Manjutakin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Manjutakin''' ({{lang-ar|منجوتكين}}) adalah seorang budak militer (''ghulam'') dari Khalifah Fathimiyah al-Aziz Billah ({{memerintah|975|996}}). Berasal dari Turki, ia menjadi salah satu jenderal terkemuka Fathimiyah di bawah al-Aziz, berperang melawan Dinasti Hamdaniyah dan Bizantium di Suriah. Ia memberontak terhadap rezim yang didominasi Berber...' |
|||
Baris 4:
Manjutakin adalah salah satu prajurit budak [[Orang Turki|Turki]] paling terkemuka yang diperkenalkan ke istana Fathimiyah oleh al-Aziz dan pendahulunya [[Muiz Lidinillah|al-Mu'izz]] ({{memerintah|953|975}}) dan dipilih sebagai penyeimbang tentara yang sebagian besar berasal dari suku [[Berber]] (yang sebagian besar berasal dari suku [[Kutama]]).{{sfn|Kennedy|2004|p=322}}{{sfn|O'Leary|1923|p=125}}
Pada tahun 991, setelah kematian [[wazir]] lama [[Ya'qub bin Killis]], yang telah mendominasi politik Fathimiyah selama hidupnya, al-Aziz memilih untuk mengejar sikap yang lebih agresif di [[Bilad asy-Syam|Suriah]], dan menunjuk Manjutakin sebagai gubernur [[Damaskus]].{{sfn|Kennedy|2004|pp=324–325}} Didorong oleh para pembelot setelah kematian emir [[Sa'd al-Dawla]], al-Aziz memutuskan untuk memperbarui serangannya terhadap emirat Hamdaniyah di [[Aleppo]], dan menugaskan Manjutakin dengan kampanye tersebut. Jenderal Fathimiyah menyerbu emirat tersebut, mengalahkan pasukan Bizantium di bawah ''[[dux|doux]]'' dari [[Antiokhia]], [[Michael Bourtzes]], pada bulan Juni 992, dan mengepung Aleppo. Namun, ia gagal untuk mengejar pengepungan dengan penuh semangat dan kota itu dengan mudah dapat bertahan sampai, pada musim semi tahun 993, setelah tiga belas bulan berkampanye, Manjutakin terpaksa kembali ke Damaskus karena kekurangan perbekalan.{{sfn|Stevenson|1926|p=251}}{{sfn|Whittow|1996|pp=379–380}} Pada musim semi 994, Manjutakin melancarkan invasi lain, sekali lagi mengalahkan Bourtzes di [[Pertempuran Orontes]] pada bulan September, mengambil [[Homs]], [[Apamea, Suriah|Apamea]] dan [[
Setelah kematian al-Aziz, putranya yang masih muda al-Hakim naik takhta. Namun, Kutama menggunakan kesempatan itu untuk mengangkat pemimpin mereka, [[al-Hasan bin 'Ammar]], sebagai perdana menteri, dan secara efektif merebut kendali pemerintah pusat untuk diri mereka sendiri. Hal ini memicu reaksi dari faksi Turki, yang dipimpin oleh Manjutakin. Dengan dorongan rahasia dari guru [[Orang kasim|kasim]] al-Hakim, [[Barjawan]], Manjutakin memimpin pasukannya ke selatan menuju [[Mesir]], sementara orang Berber berkumpul di bawah komando [[Sulayman bin Ja'far bin Fallah]]. Kedua pasukan bertemu di [[Ramla]] atau [[Ashkelon|Ascalon]], dan pertempuran berakhir dengan kekalahan bagi Manjutakin, yang ditawan.<ref>{{harvnb|Kennedy|2004|pp=327–328}}; {{harvnb|O'Leary|1923|pp=123–126}}.</ref>
== Referensi ==
|