Foto dan film panas Sukarno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
==Pemerasan ''honey trap'' KGB==
Awal mula pemerasan oleh KGB dilakukan saat kunjungan Sukarno ke Uni Soviet pada tahun 1960an. KGB kemudian berusaha memancingnya dengan ''honey trap'', yang merupakan kode untuk jebakan wanita cantik yang berperan sebagai pramugari yang mengikutinya hingga ke hotel. KGB kemudian memiliki video panas Sukarno dan berharap dengan menunjukkan rekamannya, Sukarno akan menurut agar tidak disebarluaskan.<ref>[https://thepatriots.asia/10-operasi-gila-kgb/ ''10 Operasi Gila KGB''] dari situs thepatriots.asia</ref> Namun reaksi Sukarno di luar dugaan, justru tertawa dan meminta lebih banyak lagi video yang dibuat. Akhirnya upaya pemerasan tersebut gagal.<ref name=intisari>[https://intisari.grid.id/read/032638161/sambangi-uni-soviet-soekarno-hampir-digoyang-pramugari-cantik-rusia-tapi-respon-presiden-pertama-indonesia-ini-justru-bikin-kgb-dan-cia-jiper-untuk-peras-beliau ''Sambangi Uni Soviet, Soekarno Hampir 'Digoyang' Pramugari Cantik Rusia, Tapi Respon Presiden Pertama Indonesia Ini Justru Bikin KGB dan CIA Jiper untuk Peras Beliau Lagi'']. dari situs intisari.grid.id</ref>
==Film palsu ''Happy Days'' CIA==
Upaya mirip dilakukan oleh CIA, namun dengan menggunakan pemeran palsu yang dipakaikan topeng. Karena melihat Sukarno akhirnya malah terlalu dekat dengan Uni Soviet, maka CIA berusaha melakukan hal serupa, memeras Sukarno dengan membuat video porno yang diperkirakan bisa merusak citranya. Keresahan ini diperkuat oleh kegagalan CIA mencampuri Pemilu 1955 di Indonesia, yang berakibat posisi Sukarno yang justru semakin menguat. Upaya pertama dilakukan dengan membuat rumor bahwa Sukarno telah dijebak dengan wanita cantik saat berkunjung ke Uni Soviet. <ref name=intisari/>
Joseph Burkholder Smith, pemimpin operasi CIA di Indonesia dari 1956-1958 memberi kesaksian melalui memoarnya bahwa, "Kami berhasil dengan tema ini, berita tentang hubungan gelap Soekarno muncul di media dunia, dan saat media Inggris Round Table mengusut hubungan gelap internasional, jebakan mata-mata Rusia kepada Soekarno masuk ke dalam daftar analisis mereka."<ref name=intisari/>
|