Pemberontakan Ra Kuti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
== Sejarah ==
 
Dalam menjalankan aksinya, [[Ra Kuti]] berhasil mengajak beberapa anggota [[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]] lainnya untuk berusaha mendongkel takhta [[Jayanagara]], yakni ''[[Ra Tanca]], Ra Banyak, Ra Yuyu, Ra Pangsa'' dan ''Ra Wedeng''. Saat pemberontakan Ra Kuti terjadi, [[Gajah Mada]] belum menjabat sebagai ''mahapatih'' yang nantinya turut mengantarkan [[Majapahit]] ke masa kejayaan. Posisi Gajah Mada saat itu adalah anggota pasukan pengamanan raja alias ''Bhayangkara''. Aksi pemberontakan Ra Kuti membuat ibu kota Kerajaan Majapahit porak-poranda dan Jayanagara berada dalam situasi berbahaya. Di sinilah peran Gajah Mada disebut-sebut sangat penting dalam upaya penyelamatan takhta Majapahit.
 
Pemberontakan yang dilakukan oleh para Dharmaputra jelas mengancam nyawa Jayanagara. Maka, sang raja harus diselamatkan. Gajah Mada dan pasukan ''Bhayangkara'' mengamankan Raja Jayanagara ke desa bernama Badander. Ada referensi yang menyebut bahwa ''Badander'' berada di wilayah [[Bojonegoro]], namun ada pula yang meyakini desa itu terletak di [[Jombang]].<ref name=":0">https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-ra-kuti-di-majapahit-yang-ditumpas-gajah-mada-f978</ref> Setelah memastikan Jayanagara aman di ''Badander'', dengan pengawalan sebagian anggota ''Bhayangkara'', Gajah Mada kembali ke pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di istana yang terletak di [[Trowulan]] ([[Mojokerto]]), Gajah Mada menjalankan taktik jitunya untuk memastikan bahwa rakyat tidak mendukung pemberontakan Ra Kuti.