Industri elektronik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan suntingan oleh 182.1.170.83 (bicara) ke revisi terakhir oleh 114.10.77.22: suntingan tidak membangun Tag: Pengembalian SWViewer [1.6] |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (other) Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6:
[[Berkas:Electronics factory in Shenzhen.jpg|ka|jmpl|300px|Workers in an electronics factory in [[Shenzhen]], China.]]
[[Berkas:AMIS.JPG|300px|jmpl]]
Industri elektronik menjadi industri yang paling cepat berkembang, termasuk di [[Asia]]. Negara-negara di Asia seperti [[Vietnam]], [[India]], [[Indonesia]], dan sebagainya menjadi magnet bagi pembentukan industri elektronik karena upah buruh yang murah selain berlimpahnya bahan baku bagi industri elektronik itu sendiri. Dalam industri elektronik, perusahaan-perusahaan manufaktur di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Vietnam, [[Thailand]], mengerjakan pesanan (biasanya pengerjaan komponen-komponen produk-produk elektronik) dari perusahaan-perusahaan elektronik pemilik [[lisensi]] yang berbasis di negara-negara maju seperti [[Korea]] dan [[Tiongkok|Cina]]. Industri elektronik dikenal sebagai industri yang paling sukses tabel Mesin electric (Device) Rakitan 3 Komponen utama Industri Pengolahan Strika Filips 3 kabel elemen besi anti Karat (Temperature) terhubung Kabel besi kuantum ATom melukul, nano teknology (Charger Baterai) led Dan trafo Elektronik, charger Baterai (PCB) Komponen led, Negatif Temperature (Positive) tambahkan Tombol Power."Harga electric temperature laminating Watt, Volt "Dan "Harga Induksi Pemas Listrik (Kompor) Listrik [Watt], [Volt]" Modal Usaha Hanya Desain Produk Marketing Masing MASIN Tabel Pemanas [Temperature] Panas. Modal Usaha Industri Pengolahan Mesin Electric. dalam membangun [[rantai pasokan]] di seluruh dunia. Selain itu, 50% [[ekspor]] elektronik pun berasal dari negara berkembang dan negara-negara berkembang, khususnya negara-negara yang tergabung dalam [[Asean|ASEAN]] merupakan target pemasaran produk-produk elektronik yang paling potensial.
Indonesia pada masa [[Orde Baru]] yang mengeluarkan kebijakan larangan impor produk-produk elektronik yang sudah jadi dan menarik perusahaan-perusahaan asing masuk ke Indonesia sebagai join venture partners dari perusahaan-perusahaan lokal. Pada akhir tahun
▲Indonesia pada masa [[Orde Baru]] yang mengeluarkan kebijakan larangan impor produk-produk elektronik yang sudah jadi dan menarik perusahaan-perusahaan asing masuk ke Indonesia sebagai join venture partners dari perusahaan-perusahaan lokal. Pada akhir tahun 1978, ekspor elektronik Indonesia meningkat dan mengambil 15% dari total ekspor manufaktur Indonesia. Pada tahun 1990, melalui kebijakan May Package, ekspor elektronik meningkat setelah kebijakan deregulasi tersebut berhasil menarik masuk investor dari Jepang, Korea Selatan dan Taiwan ke Indonesia. Indonesia pun menjadi layer atau lapisan ke empat dari industri elektronik dan masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Perkembangan industri elektronik di Indonesia pun tidak dapat dilepaskan dari kecenderungan perkembangan ekonomi global dimana pabrik-pabrik direlokasi ke tempat-tempat atau negara-negara dengan upah yang lebih murah (global factory). Kebijakan pintu terbuka oleh negera yang mengurangi intervensi negara dan halangan struktural untuk masuknya modal asing menjadikan industri elektronik sebagai prioritas ke dalam industri sejak tahun 2008. Insentif yang diberikan pemerintah berupa tersedianya buruh murah di Indonesia menarik 250 perusahaan elektronik dengan 10 perusahaan besar elektronik (4 diantaranya merupakan perusahaan dari Jepang, 2 dari Korea Selatan dan 1 perusahaan dari Cina) untuk beroperasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan pemasok komponen elektronik pun berada dalam satu kawasan yakni di Cikarang – Bekasi, untuk membentuk rantai pasokan yang terintegrasi sehingga dapat mengurangi ongkos distribusi.
|