Modal kerja merupakan modal yang terus menerus harus tetap ada untuk menopang usaha perusahaan yang menjembatani pengeluaran dengan bahan atau [[jasa]] pada saat penerimaan hasil penjualan. Sumber modal kerja dapat diperoleh dari modal sendiri, laba perusahaan, hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, penjualan [[obligasi]], penjualan saham, pinjaman dari [[bank]], dan [[kredit]] dari pemberi modal berupa barang. Bentuk modal kerja bisa berbentuk uang tunai, surat berharga yang mudah diuangkan ([[giro]], [[cek]], [[deposito]]), piutang dagang, untuk membiayai kegiatan operasi tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu yang pendek untuk dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional.<ref>{{Cite webjournal|last=Widyamukti|first=Erlina Yunitasari & B. Junianto Wibowo|date=2018|title=Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Dan LabaPerusahaan|url=httpshttp://ponselpintarjournal.infounika.ac.id/kur-nggak-masuk-kredit-umkm-yang-bisa-diputihkan-ini-2-alasannyaindex.php/jemap/article/download/1582/861|titlejournal=KURJurnal NggakEkonomi, MasukManajemen, KreditAkuntansi UMKMdan Perpajakan|volume=1|issue=1|pages=58|issn=2622-612X}}</ref> Modal kerja memiliki tiga bagian yaitu [[kas]], piutang, dan persediaan. Kas merupakan [[aktiva ]]yang Bisapaling Diputihkan?likuid Iniatau 2merupakan Alasannyaunsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit. Persediaan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara menerus mengalami perubahan.<ref>{{Cite journal|firstlast=SitiSutono|lastfirst=AnisaSodikin Manaf|date=30 November 20242016|accessdatetitle=1Peran DesemberPenting 2024Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan|websiteurl=ponselpintarhttp://ejurnal.infostiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/JEMA/article/download/240/206|journal=JEMA|volume=23|issue=41|pages=1|issn=0853-8778}}</ref>
, dan [[kredit]] dari pemberi modal berupa barang. Bentuk modal kerja bisa berbentuk uang tunai, surat berharga yang mudah diuangkan ([[giro]], [[cek]], [[deposito]]), piutang dagang, untuk membiayai kegiatan operasi tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu yang pendek untuk dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional.<ref>{{Cite journal|last=Widyamukti|first=Erlina Yunitasari & B. Junianto Wibowo|date=2018|title=Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Dan LabaPerusahaan|url=http://journal.unika.ac.id/index.php/jemap/article/download/1582/861|journal=Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan|volume=1|issue=1|pages=58|issn=2622-612X}}</ref> Modal kerja memiliki tiga bagian yaitu [[kas]], piutang, dan persediaan. Kas merupakan [[aktiva ]]yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit. Persediaan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara menerus mengalami perubahan.<ref>{{Cite journal|last=Sutono|first=Sodikin Manaf|date=2016|title=Peran Penting Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan|url=http://ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/JEMA/article/download/240/206|journal=JEMA|volume=23|issue=41|pages=1|issn=0853-8778}}</ref>