Sunda adalah ajaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Petuahsunyi (bicara | kontrib)
menambahkan penjelasan mengenai sunda
Tag: kemungkinan perlu dirapikan tanpa kategori [ * ] VisualEditor Edit Check (references) activated Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
←Mengalihkan ke Sunda
 
Baris 1:
#ALIH [[Sunda]]
'''SUNDAYANA'''
 
''<small>Sunda adalah ajaran</small>''
 
Sunda bukan hanya sekedar [[Kelompok etnik|Suku]] yang ada di [[Jawa Barat|Jawabarat]] saja, terlalu kecil cakupannya jika Sunda hanya di artikan sebagai Etnik dari Jawabarat. Sunda ini sangat luas cakupannya, itu terbukti dari penggunaan kata Sunda dalam ilmu kebumian [[Geologi]]-[[geografi]] yang dikenal dengan adanya [[Kepulauan Sunda Besar|Sunda Besar]] dan [[Kepulauan Nusa Tenggara|Sunda Kecil]]. dan yang lebih menariknya Sunda itu juga digunakan sebagai nama dari sebuah hamparan atau landasan kontinen yang disebut dengan '''[[Sundaland]].'''<ref>{{Cite book|last=Polgar|first=Gianluca|last2=Jaafar|first2=Zeehan|date=2017-09-01|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-52417-7_1|title=Sundaland Wetlands|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-319-52415-3|pages=1–16}}</ref>
 
Sunda ini adalah Ajaran, yang dikenal saat ini dengan sebutan Sunda Wiwitan. Ajaran tentang Kaweningan hate (kebersihan hati), Budi pekerti, Adab, Etika, Estetika sehingga menjadikan Manusia Sunda atau Manusia yang Adi-Luhung yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, atau manusia dengan kesadaran tertinggi, baik sadar secara lahir maupun bathinnya. dan juga ajaran Ketata Nagara an yang berdampak mendunia. kemudian jaran ini disebut dengan '''''SUNDAYANA'''''.
 
Pengertian dari kata Sunda itu sendiripun memiliki ''filosofi'' yang sangat mendalam, yang dimana untuk mengungkapnya diperlukan disiplin ilmu yang juga berasal dari ilmu leluhur. ini bukan ilmu gutak-gatik semata, melainkan bukti Warisan ilmu dari para leluhur Sunda yang disebut dengan ''Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwat Ing Diyu''.
 
'''SUNDA = Su-Na-Da = SA-Wa-Na-Da'''
 
'''Sa:''' <small>Abadi</small> '''Wa''': <small>Tunggal</small> '''Na''': <small>Api Agung</small> '''Da''': <small>Wujud</small>
 
<small>(</small><big>''Api Tunggal yang Abadi).''</big>
 
'''SUNDAYANA = SURAYANA'''
 
'''SU''': <small>Tunggal Abadi</small> '''RA''': <small>Sinar</small> '''YANA''': <small>Ajaran</small>
 
<big>''(Ajaran Sinar Tunggal Abadi)''</big>
 
dengan disimbolkan kepada Matahari sebagai Sumber '''''Sin Ra/ Sinar''''' (Maha Cahaya). Sehingga Sundayana-Surayana juga diartikan sebagai ''Ajaran Ke-Matahari-an Sejati'' / ''Ajaran Ke-tunggal-an Matahari''. Inti dari ajaran ini adalah Budi Pekerti , hidup sebagai manusia yang ber-Adab hingga mencapai pada puncak ke-manusia-an yang tertinggi (Adi-Luhung) dan Ketata-Negaraan Paripurna.
 
Landasan pada ajaran ini merupakan misi ajaran yang disebar luaskan ke penjuru dunia oleh Maharaja Resi Prabu Sindhu La-Hyang yang kemudian dikenal pula dengan istilah DWI TUNGGAL WANGSA. Landasan / Misi tersebut yaitu:
 
# La-Hyang/ Layang Sasaka/Salaka Domas
# La-Hyang/ Layang Sasaka/Salaka Nagara
 
'''La-Hyang''' : <small>Kitab</small> '''Sasaka''': <small>Pusaka</small> '''Salaka''': <small>Perak/ Herang/ Bening/ [[Cahaya]]</small> '''Domas''': <small>Sampurna Ning Hirup</small>
 
''<big>(Kitab Cahaya Ka-Hyang-an / Tuduh Keur Ka-Sampurna-an hirup)</big>''.
 
Ajaran yang disebar luaskan secara turun temurun dan masyarakat menyebutnya dengan sebutan Sang Guru Hyang/ Guriang / Batara Guru/ lebih dikenal lagi dengan Sangkuriang. Yang dijadikan cerita Legenda , namun ternyata ini merupakan Sandi dari Leleuhur yang untuk kita Baca.
 
Untuk meneguhkan atau sebagai penghubung dari dua konsep tersebut diperlukan satu konsep utama yang disebut dengan ka-RESI-an, hal ini berfungsi sebagai titik tengah/penyeimbang. Sehingga terbentuk 3 konsep dasar Ajaran Sunda, yang dimana pada masa Padjdjaran dikenal dengan sebutan [[Tri tangtu|TRI TANGTU]] / [[Tridharma|TRI DHARMA]].
 
Inti pada ajarannya adalah kawelas asih an/ Kasih sayang/ Rohman rohim.
 
# Tata Salira
# Tata Nagara
# Tata Buana (Alam)
 
Pembangunan sistem kehidupan dari penataan terkecil ke terbesar, dari mulai mengenal Diri-Nagara-Alam.
 
dalam konsep Tri Dharma dibagi tahapan berdasarkan Umur.
 
# Dharma Rasa : Mendidik diri untuk dapat memahami Rasa / Kelembutan dalam diri. Hadir, menyadari rasa dan memahami (Ngarasa & Rumasa) . Manusianya disebut : Dewa-Sa
# Dharma Raga : Pembentukan Perilaku berlandas kesadaran Rasa & Pikiran. Bakti Nyata atau praktik sifat Rasa dalam kehidupan sehari-hari , Hadir dan Menjelma (Ngaraga & Ngawaruga). Manusianya disebut : Dewa-Ta
# Dharma Raja : Mendidik diri menghadirkan Jati Diri sebagai manusia welas-asih dalam perilaku kehidupan. Manusianya disebut : Ma-Ung (Manusia Unggul)
 
'''''#TATA SALIRA'''''
 
Dalam Ilmu Warisan Leluhur juga Panca Niti , 5 Tahapan Ilmu hingga bisa disebut sebagai Manusia Sunda :
 
# Niti Harti, Tahapan Mengerti dan memahami
# Niti Surti, Tahapan menghayati, memaknai dan mengkaji
# Niti Bakti, Tahapan membaktikan yang bersifat Ilahiah
# Niti Bukti, Tahapanmembuktikan yang bersifat Ilmiah
# Niti Sajati, Hasil akumulasi dari 4 tahapan sebelumnya dengan menemukan kebenaran yang hakiki.
 
'''''#TATA NAGARA'''''
 
Sistem ke-tata NagaRa an yang disebut dengan Tri Tangtu pada Masa Padjadjaran:
 
'''SITUMANG = RESI - RATU - RAMA - HYANG'''
 
Jika berdasar pada Legendanya Situmang ini merupakan Anjing yang merupakan Simbol atas Kesetiaan.
 
RESI (Pandita) : Pendidik, Guru, Alim ulama  ; Wilayahnya disebut Ka-Resi-an
 
RATU (Prabu) : Pemimpin , Birokrat  ; Wilayahnya disebut Ka-Ratu-an/ Karaton
 
RAMA (Wong Tani) : Pemelihara, Rakyat  ; Wilayahnya disebut Ka-Rama-an
 
'''''#TATA BUANA'''''
 
Buana (alam) dalam Ajaran Sunda dibagi menjadi 3,yaitu :
 
# Buana Nyungcung , Alam Ruh, Alam Asal.
# Buana Panca Tengah, Alam Rahim perantara proses waruga manusia.
# Buana Larangan , Jagat semesta, Alam Pawenangan.
 
 
 
 
 
 
== Referensi ==
{{Reflist}}<ref>{{Cite journal|last=Dwimarwati|first=Retno -|date=2012-04-01|title=Drama Mun-Tangan Alif: Representasi Kosmologi Sunda-Islam|url=http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v22i2.62|journal=Panggung|volume=22|issue=2|doi=10.26742/panggung.v22i2.62|issn=2502-3640}}</ref>
*<ref>{{Cite journal|last=Heryana|first=Agus|date=2014-06-01|title=JEJAK KEPEMIMPINAN ORANG SUNDA: PEMAKNAAN AJARAN DALAM NASKAH CARITA PARAHYANGAN (1580)|url=http://dx.doi.org/10.30959/ptj.v6i2.178|journal=Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya|volume=6|issue=2|pages=163|doi=10.30959/ptj.v6i2.178|issn=2598-1242}}</ref>
*
*