Pelepasan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+(bedakan dari dosa) |
-spasi berlebih |
||
Baris 21:
=== Pelepasan dan nafsu indrawi ===
Di bagian lain dari Tripitaka Pali,<ref>Misalnya saja, di Nissaraniya Sutta ([[Anguttara Nikaya|AN]] 5.200) [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.200.than.html (Thanissaro, 2000).]</ref> Sang Buddha secara lebih rinci membandingkan pengejaran pikiran mengenai nafsu indrawi (''[[Kama|kāma]]'') dan pikiran mengenai pelepasan keduniawian (
: "Ada kasus ketika pikiran seorang ''bhikkhu'', ketika memperhatikan kenikmatan indra, tidak melonjak karena kenikmatan indra, tidak tumbuh percaya diri, teguh, atau terbebas dalam kenikmatan indra. Namun, ketika memperhatikan pelepasan keduniawian, pikirannya melonjak karena pelepasan keduniawian, tumbuh percaya diri, teguh, & terbebas dalam pelepasan keduniawian. Ketika pikirannya telah benar-benar pergi, telah berkembang dengan benar, telah bangkit dengan benar di atas, memperoleh pembebasan, dan menjadi terpisah dari kenikmatan indrawi, maka apa pun gejolak, siksaan, & demam yang muncul dalam ketergantungan pada sensualitas, ia terbebas darinya. Ia tidak mengalami perasaan itu. Ini dijelaskan sebagai pelarian dari kenikmatan indrawi."<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.200.than.html Thanissaro (2000).]</ref>
Baris 30:
=== Manfaat pelepasan keduniawian ===
: "Merenungkan ''[[Penderitaan (Buddhisme)|dukkha]]'' inheren dalam nafsu-keinginan adalah salah satu cara untuk mengarahkan batin kepada pelepasan keduniawian. Cara lainnya adalah merenungkan secara langsung manfaat yang mengalir dari pelepasan keduniawian. Beralih dari nafsu-keinginan ke pelepasan keduniawian bukanlah, seperti yang mungkin dibayangkan, beralih dari kebahagiaan ke kesedihan, [bukan juga] dari kelimpahan ke kemelaratan. Melainkan beralih dari kesenangan yang kasar dan menjerat ke kebahagiaan dan kedamaian yang agung, dari kondisi perbudakan ke kondisi penguasaan diri. Nafsu-keinginan pada akhirnya melahirkan rasa takut dan kesedihan, tetapi pelepasan keduniawian memberikan keberanian dan kegembiraan. Ia mendorong pencapaian ketiga tahap dari [[tiga pelatihan]]: ia memurnikan [[Sila (Buddhisme)|perilaku]], membantu [[Samādhi|konsentrasi]], dan memelihara benih [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]]. Seluruh rangkaian praktik dari awal hingga akhir sebenarnya dapat dilihat sebagai proses pelepasan keduniawian yang terus berkembang yang berpuncak pada [[Nirwana]] sebagai tahap akhir dari pelepasan, 'pelepasan semua fondasi keberadaan' (
== Lihat pula ==
|