Pelepasan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 23:
Di bagian lain dari Tripitaka Pali,<ref>Misalnya saja, di Nissaraniya Sutta ([[Anguttara Nikaya|AN]] 5.200) [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.200.than.html (Thanissaro, 2000).]</ref> Sang Buddha secara lebih rinci membandingkan pengejaran pikiran mengenai nafsu indrawi (''[[Kama|kāma]]'') dan pikiran mengenai pelepasan keduniawian ( ''nekkhamma'' ): <ref>Rhys Davids & Stede (1921-25), hlm. 377, [https://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.2:1:692.pali entri untuk "Nekkhamma" (diakses 2 Juli 2007)]. {{Webarchive|url=https://archive.today/20120707141638/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.2:1:692.pali|date=7 Juli 2012}}, menyarankan bahwa hubungan antara nafsu dan penolakan digarisbawahi oleh permainan kata dengan bunyi yang mirip (antara ''kāma'' dan ''nekkhamma'') dalam Tripitaka Pali.</ref>
 
: "Ada kasus ketika pikiran seorang ''bhikkhu'', ketika memperhatikan kenikmatan indra, tidak melonjak karena kenikmatan indriaindra, tidak tumbuh percaya diri, teguh, atau terbebas dalam kenikmatan indra. Namun, ketika memperhatikan pelepasan keduniawian, pikirannya melonjak karena pelepasan keduniawian, tumbuh percaya diri, teguh, & terbebas dalam pelepasan keduniawian. Ketika pikirannya telah benar-benar pergi, telah berkembang dengan benar, telah bangkit dengan benar di atas, memperoleh pembebasan, dan menjadi terpisah dari kenikmatan indriawiindrawi, maka apa pun gejolak, siksaan, & demam yang muncul dalam ketergantungan pada sensualitas, ia terbebas darinya. Ia tidak mengalami perasaan itu. Ini dijelaskan sebagai pelarian dari kenikmatan indriawiindrawi."<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.200.than.html Thanissaro (2000).]</ref>
 
=== Pelepasan keduniawian sebagai praktik Bodhisatwa ===