Merpati Nusantara Airlines: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Dwikora |
|||
Baris 39:
Saat itu, di [[Jakarta]], hanya tersisa satu [[Douglas DC-3|pesawat Dakota]] dari 2 yang dimiliki Merpati, dikarenakan satunya sudah habis [[Jam terbang|jam terbangnya]], dimana hal ini mengakibatkan, Merpati terancam [[kebangkrutan]]. [[Douglas DC-3|Pesawat Dakota]] tersisa dipakai untuk menghubungkan [[Jakarta]] - [[Pontianak]] setiap hari, hingga menjelang habis [[Jam terbang|jam terbangnya]], ia diterbangkan ke [[Manila]] untuk mendapatkan mesin-mesin baru. Hal ini membuat Merpati menjadi perusahaan di bidang [[penerbangan di Indonesia]] yang tidak memiliki [[pesawat udara]].{{Sfn|Gunardjo|2010|p=43}}
==== Hibah dari [[Garuda Indonesia]] ====
Merpati kemudian mendapat hibah dari [[Garuda Indonesia]] berupa sejumlah pesawat terbang yang sebelumnya digunakan oleh maskapai [[de Kroonduif]] asal [[Belanda]], dimana awalnya pesawat itu diterbangkan oleh pilot [[Garuda Indonesia]], sebelum akhirnya diserahkan ke pilot Merpati. Selain itu, [[Pemerintah Indonesia]] akan menggantikan pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]] yang telah hilang dengan pesawat angkut ringan buatan [[Swiss]], [[Pilatus PC-6|Pilatus Porter]] sebanyak 12 (dua belas) unit. Selain itu, mulai berdatangan para pilot lulusan dari [[PPI Curug|PPI Curug angkatan 9]]. [[Pilatus PC-6|Pesawat Pilatus Porter]] itu, diterbangkan langsung oleh para pilot [[Swiss]] langsung dari [[Swiss]]. Setibanya di [[Jakarta]] dipakai berlatih dengan diterbangkan untuk rute [[Jakarta]] - [[Tanjung Karang]] pp, setiap hari. Pesawat ini kurang disukai, jika dibandingkan dengan pesawat [[De Havilland Canada DHC-3 Otter|Otter]], karena beberapa hal, antara lain yaitu memiliki tenaga lebih kecil serta penerbangannya yang lebih dibatasi mengingat sistem pendinginannya yang kurang sempurna.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=44}}
==== [[Pilatus Porter|Pesawat Pilatus Porter]] ====
Setelah beberapa lama, [[Pilatus PC-6|Pesawat Pilatus Porter]] ini, dicat khas perusahaan, yaitu [[Merpati sebagai simbol|burung Merpati]] dalam kurungan, yang diperoleh dari suatu sayembara di perusahaan. Diantara beberapa karwayan, logo ini, mirip dengan tanda sebuah toko penjual bermacam-macam burung. Pesawat-pesawat ini kemudian dimodifikasi untuk bisa terbang lebih lama.Modifikasi dilakukan dengan membongkar tempat duduk dan memasang dua drum bahan bakar yang dihubungkan dengan sistem bahan bakar pesawat udara. Rencananya, ia akan dibawa menerbangi laut dengan rute ke [[Surabaya]] - [[Banjarmasin]], [[Balikpapan]] - [[Gorontalo]] - [[Manado]] - [[Morotai Jaya, Pulau Morotai|Morotai]] dan [[Sorong]]. Di saat yang sama, mulai timbul pemberontakan bersenjata di [[Irian Barat]] oleh Mandacan dan pasukannya.{{Sfn|Gunardjo|2010|p=45}}
|