Serangan disinformasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penyebab |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
Di [[Indonesia]], seorang staf dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bernama Adi Syafitrah telah terlibat dalam kegiatan periksa fakta. Sejak 2019, ia telah melakukan 1.400 pemeriksaan tentang kebenaran sebuah informasi, [[video]], [[foto]], dan [[narasi]] palsu di media sosial. Adi menggunakan alat-alat yang tersedia di internet untuk dapat meneliti kebenaran sebuah informasi. Setelah kebenaran informasi ditemukan, MAFINDO akan menyampaikannya ke masyarakat berupa artikel. Melakukan pengecekan sendiri dengan memeriksa fakta sebuah informasi di media sosial, adalah cara yang paling tepat untuk bisa terhindar dari disinformasi.<ref name="AKSI"/>
=== Menurut Tom Buchanan ===
Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah disinformasi tersebar menurut Tom Buchanan yakni dengan membuat konten dan informasi yang formatnya menyerupai [[Hoax|informasi palsu]]. Kuantitas konten bermutu harus dapat mengungguli konten disinformasi. Hal ini dilakukan agar konten yang tersaji ke masyarakat didominasi oleh konten yang benar dan positif. Tom juga berpendapat agar masyarakat tidak menggunakan jasa "suka" demi popularitas. Pemerintah, [[tokoh publik]], [[media massa]], serta lembaga-lembaga penyiaran dan berita, seharusnya fokus pada isu-isu spesifik.<ref name="PENYEBAB"/>
== Referensi ==
|