Kesabaran (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Kshanti" Tag: pranala ke halaman disambiguasi Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Buddhisme|dhamma}}
Dalam Buddhisme, '''kesabaran''' ([[Bahasa Pali|Pali]]: {{Transl|pi|khanti}}; [[Bahasa Sanskerta|Sansekerta]]: ''{{IAST|kṣānti}}'') adalah salah satu [[paramita]] (kesempurnaan) dalam Buddhisme [[Theravāda]] dan [[Mahāyāna]].
Baris 8 ⟶ 9:
{| cellpadding="10" style="text-align:left"
|
: Kesabaran adalah
:: cara melatih batin terbaik; [[Nirwana]]:
:: yang paling utama,
: <ref>This Pali is from the {{Transl|pi|Ovāda-Pāṭimokkha Gāthā}} in {{Cite book|date=1994|url=https://www.accesstoinsight.org/lib/authors/dhammayut/index.html#chanting|title=A Chanting Guide|publisher=Dhammayut Order in the United States of America|archive-url=https://web.archive.org/web/20090306210627/http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/dhammayut/chanting.html|archive-date=2009-03-06}} (Valthuis characters replaced with Romanized Pāli diacrits.)</ref>▼
:: demikian kata Sang Tercerahkan. Ia yang menyakiti orang lain
:: tidak kontemplatif; Ia yang menganiaya orang lain,
:: tidak pantas disebut petapa.<ref>{{Harvard citation text|Thanissaro|1997b|loc=[https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/dhp/dhp.14.than.html#dhp-183 183]–185}} Perhatikan bahwa, meskipun versifikasi yang digunakan di sini adalah yang digunakan oleh [[Ṭhānissaro Bhikkhu|Thanissaro]], terjemahan bahasa Inggris ini tidak benar-benar sesuai dalam hal urutan kata dengan teks Pāli yang paralel; dengan demikian, pemutusan dalam teks Pāli di sini lebih disisipkan untuk keselarasan visual dengan versifikasi Thanissaro daripada untuk menyediakan terjemahan kata demi kata dari baris bahasa Inggris yang sama.</ref>
|''Khantī''
: ''paramaṃ tapo tītikkhā;''
''Nibbānaṃ''
: ''paramaṃ''
: ''vadanti buddhā.''
''Na hi pabbajito''
: ''parūpaghātī;''
''Samaṇo hoti''
▲: ''paraṃ viheṭhayanto.''<ref>
|}
Di tempat lain dalam kitab Dhammapada, ''khanti'' ditemukan dalam syair 399:
{{poemquote|
penghinaan, penyerangan, & pemenjaraan.
Pasukannya adalah kekuatan;
kekuatannya adalah kesabaran:
dialah yang saya sebut
=== Pengekangan dewa Sakka ===
Dalam [[Saṁyuttanikāya|Saṁyutta Nikāya]], Sang Buddha menceritakan tentang pertempuran kuno antara [[Dewa (Buddhisme)|para dewa]] dan [[Asura (Buddhisme)|para asura]] dengan menangnya para dewa dan ditangkap serta dipenjarakannya raja asura bernama Vepacitti. Ketika dewa [[Sakka (Agama Buddha)|Sakka]] mengunjungi Vepacitti di penjara, Vepacitti "menghina dan memaki dia dengan kata-kata kasar dan kasar," dan Sakka tidak menanggapinya dengan baik. Setelah itu, kusir kereta perang Sakka menanyai Sakka mengenai hal ini, sambil menyatakan kekhawatiran bahwa beberapa orang akan melihat jawaban Sakka sebagai tanda ketakutan atau kelemahan. Sakka menjawab:
{{poemquote|
Bagaimana mungkin orang bijak seperti saya
Terlibat dalam pertempuran dengan orang bodoh?
...Sasaran yang berpuncak pada kebaikan diri sendiri
Tidak ditemukan yang lebih baik daripada kesabaran.
...Orang yang membalas orang yang marah dengan kemarahan
Dengan demikian memperburuk keadaan bagi dirinya sendiri.
Tidak membalas orang yang marah dengan kemarahan,
Seseorang memenangkan pertempuran yang sulit dimenangkan.
Dia berlatih untuk kesejahteraan keduanya,
Kesejahteraannya sendiri dan orang lain,
Ketika, mengetahui bahwa musuhnya marah,
Dia dengan penuh perhatian menjaga kedamaiannya.
Ketika dia mencapai penyembuhan keduanya—
Kesejahteraannya sendiri dan orang lain—
Orang-orang yang menganggapnya bodoh
Sang Buddha kemudian memuji Sakka kepada para pengikutnya atas "kesabaran dan kelembutannya" ({{Transl|pi|khantisoraccassa}}).{{R|VP}}
Baris 46 ⟶ 66:
=== Kesabaran seorang suami yang diselingkuhi ===
Dalam kitab [[Jātaka]], sebuah kisah ''Exposition on Patience Birth Story'' ({{Transl|pi|Khanti-vaṇṇana-jātaka}}: [[Jātaka|J]] 225), Sang Buddha menceritakan tentang kehidupan lampau ketika ia menjadi Brahmadatta, seorang raja [[Benares]]. Pada saat itu, seorang [[abdi dalem]] raja "terlibat dalam intrik di [[harem]] raja." Abdi dalem yang sama ini juga dikhianati oleh salah seorang pembantunya sendiri dan mengeluh kepada raja tentang pembantu itu. Sebagai tanggapan, raja mengungkapkan pengetahuannya tentang pengkhianatan abdi dalem itu dan menyatakan:
{{Blockquote|
Atas dasar rasa malu karena raja mengetahui perbuatan mereka, [[abdi dalem]] dan pembantunya pun menghentikan pengkhianatan mereka.{{R|J225}}
=== Perumpamaan tentang penyiksaan ===
[[Majjhimanikāya|Majjhima Nikāya]] memiliki sebuah kisah klasik tentang kesabaran umat Buddha, yaitu ''Perumpamaan Gergaji dari Sang Buddha'':
{{Blockquote|Para ''bhikkhu'', bahkan jika bandit mencabik-cabik kalian dengan kejam, bagian demi bagian, dengan gergaji bergagang dua, siapa pun di antara kalian yang membiarkan hatinya marah bahkan pada hal itu tidak akan melakukan perintahku. Bahkan, saat itu kalian harus melatih diri: "Batin kami tidak akan terpengaruh dan kami tidak akan mengucapkan kata-kata jahat. Kami akan tetap simpatik, dengan batin yang baik, dan tanpa kebencian batiniah. Kami akan terus merasuki orang-orang ini dengan kesadaran yang dipenuhi dengan niat baik dan, dimulai dengan mereka, kami akan terus merasuki dunia yang meliputi semuanya dengan kesadaran yang dipenuhi dengan niat baik—berlimpah, luas, tak terukur, bebas dari permusuhan, bebas dari niat buruk." Begitulah cara kalian harus melatih diri.{{sfn|Thanissaro|1997c}}}}
Demikian pula, dalam kitab [[Jātaka]], suatu kisah berjudul ''Kisah Kelahiran Guru yang Sabar'' (''Khantivādī Jātaka'': [[Jātaka|J]] 313), seorang raja yang [[Iri hati (Buddhisme)|iri hati]] berulang kali bertanya kepada seorang petapa apa yang diajarkan petapa itu, dan petapa itu menjawab, "Kesabaran," yang selanjutnya didefinisikan oleh petapa itu sebagai "tidak marah ketika disakiti, dikritik atau dipukul." Untuk menguji kesabaran petapa itu, raja memerintahkan petapa itu untuk memukulnya dua ribu kali dengan cambuk berduri, memotong tangan dan kaki petapa itu, memotong hidung dan telinganya, dan kemudian menendang petapa itu di jantungnya. Setelah raja pergi, petapa itu mendoakan raja agar panjang umur dan berkata, "Orang sepertiku tidak merasa marah." Petapa itu meninggal dunia di kemudian hari.{{Sfn|Nandisena|2000}}
Baris 64 ⟶ 88:
* {{Cite book|year=1921–25|title=The Pali Text Society’s Pali–English Dictionary|location=Chipstead|publisher=[[Pali Text Society]]|editor-last=Rhys Davids|editor-first=T.W.|editor-link=T. W. Rhys Davids|editor-last2=Stede|editor-first2=William}} A general on-line search engine for this dictionary is available at http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali/.
* {{Cite book|year=2006|url=https://sacred-texts.com/bud/j2/index.htm|title=The Jātaka or Stories of the Buddha's Former Births|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|editor-last=Cowell|editor-first=E.B.|editor-link=Edward Byles Cowell|volume=II|translator-last=Rouse|translator-first=W.H.D.|ref={{harvid|Rouse|1895}}|orig-year=1895|translator-link=W. H. D. Rouse}}
* {{Cite web|year=1997a|title=Brahmanavagga: Brahmans|url=https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/dhp/dhp.26.than.html|website=Access to Insight|at=[[Dhammapada|Dhp]] XXVI|access-date=3
* {{Cite web|year=1997b|title=Buddhavagga: Awakened|url=https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/dhp/dhp.14.than.html|website=Access to Insight|at=[[Dhammapada|Dhp]] XIV|access-date=3
* {{Cite web|year=1997c|title=Kakacupama Sutta: The Simile of the Saw (excerpt)|url=https://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.021x.than.html|website=Access to Insight|at=[[Majjhima Nikaya|MN]] 21|access-date=3
== Pranala luar ==
|