Suksesi takhta Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Pada masa [[Dinasti Tang]], suksesi secara teoritis jatuh kepada putra tertua permaisuri, sebuah sistem yang disebut ''dizhangzi jicheng''.{{efn|name=dizhangzi|''dizhangzi jicheng'' (嫡長子繼承).}} Pada paruh pertama dinasti, perebutan kekuasaan internal berarti bahwa dalam praktiknya suksesi lebih mirip dengan tanistri darah, yakni yang paling mampu dari seluruh calon pewaris takhta. Setiap suksesi selama periode ini melibatkan pertikaian dan pertumpahan darah. [[Fratrisida|Pembunuhan saudara kandung]] merupakan hal yang lumrah; [[Filisida|pembunuhan anak kandung]] dan [[Patrisida|pembunuhan ayah kandung]] juga terjadi. Baru pada masa [[Kaisar Suzong dari Tang|Kaisar Suzong]] digantikan oleh [[Kaisar Daizong dari Tang|Kaisar Daizong]] pada tahun 762, putra tertua menggantikan ayahnya untuk pertama kalinya.<ref>{{bulletlist|{{Cite journal|last=Chen|first=Sanping|date=1996|title=Succession Struggle and the Ethnic Identity of the Tang Imperial House|url=https://www.jstor.org/stable/25183243|journal=[[Journal of the Royal Asiatic Society]]|volume=6|issue=3|pages=388–192|doi=10.1017/S1356186300007793|jstor=25183243|s2cid=162460345 |issn=1356-1863}}|{{Citation|last=Chen|first=Sanping|url=https://books.google.com/books?id=ugbWH-5OjegC|title=The Legacy of the Tuoba Xianbei: The Tang Dynasty|date=2012|publisher=University of Pennsylvania Press|isbn=978-0-8122-0628-9|language=en|work=Multicultural China in the Early Middle Ages}} (an expanded version of the above)}}</ref>