Pseudo mitologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Filsuf [[Vincent Descombes]] berpendapat bahwa "mitos adalah apa yang diceritakan sebagai mitos dan apa yang ditransmisikan sebagai mitos". Oleh karena itu, menurut pendapatnya, istilah yang tepat adalah "mitologi miskin" atau "mitologi hambar", daripada "pseudo-mitologi".<ref>[[Vincent Descombes]], A foreword to the translation of [[Jacques Bouveresse]]'s ''Wittgenstein Reads Freud'', 1995, {{ISBN|1400821592}}, [https://books.google.com/books?id=1otkKRQi-CcC&dq=%22pseudo+mythology%22&pg=PR7 p vii]</ref>
==Dalam Budaya Slavia dan Baltik==
Terdapat kekurangan sumber yang dapat dipercaya untuk mitologi dalam kepercayaan atau agama di Slavia atau Baltik.<ref name=reiter>Norbert Reiter, "Mythologie der alten Slaven", Dalam: ''Die Mythologie der alten Kulturvölker. Band 2: Das alte Europa'', Klett-Cotta, Stuttgart 1973, ISBN 3-12-909820-8, hlm. 163–208.</ref> [[Daftar pseudo-dewa Slavia|Sejumlah besar dewa Slavia yang diragukan]] telah dijelaskan sejak abad ke-16 hingga saat ini. Para kronikus Polandia pada abad ke-16 dan ke-17 juga menciptakan banyak pseudo-dewa berdasarkan model dari zaman kuno.<ref name=reiter/>
===Pemalsuan di Belarusia===
Sebagian besar dewa dan roh yang tidak ada sebenarnya diciptakan oleh {{ill|Pavel Shpilevsky|ru|Шпилевский, Павел Михайлович}} (juga dikenal dengan nama P. Drevlyansky) dalam tulisannya tentang mitologi Belarus; khususnya, dalam karyanya ''{{ill|Belarusian Folk Legends|ru|Белорусские народные предания}}'' (bagian pertama: 1846, bagian kedua dan ketiga: 1852), di mana dia menggambarkan 52 karakter mitologis Belarus yang hanya sekadar diduga ada, dan sebagian besar dipertanyakan oleh ilmu pengetahuan modern. Meskipun tulisan-tulisannya banyak dikritik oleh para sezamannya (misalnya, oleh [[Alexander Potebnja]]), karya-karya tersebut terlanjur dianggap sebagai referensi yang dapat dipercaya oleh beberapa generasi peneliti.<!--dan banyak terdapat di Wikipedia--> Meskipun Shpilevsky mengumpulkan cerita rakyat Belarus, dia dengan bebas menambahkan interpretasinya sendiri tanpa membedakan antara cerita rakyat yang otentik.<ref>Viktor Korbut, "Вечнае змаганне за містыфікацыі" ("Pertempuran Abadi untuk Mitos"), ''Arche'', edisi 1 (30), 2004, hlm.188-191</ref><ref>А. Богдан, А. Бразгуноў, С. Гаранін, Л. Гедзімін, Л. Ляўшун, В. Чамярыцкі (editor), Editor ilmiah: В. Чамярыцкі.''Анталогія даўняй беларускай літаратуры: XI — першая палова XVIII ст.'', Minsk, Беларуская навука (Ilmu Belarus), 2003.</ref><ref>Топорков А. [http://krotov.info/libr_min/14_n/eb/ylo2.htm#44 О «Белорусских народных преданиях» и их авторе]. Dalam: Рукописи, которых не было. Подделки в области славянского фольклора, Moscow, Ладомир, 2002.</ref><ref>Левкиевская Е. Е. [http://ruthenia.ru/folklore/levkievskaya3.htm Механизмы создания мифологических фантомов в «Белорусских народных преданиях» П. Древлянского] Dalam: Рукописи, которых не было. Подделки в области славянского фольклора, Moscow, Ладомир, 2002.</ref>
Baris 17:
 
Aivar Põldvee menulis bahwa panteon Estonia mulai terbentuk pada abad ke-19 selama periode kebangkitan nasional. Sumber-sumber yang lebih lama mengenai dewa-dewa kuno Estonia sangat terbatas dan ambigu, sementara penelitian abad ke-19 cenderung tidak kritis. Meskipun demikian, tulisan-tulisan abad ke-19 membentuk interpretasi modern dari [[mitologi Estonia]]. Oleh karena itu, Põldvee menulis bahwa istilah "pseudo-mythology" dapat diterapkan di sini.<ref>{{ill|Aivar Põldvee|et}},[https://www.researchgate.net/publication/333911820_Agricola's_List_1551_and_the_Formation_of_the_Estonian_Pantheon "Agricola’s List (1551) and the Formation of the Estonian Pantheon"], Dalam: ''Re-Forming Texts, Music, and Church Art in the Early Modern North'', hlm.449-474, {{doi|10.2307/j.ctt1gsmw8v.20}}. *''Kutipan'': "Sangat tepat untuk menggunakan istilah pseudo-mythology di sini, karena informasi yang lebih lama tentang dewa-dewa dan kepercayaan kuno bangsa Estonia sangat terbatas dan ambigu, sementara catatan abad ke-19 dalam banyak kasus tidak kritis dan juga terlalu terlambat. Sebagian besar materi yang mewakili mitologi Estonia sebaiknya digambarkan dengan istilah fakelore"</ref> Secara khusus, dapat dilacak bagaimana dewa Estonia, [[Vanemuine]], direkonstruksi oleh intelektual Estonia dari [[Väinämöinen]] versi Finlandia, yang keasliannya (setidaknya keseluruhan mitologi sekitarnya) juga dipertanyakan.<ref>Aivar Põldvee, "The Birth of [[Vanemuine]]. Additions to the History of Estonian Pseudo-Mythology" ([https://www.researchgate.net/publication/291312758_The_Birth_of_Vanemuine_Additions_to_the_History_of_Estonian_Pseudo-Mythology abstrak])</ref>
 
==Dampak negatif==
Beberapa klaim pseudo mitologi dan pseudo arkeologi bisa saja digunakan untuk membenarkan pandangan rasis atau xenofobik, dengan mengklaim bahwa kelompok tertentu memiliki asal-usul atau warisan yang lebih superior. Hal ini dapat memperburuk ketegangan sosial dan diskriminasi antar kelompok.<ref>[https://hima.fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1268/Majalah-Artefak-2023-Digital-Ver..pdf ''Majalah Artefak''.] dari situs ugm.ac.id</ref> Selain itu secara umum, pengetahuan dan informasi palsu yang tersebar luas, bisa membuat masyarakat mulai meragukan keakuratan sumber sejarah yang sahih, yang dapat mengurangi penghargaan terhadap penelitian ilmiah dan metode kritis dalam memahami sejarah.<ref>Thung Ju Lan. [https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/download/853/995/24491?inline= ''Sains dan Kultur: Memahami Pseudosains di Indonesia''.] dari situs BRIN</ref>
 
==Referensi==
{{reflist|2}}