk upaya konservasi dan mengembalikan ribuan naskah tersebut kembali ke Timbuktu sebagai tujuan jangka panjang.<ref name=":2" />
|