Majalah dinding: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abeecekutt (bicara | kontrib)
k menambahka kutipan
Daniatin (bicara | kontrib)
k Memperbaiki ejaan.
Baris 1:
{{more footnotes}}
{{rapikan}}
'''Majalah dinding''' adalah salah satu jenis [[media komunikasi]] dalam tulisan sederhana berisi informasi dengan menggunakan sebuah papan informasi. Istilah [[majalah]] dinding yang kemudian sering disingkat dengan mading disebabkan oleh dominan prinsip dasar majalah di dalamnya. Sesuai dengan namanya, mading terpampang pada [[dinding]] atau sejenisnya. Prinsip majalah tercermintecermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, maupun kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti [[lukisan]], vinyet, [[teka-teki silang]], [[karikatur]], cerita bergambar,<ref name=":0" /> dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik.
 
Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran [[Kayu lapis|tripleks]], [[karton]], atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Mading memiliki berbagai ukuran, yang paling besar adalah 120 cm x 240 cm, sedangkan yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.<ref name=":0">Nursito, 1999, Membina Majalah Dinding, Adicita Karya Nusa</ref> Mading berperan sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa, masyarakat, kantor secara fisikal dan faktual, serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu, informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif.
Baris 15:
 
=== Media komunikasi ===
Mading adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antar pihakantarpihak dalam lingkup tertentu. Mading yang dipasang di balai RW, halaman kantor desa, gereja, masjid, sekolah, atau di fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan keperluan yang aktual. Bila sebuah desa sedang menghadapi lomba desa, sangat mungkin mading yang ada di kantor desa dan balai RW akan berbicara tentang topik lomba desa. Demikian juga kalau hari [[Natal]] tiba, semua aktivitas yang menyangkut gereja akan diuraikan lebih banyak. Begitu pula bila umat [[Islam]] sedang merayakan hari raya lebaran. Permasalahan yang menyangkut [[Lebaran]] akan lebih mendapat prioritas dalam pemuatannya. Sama halnya bila Hari Kebangkitan Nasional sudah dekat, pasti mading dari SD sampai Perguruan Tinggi berbicara tentang [[Budi Oetomo]], [[Ki Hajar Dewantoro]], tokoh-tokoh pendidikan, dan bermacam tema yang tercakup dalam dunia pendidikan.
 
Dengan adanya mading, macam-macam informasi dapat disampaikan secara mudah ke seluruh wilayah sesuai dengan lingkup yang direncanakan. Dengan [[membaca]] mading, banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan [[pengetahuan]], baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
 
=== Wadah kreativitas ===
Pada umumnya, kegiatan anak muda tidak pernah sepi dari [[Kreativitas|kreativitas,]] misalnya olahraga, olah seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis. Lewat karya tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi [[penulis]], majalah dinding adalah tempat untuk mencurahkan bermacam ide. Beragam gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Maka, tepatlah apabila mading digunakan sebagai wadah curahan kreativitas [[wikt:kawula_muda|kawula muda]] karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang murah.
 
Dari sisi lain, pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Mading dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan orang lain, dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik, serta masih banyak lagi yang lain.
Baris 40:
Menghadirkan selembar mading berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun semua yang terlibat di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan mading, secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait dengan aktivitas di dalamnya.
 
Mading akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang yang menjalin kerja sama antarbagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya [[organisasi]].
menjalin kerjasama antar bagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan kerja sebagai
modal dasar setiap tumbuhnya [[organisasi]].
 
==== Melatih kemampuan menulis ====
Banyak penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan secara lebih profesional. KarenaHal ini karena kemampuan menulis didapatkan dengan cara berlatih dan membiasakan diri dalam menulis.
 
== Tema Mading ==
Baris 59 ⟶ 57:
 
=== 3. Film ===
Bagi para pecinta sinema, film dapat menjadi satu tema menarik untuk majalah dinding. Kita dapat menuliskan ulasan terkait film yang sedang ramai di pasaran. Mading juga dapat dihias dengan tema film menggunakan pernak-pernik yang melambangkan sebuah film, seperti rol film, papan adegan, kursi sutradara, poster film, dan lain sebagainya.
 
=== 4. Lingkungan ===
Tema lingkungan adalah tema yang sudah sering kita dengar sehari-hari. Maka, tidak ada salahnya jika kita juga turut menjadikannya sebagai salah satu tema untuk mading sekolah. Sangat mungkin untuk membagikan informasi terkait tips dan trik menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik, beralih ke bahan-bahan yang ramah lingkungan, pentingnya memilah sampah, dan melakukan daur ulang. Hiasan mading dengan tema ini dapat diambil dari lingkungan sekitar seperti daun, ranting, atau bunga yang sudah terlepas dari pohon.
 
=== 5. Sejarah ===