Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan konten dan rujukan
Baris 15:
Koalisi Pakatan Harapan sebagai pemenang dalam [[Pemilihan umum Malaysia 2018|Pemilihan umum Malaysia ke-14]] menepati janjinya untuk mengusahakan pencabutan Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018 selama masa pemerintahannya di Malaysia.{{Sfn|Chen, dkk.|2023|p=1280}} Setelah terpilih sebagai perwakilan Pemerintah Federasi Malaysia, Koalisi Pakatan Harapan mengajukan usulan [[rancangan undang-undang]] untuk pencabutan Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018. Pada tanggal 16 Agustus 2018, [[Dewan Rakyat Malaysia]] yang berstatus sebagai [[majelis rendah]], memberikan suara untuk mencabut Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018. Namun usulan pencabutan ditolak oleh [[Dewan Negara Malaysia]] yang berstatus sebagai [[majelis tinggi]]. Setelah penolakan ini, ditetapkan masa tenang selama setahun sesuai ketentuan Pasal 68 dalam Konstitusi Malaysia. Kemudian pada bulan Oktober 2019, Koalisi Pakatan Harapan kembali mengusulkan rancangan undang-undang pencabutan Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018.{{Sfn|Leong|2021|p=1-2}}
 
Dewan Rakyat Malaysia kembali mengesahkan rancangan undang-undang tersebut dan mengajukannya kepada Dewan Negara Malaysia dan juga kepada [[Yang di-Pertuan Agong|Raja Malaysia]]. Pengajuan kepada Raja Malaysia membuat rancangan undang-undang untuk pencabutan Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018 otomatis akan disahkan menjadi undang-undang tanpa terpengaruh oleh keputusan Dewan Negara Malaysia. Kondisi pengesahannya terjadi jika pengajuan rancangan undang-undang tersebut mendapat persetujuan oleh Raja Malaysia dalam waktu 30 [[hari]] sejak tanggal pengajuan.{{Sfn|Leong|2021|p=12}} Pencabutan Undang-Undang Anti-Berita Palsu 2018 berhasil dilakukan pada bulan [[Desember 2019]] oleh Parlemen Malaysia.{{Sfn|Chen, dkk.|2023|p=1280}}<ref>{{Cite book|last=ARTICLE 19|date=Juni 2021|url=https://www.article19.org/wp-content/uploads/2021/06/ARTICLE-19-Analysis-Malaysia-Emergency-Fake-News-Ordinance.pdf|title=Malaysia: Emergency (Essential Powers) (No. 2) Ordinance 2021 (Fake News Ordinance)|publisher=ARTICLE 19|pages=3|language=EN|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==